Wacana Pembangunan KA, Badung Tunggu Keputusan
Wacana pembangunan kereta api (KA) yang menghubungkan Bali Selatan dengan Bali Utara terus bergulir.
MANGUPURA, NusaBali
Tidak saja dalam upaya memudahkan transportasi menuju Bali Utara atau sebaliknya, tapi ini juga bagian dari upaya pemerintah menyeimbangkan pembangunan. Seperti diketahui, wacana pembangunan kereta api ini rutenya adalah Desa Mengwitani (Kecamaan Mengwi, Badung) menuju Desa Sukasada (Kecamatan Sukasada, Buleleng). Seperti apa perkembangannya sekarang, belum lama ini telah dilaksanakan focus group discussion (FGD) di Kuta, tentang kelanjutan wacana pembangunan kereta api ini.
“Pada intinya, FGD membahas pelaksanaan kerja sama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur perkeretaapian di Provinsi Bali,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Badung AA Ngurah Rai Yuda Darma, Sabtu (27/10).
Diakuinya sempat disinggung soal perhitungan trase yang dilintasi kereta api. Namun itu pun masih sebatas penjajagan. “Untuk penetapan trase jalur kereta api, kami juga belum jelas mengetahuinya, karena semua masih dalam penjajagan. Namun wacananya memang dari Badung menuju Singaraja,” imbuhnya.
Begitu juga soal lahannya, Yuda Darma mengaku pihaknya belum mengetahui secara pasti. “Tapi mungkin pergantian moda transportasinya di seputaran Terminal Mengwi. Kami pun belum mengetahui letak lahannya di mana, karena lahan yang ada yang menjadi aset Kemenhub hanya Terminal Mengwi,” tegasnya.
“Untuk itu, kami pun sampai sekarang menunggu keputusan selanjutnya. Dalam kaitan kereta api ini diimplementasikan bukan masalah mendukung atau tidak, tetapi sebuah kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” kata pejabat asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, ini.
Namun, pihaknya berharap dengan adanya kereta api nanti juga diimbangi dengan angkutan umum yang memadai pula. Sebab tidak mungkin menuju stasiun menggunakan kendaraan pribadi, karena tentu akan membutuhkan lahan parkir yang luas. Nah, solusi soal itu adalah sinergi dengan angkutan umum lainnya. “Bisa dibilang mempunyai hubungan simbiosis mutualisme (antara kereta api dan angkut umum lainnya, Red),” tegasnya. *asa
Tidak saja dalam upaya memudahkan transportasi menuju Bali Utara atau sebaliknya, tapi ini juga bagian dari upaya pemerintah menyeimbangkan pembangunan. Seperti diketahui, wacana pembangunan kereta api ini rutenya adalah Desa Mengwitani (Kecamaan Mengwi, Badung) menuju Desa Sukasada (Kecamatan Sukasada, Buleleng). Seperti apa perkembangannya sekarang, belum lama ini telah dilaksanakan focus group discussion (FGD) di Kuta, tentang kelanjutan wacana pembangunan kereta api ini.
“Pada intinya, FGD membahas pelaksanaan kerja sama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur perkeretaapian di Provinsi Bali,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Badung AA Ngurah Rai Yuda Darma, Sabtu (27/10).
Diakuinya sempat disinggung soal perhitungan trase yang dilintasi kereta api. Namun itu pun masih sebatas penjajagan. “Untuk penetapan trase jalur kereta api, kami juga belum jelas mengetahuinya, karena semua masih dalam penjajagan. Namun wacananya memang dari Badung menuju Singaraja,” imbuhnya.
Begitu juga soal lahannya, Yuda Darma mengaku pihaknya belum mengetahui secara pasti. “Tapi mungkin pergantian moda transportasinya di seputaran Terminal Mengwi. Kami pun belum mengetahui letak lahannya di mana, karena lahan yang ada yang menjadi aset Kemenhub hanya Terminal Mengwi,” tegasnya.
“Untuk itu, kami pun sampai sekarang menunggu keputusan selanjutnya. Dalam kaitan kereta api ini diimplementasikan bukan masalah mendukung atau tidak, tetapi sebuah kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” kata pejabat asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, ini.
Namun, pihaknya berharap dengan adanya kereta api nanti juga diimbangi dengan angkutan umum yang memadai pula. Sebab tidak mungkin menuju stasiun menggunakan kendaraan pribadi, karena tentu akan membutuhkan lahan parkir yang luas. Nah, solusi soal itu adalah sinergi dengan angkutan umum lainnya. “Bisa dibilang mempunyai hubungan simbiosis mutualisme (antara kereta api dan angkut umum lainnya, Red),” tegasnya. *asa
1
Komentar