Siswi SMKN 1 Klungkung Jadi Penyuluh HIV/AIDS
Raih Juara I Lomba Public Speaking
SEMARAPURA, NusaBali
Putu Indah Priscilia Dewi,17, seorang siswi SMKN 1 Klungkung, meraih Juara I Lomba Penggalian Bakat Berbicara (public speaking) kategori tutor sebaya se-Indonesia, 25 Juni 2018. Atas prestasi itu, kini siswi yang akrab disapa Anis ini didaulat untuk memberikan penyuluhan terhadap para remaja maupun belajar tentang HIV/AIDS.
Ia pun memberikan penyuluhan di Klungkung hingga ke luar Bali. Ia bergerak bersama Yayasan Kryasta Guna di Kecamatan Ubud, Gianyar. Penyuluhannya berlangsung di Kecamatan Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Klungkung, Agustus-Desember 2018, secara bertahap,. “Kami di Nusa Lembongan dan Nusa Penida memberikan eduspirit workshop,” ujarnya kepada NusaBali, saat ditemui Senin (23/10).
Worksop dengan empat tahapan yakni dance pencegahan HIV atau dance 4 life, edukasi, aktivasi lomba yakni lomba film pendek, jingle, dan yel-yel bertemakan pencegahan HIV aids, dan seremonial. “Sasaran penyuluhan ini adalah kalangan remaja dan pelajar,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, penyakit HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja, salah satu faktor paling berisiko yakni hubungan seks bebas. Sehingga perlu langkah pencegahan, terutama di kalangan remaja, agar saat pacaran tidak bertindak di luar batas.
Dipilihnya workshop di Kecamatan Nusa Penidan karena objek wisata di pulau ini sangat ramai dikunjungi wisatawan. “Kami tidak tahu, apa saja aktivitas wisatawan di pulau ini. Oleh karena itu, kami tetap mengantisipasi generasi penerus agar tidak terjerumus dalam HIV,” ujarnya.
Ia menerima informasi seorang remaja di Kecamatan Nusa Penida terindikasi terjangkit virus tersebut. Kata Anis, fenomena HIV/AIDS ini ibarat gunung es, di samping itu apabila ada yang mengatahui dirinya terjangkit juga tidak mau untuk menginformasikan. Karena masih ada kesan diskriminasi dan stigma dari masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS.
Anis menceritakan awal dirinya bergabung dengan Yayasan tersebut, bermula usai mengikuti lomba dan berhasil meraih juara I dalam lomba public speaking dengan kategori tutor sebaya se-Indonesia, 25 Juni 2018. Dirinya sempat bertemu dengan rekannya yang bekerja di Kantor KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Klungkung. Dari sana ia disarankan bergabung di Yayasan Kryasta Guna. “Saya diberikan pelatihan fasilitator selama seminggu, yayasan ini punya program ‘ayo kita biacara HIV dan AIDS’. Program ini mengedukasi remaja di Indonesia. Sejak 2016, yayasan ini telah bekerja sama dengan Kementetian Pendidikan RI,” ujarnya.
Lewat yayasan ini, ia pernah memberikan penyuluhan hingga ke Batam, Situbondo, Jawa Timur, dan lainnya. Rencananya jika disetujui oleh Kementerian, Anis bersama yayasan akan pergi ke Kupang atau daerah Indonesia bagian timur. “Supaya tidak ketinggalan pelajaran di sekolah, saya tetap mengejar pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dengan menyusulnya,” ujarnya. Tentunya, Anis juga mendapatkan dispensasi dari sekolah. *wan
Putu Indah Priscilia Dewi,17, seorang siswi SMKN 1 Klungkung, meraih Juara I Lomba Penggalian Bakat Berbicara (public speaking) kategori tutor sebaya se-Indonesia, 25 Juni 2018. Atas prestasi itu, kini siswi yang akrab disapa Anis ini didaulat untuk memberikan penyuluhan terhadap para remaja maupun belajar tentang HIV/AIDS.
Ia pun memberikan penyuluhan di Klungkung hingga ke luar Bali. Ia bergerak bersama Yayasan Kryasta Guna di Kecamatan Ubud, Gianyar. Penyuluhannya berlangsung di Kecamatan Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Klungkung, Agustus-Desember 2018, secara bertahap,. “Kami di Nusa Lembongan dan Nusa Penida memberikan eduspirit workshop,” ujarnya kepada NusaBali, saat ditemui Senin (23/10).
Worksop dengan empat tahapan yakni dance pencegahan HIV atau dance 4 life, edukasi, aktivasi lomba yakni lomba film pendek, jingle, dan yel-yel bertemakan pencegahan HIV aids, dan seremonial. “Sasaran penyuluhan ini adalah kalangan remaja dan pelajar,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, penyakit HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja, salah satu faktor paling berisiko yakni hubungan seks bebas. Sehingga perlu langkah pencegahan, terutama di kalangan remaja, agar saat pacaran tidak bertindak di luar batas.
Dipilihnya workshop di Kecamatan Nusa Penidan karena objek wisata di pulau ini sangat ramai dikunjungi wisatawan. “Kami tidak tahu, apa saja aktivitas wisatawan di pulau ini. Oleh karena itu, kami tetap mengantisipasi generasi penerus agar tidak terjerumus dalam HIV,” ujarnya.
Ia menerima informasi seorang remaja di Kecamatan Nusa Penida terindikasi terjangkit virus tersebut. Kata Anis, fenomena HIV/AIDS ini ibarat gunung es, di samping itu apabila ada yang mengatahui dirinya terjangkit juga tidak mau untuk menginformasikan. Karena masih ada kesan diskriminasi dan stigma dari masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS.
Anis menceritakan awal dirinya bergabung dengan Yayasan tersebut, bermula usai mengikuti lomba dan berhasil meraih juara I dalam lomba public speaking dengan kategori tutor sebaya se-Indonesia, 25 Juni 2018. Dirinya sempat bertemu dengan rekannya yang bekerja di Kantor KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Klungkung. Dari sana ia disarankan bergabung di Yayasan Kryasta Guna. “Saya diberikan pelatihan fasilitator selama seminggu, yayasan ini punya program ‘ayo kita biacara HIV dan AIDS’. Program ini mengedukasi remaja di Indonesia. Sejak 2016, yayasan ini telah bekerja sama dengan Kementetian Pendidikan RI,” ujarnya.
Lewat yayasan ini, ia pernah memberikan penyuluhan hingga ke Batam, Situbondo, Jawa Timur, dan lainnya. Rencananya jika disetujui oleh Kementerian, Anis bersama yayasan akan pergi ke Kupang atau daerah Indonesia bagian timur. “Supaya tidak ketinggalan pelajaran di sekolah, saya tetap mengejar pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dengan menyusulnya,” ujarnya. Tentunya, Anis juga mendapatkan dispensasi dari sekolah. *wan
Komentar