Dewi Lestari Ceritakan Keseruan Digital Tribe Aroma Karsa di UWRF 2018
Satu lagi buku baru dalam format cetak akan hadir
GIANYAR, NusaBali
Ubud Writers and Readers Festival 2018 kian menarik dan penuh kejutan memasuki hari keempatnya. Di salah satu sesi bertajuk ‘Musical Storytelling Aroma Karsa,’ Dewi Leastari (Dee) hadir bersama sang suami, Reza Gunawan, untuk menyapa penggemarnya dengan menyanyikan beberapa nukilan cerita pada buku terbarunya, Aroma Karsa.
Berlokasi di Betelnut (27/10), Ubud, pementasan pun dilengkapi dengan sesi tanya jawab seputar proses kreatif Aroma Karsa, hingga sesi book signing (red: sesi tanda tangan) yang tentu tidak akan dilewatkan oleh penggemar Dee. Keseruan makin memuncak tatkala Dee menceritakan bagaimana keseruan Digital Tribe Aroma Karsa yang hadir dua setengah bulan sebelum buku cetak Aroma Karsa resmi dijual di toko buku.
Pasalnya, para pembaca banyak yang berspekulasi, membayangkan jika tokoh-tokoh yang ada dalam Aroma Karsa dijadikan aktor film, mulai dari tokoh utama hingga figuran pun masing-masing punya nama. Namun, Dee hanya memilih netral dalam hal ini.
“Jadi para pembaca itu, mereka berusaha, supaya lebih menjiwai barang kali, sampai pemeran figuran pun mereka pikirin. Kalau saya sih memilih untuk netral karena bahaya. Kalau saya milih salah satu, nanti takutnya ada pertengkaran karena theatre of mind orang kan berbeda-beda. Jadi, seru, banget ini.” sahut Dee dengan raut meyakinkan, disambut tawa pengunjung.
Dee bun beranggapan jika Aroma Karsa jadi difilmkan, maka akan berat di pihak produser, apalagi jika ada yang kurang setuju dengan aktor utama yang dipilih.
“Menurut saya sih akan berat di produser karena jika tidak sesuai maka kembali lagi ke penulisnya, mbak kenapa gini? Padahal kitanya gak ikutan,” sambungnya lagi.
Aroma Karsa, buku ke-12 yang terbit pertama kali dalam bentuk digital pada 18 Januari 2018 oleh penerbit Bookslife dan versi cetak oleh Bentang Pustaka tersebut ternyata baru-baru ini telah berhasil menyabet prestasi sebagai Book of the Year dalam IKAPI Award 2018 dan sekaligus menjadi Mega Best Seller berdasarkan hasil penjualannya. Tidak berhenti sampai di sana, sang penulis pun ketularan prestasi setelah dirinya berhasil terpilih menjadi salah satu dari 12 penulis yang akan ikut mewakili Indonesia dalam Program Budaya di London Book Fair 2019 nanti.
Pada akhir sesi, Dee turut menyampaikan kabar gembira, bahwa buku terbarunya yang bertajuk ‘Di Balik Tirai Aroma Karsa’ yang berisikan seluruh riset dan proses kreatifnya selama menulis, akan diterbitkan dalam versi cetak juga setelah sebelumnya hanya beredar dalam versi digital. Namun, buku tersebut akan dijual terbatas sebagai penutup tur promo Aroma Karsa. Kabar selanjutnya akan diumumkan lewat akun media sosial Dee. *ph
Ubud Writers and Readers Festival 2018 kian menarik dan penuh kejutan memasuki hari keempatnya. Di salah satu sesi bertajuk ‘Musical Storytelling Aroma Karsa,’ Dewi Leastari (Dee) hadir bersama sang suami, Reza Gunawan, untuk menyapa penggemarnya dengan menyanyikan beberapa nukilan cerita pada buku terbarunya, Aroma Karsa.
Berlokasi di Betelnut (27/10), Ubud, pementasan pun dilengkapi dengan sesi tanya jawab seputar proses kreatif Aroma Karsa, hingga sesi book signing (red: sesi tanda tangan) yang tentu tidak akan dilewatkan oleh penggemar Dee. Keseruan makin memuncak tatkala Dee menceritakan bagaimana keseruan Digital Tribe Aroma Karsa yang hadir dua setengah bulan sebelum buku cetak Aroma Karsa resmi dijual di toko buku.
Pasalnya, para pembaca banyak yang berspekulasi, membayangkan jika tokoh-tokoh yang ada dalam Aroma Karsa dijadikan aktor film, mulai dari tokoh utama hingga figuran pun masing-masing punya nama. Namun, Dee hanya memilih netral dalam hal ini.
“Jadi para pembaca itu, mereka berusaha, supaya lebih menjiwai barang kali, sampai pemeran figuran pun mereka pikirin. Kalau saya sih memilih untuk netral karena bahaya. Kalau saya milih salah satu, nanti takutnya ada pertengkaran karena theatre of mind orang kan berbeda-beda. Jadi, seru, banget ini.” sahut Dee dengan raut meyakinkan, disambut tawa pengunjung.
Dee bun beranggapan jika Aroma Karsa jadi difilmkan, maka akan berat di pihak produser, apalagi jika ada yang kurang setuju dengan aktor utama yang dipilih.
“Menurut saya sih akan berat di produser karena jika tidak sesuai maka kembali lagi ke penulisnya, mbak kenapa gini? Padahal kitanya gak ikutan,” sambungnya lagi.
Aroma Karsa, buku ke-12 yang terbit pertama kali dalam bentuk digital pada 18 Januari 2018 oleh penerbit Bookslife dan versi cetak oleh Bentang Pustaka tersebut ternyata baru-baru ini telah berhasil menyabet prestasi sebagai Book of the Year dalam IKAPI Award 2018 dan sekaligus menjadi Mega Best Seller berdasarkan hasil penjualannya. Tidak berhenti sampai di sana, sang penulis pun ketularan prestasi setelah dirinya berhasil terpilih menjadi salah satu dari 12 penulis yang akan ikut mewakili Indonesia dalam Program Budaya di London Book Fair 2019 nanti.
Pada akhir sesi, Dee turut menyampaikan kabar gembira, bahwa buku terbarunya yang bertajuk ‘Di Balik Tirai Aroma Karsa’ yang berisikan seluruh riset dan proses kreatifnya selama menulis, akan diterbitkan dalam versi cetak juga setelah sebelumnya hanya beredar dalam versi digital. Namun, buku tersebut akan dijual terbatas sebagai penutup tur promo Aroma Karsa. Kabar selanjutnya akan diumumkan lewat akun media sosial Dee. *ph
1
Komentar