Warga Tidak Mampu Ikuti Matatah Massal Gratis
Sebanyak 179 warga tidak mampu di Buleleng mengikuti upacara matatah (potong gigi) massal, Redite Umanis Ukir, Minggu (28/10) pagi.
SINGARAJA, NusaBali
Aksi sosial yang digawangi oleh Yayasan Angel Heart Bali digelar di Monumen Perjuangan Tri Yuda Sakti, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, membantu umat dengan keterbatasan ekonomi dalam menuntaskan yadnya.
Seluruh rangkaian upacara yang dimulai sejak subuh dipuput oleh lima orang sulinggih dari lima kabupaten di Bali. Kelimanya yakni Ida Pandita Mpu Nabe Bhaskara Murthi Biru Daksa, dari Negara; Ida Pandita Mpu Agnijaya Shree Bhaskara, dari Buleleng; Ida Pandita Mpu Agni Sanjaya Bhaskara, dari Tabanan; Ida Rsi Bhagawan Agni Sathya Yoga Sebali, dari Klungkung; dan Ida Pandita Mpu Agni Shiwa Natha Bhaskara, dari Karangasem. Dalam proses matatah masal yang diikuti seratusan umat juga dibantu oleh 10 sanging.
Ketua Yayasan Angel Hearts Bali, Linda Anugerah, mengatakan upacara matatah massal yang digelar perdana ini memang untuk membantu umat Hindu yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk melakukan upacara. Peserta yang berasal dari sejumlah daerah di Buleleng itu tidak terbatas umur. Tak hanya remaja tetapi juga hingga orang tua yang sudah berumur 60 tahun ke atas.
“Mereka memang sulit menyelenggarakan, karena berasal dari keluarga tidak mampu. Apalagi upacara ini kewajiban terakhir orang tua pada anaknya. Kami harap ini bisa membantu mereka,” kata.
Timnya pun memberlakukan seleksi khusus bagi peserta yang ikut dalam pelaksanaan matatah masal itu, agar bantuan yang diberikan memang tepat sasaran kepada yang benar-benar memerlukan. Calon peserta yang mengajukan diri juga menjalani home visite untuk melihat kondisi sesungguhnya sebelum dinyatakan layak ikut serta.
Selain upacara matatah, bagi peserta yang belum pernah menjalani upacara tiga bulanan dan otonan, juga difasilitasi panitia. Terutama bagi peserta yang sudah berumur. Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, menyambut positif kegiatan tersebut. Rousmini mengatakan, kegiatan itu sangat membantu keluarga miskin yang selama ini kesulitan menggelar upacara matatah. Ia berharap kegiatan tersebut bisa dilaksanakan secara kontinu.
“Tentu ini sangat membantu masyarakat kita yang kurang mampu. Jadi mereka tidak lagi terbebani dengan pikiran mencari biaya untuk menggelar upacara. Mudah-mudahan ini bisa diselenggarakan secara rutin,” kata Rousmini. *k23
Seluruh rangkaian upacara yang dimulai sejak subuh dipuput oleh lima orang sulinggih dari lima kabupaten di Bali. Kelimanya yakni Ida Pandita Mpu Nabe Bhaskara Murthi Biru Daksa, dari Negara; Ida Pandita Mpu Agnijaya Shree Bhaskara, dari Buleleng; Ida Pandita Mpu Agni Sanjaya Bhaskara, dari Tabanan; Ida Rsi Bhagawan Agni Sathya Yoga Sebali, dari Klungkung; dan Ida Pandita Mpu Agni Shiwa Natha Bhaskara, dari Karangasem. Dalam proses matatah masal yang diikuti seratusan umat juga dibantu oleh 10 sanging.
Ketua Yayasan Angel Hearts Bali, Linda Anugerah, mengatakan upacara matatah massal yang digelar perdana ini memang untuk membantu umat Hindu yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk melakukan upacara. Peserta yang berasal dari sejumlah daerah di Buleleng itu tidak terbatas umur. Tak hanya remaja tetapi juga hingga orang tua yang sudah berumur 60 tahun ke atas.
“Mereka memang sulit menyelenggarakan, karena berasal dari keluarga tidak mampu. Apalagi upacara ini kewajiban terakhir orang tua pada anaknya. Kami harap ini bisa membantu mereka,” kata.
Timnya pun memberlakukan seleksi khusus bagi peserta yang ikut dalam pelaksanaan matatah masal itu, agar bantuan yang diberikan memang tepat sasaran kepada yang benar-benar memerlukan. Calon peserta yang mengajukan diri juga menjalani home visite untuk melihat kondisi sesungguhnya sebelum dinyatakan layak ikut serta.
Selain upacara matatah, bagi peserta yang belum pernah menjalani upacara tiga bulanan dan otonan, juga difasilitasi panitia. Terutama bagi peserta yang sudah berumur. Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, menyambut positif kegiatan tersebut. Rousmini mengatakan, kegiatan itu sangat membantu keluarga miskin yang selama ini kesulitan menggelar upacara matatah. Ia berharap kegiatan tersebut bisa dilaksanakan secara kontinu.
“Tentu ini sangat membantu masyarakat kita yang kurang mampu. Jadi mereka tidak lagi terbebani dengan pikiran mencari biaya untuk menggelar upacara. Mudah-mudahan ini bisa diselenggarakan secara rutin,” kata Rousmini. *k23
Komentar