nusabali

Berebut Panjat Penjor, Simbol Kerja Keras Raih Kesejahteraan

  • www.nusabali.com-berebut-panjat-penjor-simbol-kerja-keras-raih-kesejahteraan

Sebelum tradisi Makincang-kincung, krama lanang melakukan ritual Baris Idih-idih sambil menari keliling kampung. Sedangkan setelah Makincang-kuncung, ada ritual Masindihan kelompok teruna vs teruni

Tradisi Ritual Mekincang-kincung di Pura Puseh Desa Pakraman Patas, Tegallalang

GIANYAR, NusaBali
Tradisi ritual Mekincang-kincung kembali dilaksanakan krama Desa Pakraman Patas, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Tegallang bertepatan Tumpek Landep pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (27/10) malam. Tradisi ritual yang yang dilaksanakan serangkaian dengan karya Pujawali Kepitu di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Pakraman Patas---yang jatuh setahun sekali pada awal Sasih Kalima (bulan kelima sistem penanggalan Bali)---ini digelar sebagai gambaran kerja keras krama untuk meraih kesejahteraan.

Ritual Mekincang-kincung ini intinya menampilkan bagaimana kaum teruna (pemuda laki-laki) kerja keras berebut memanjat penjor setinggi 10 meter di Utama Mandala Pura Puseh lan Bale Agung Desa Pakraman Patas. Mereka kemudian berlomba meraih sampian yang bergantungan di atas penjor. Ritual ini mirip dengan lomba panjat pinang saat momen perayaan Agustusan.

Seluruh peserta ritual Mekincang-kincung adalah kaum teruna, dengan diiringi sorak sorai krama Desa Pakraman Patas. Sebelum ritual Makincang-kincung dimulai, prajuru adat diberikan kesempatan pertama berjalan mengelilingi penjor ukuran besar tersebut. Di belakang prajuru adat, ratusan krama lanang telah bersiap untuk berebut menaiki penjor.

Menurut Penyarikan Desa Pakraman Patas, I Ketut Wija, sampian yang bergantungan di atas penjor dan menjadi rebutan merupakan lambang kesuburan. Sampian ini harus diraih peserta ritual Makincang-kincung dengan kerja keras. Peserta berlomba naik setelah melakukan gerakan memutar mengelilingi penjor.

Setidaknya ada 8 gerakan yang dilakukan, sebelum seluruh peserta berlomba untuk mampu naik hingga ke ujung atas di antara batas sayap penjor. Pesrta berebut naik ke atas penjor dengan berbagai cara. Bahkan, banyak yang melompat dan bertumpu di pundak peserta lainnya, untuk bisa lebih dulu naik.

"Ritual ini berlangsung penuh sukacita. Pesertanya pemuda desa, merekaberlomba untuk mendapatkan sampian sebagai lambang kesejahteran," ungkap Ketut Wija di sela kegiatan ritual Makincang-kincung di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Pakraman Patas, malam itu.

Menurut Ketut Wija, tradisi ritual Mekincang-kincung ini digelar rutin setahun sekali saat karya Pujawali Kepitu di Pura Puseh lan Bale Agung pada awal memasuki Sasih Kapitu. Beberapa hari sebelum tradisi Mekincang-kincung digelar, krama Desa Pakraman Patas lebih dulu menggelar ritual Baris Idih-idih.

Tradisi Baris Idih-idih adalah tarian yang diperankan kaum teruna, di mana mereka menari sepanjang jalan mengelilingi kampung. Mereka keliling untuk satu prosesi ngidih (meminta) perlengkapan upakara yang akan dipersembahkan saat karya Pujawali Kepitu di Pura Puseh lan Bale Agung.

Krama Desa Pakraman Patas pun menyambut kaum teruna yang keliling kampung sambil menari ini dengan persembahan berbagai sesajen, di perbatasan desa. "Baris idih-idih ini juga dilengkapi dengan senjata tombak, di mana peserta menari dengan diiringi gambelan baris," jelas Ketut Wija.

Sementara itu, setelah tradisi Mekincang-kincung di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Pakraman Patas, digelar kegiatan ritual penutup beripa tradisi Mesindian (saling sindir) antara kaum teruna (pemuda pria) vs teruni (gadis perempuan). Ritual Masindioan ini dilaksanakan sesaat sebelum karya Pujawali Kepitu masineb (ditutup).

Dalam ritual Masindian ini, kelompok teruna dan teruni saling berbalas pantun, sebagai tanda keakraban dan persatuan di antara sesama. Layaknya saling sindir anak muda, sindiran mereka lebih banyak menyangkut hubungan cinta kasih.

Menurut Ketut Wija, tradisi Masindian ini pun selalu dilakukan dengan iringan gambelan. “Selain diiringi gambelan, juga diikuti dengan tarian Rejang oleh seluruh pemudi dan ibu rumah tangga," katanya. *nvi

Komentar