368.961 Mahasiswa Dapat Beasiswa Bidikmisi
Pemerintah terus meningkatkan kuota beasiswa Bidikmisi setiap tahunnya, sebab anak-anak tidak mampu yang kuliah ini telah menunjukkan prestasi luar biasa.
JAKARTA, NusaBali
Bidikmisi adalah program bantuan biaya pendidikan yang diberikan Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa kuota penerima Bidikmisi meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan menunjukkan keberpihakan pemerintah bagi kalangan tidak mampu untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
“Kuotanya dari 199.408 mahasiswa pada 2014, menjadi 339.348 mahasiswa pada 2017. Target kami pada tahun 2018, penerima Bidikmisi sebanyak 368.961 mahasiswa,” ungkapnya di Gedung Serbaguna Sekretariat Negara, Jakarta.
Dia menambahkan bahwa penerima Bidikmisi menunjukkan prestasi akademik yang memuaskan. “Sebanyak 82,83% penerima Bidikmisi memperoleh IPK di atas 3. Alumni Bidikmisi juga menunjukkan prestasi menggembirakan, baik bekerja di perusahaan swasta, BUMN, guru maupun yang berwirausaha,” jelasnya.
Nasir menjelaskan, Kemenristek-Dikti memiliki bantuan biaya pendidikan Bidikmisi, yakni program afirmasi pendidikan tinggi yang bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan masyarakat di Indonesia. Melalui program afirmasi ini, putra-putri bangsa yang me miliki potensi akademik dan berasal dari kalangan tidak mampu akan mendapatkan pembiayaan penuh untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. “Selain biaya pendidikan, penerima Bidikmisi juga akan menerima uang saku bulanan untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Kemenristekdikti juga memiliki kebijakan afirmatif lainnya yaitu Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Papua dan Daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal). Program ini untuk meningkatkan putra-putri Pa pua dan daerah 3T untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Pada tahun 2014, penerima manfaat program ini 1.673 mahasiswa, sedangkan pada 2018 ditargetkan 5.743 mahasiswa .
Sementara terkait afirmasi bagi siswa tidak mampu, Mendikbud Muhadjir Effendy di lokasi yang sama menyampaikan bahwa pada 2015 untuk tingkat SD sudah 10,8 juta anak yang memperoleh KIP (Kartu Indonesia Pintar), sedangkan pada 2016 sebanyak 10,9 juta. Pada 2017, Mendikbud mengatakan ada 10,4 juta, sedangkan pada 2018 sebanyak 7 juta. Pada November akan kembali dilakukan pembagian untuk tahap ketiga KIP.
“Mekanisme penyaluran, dari semula kartu biasa, menjadi sekarang sudah 70% cashless. Jadi bisa juga dipakai untuk ATM sehingga bisa diambil langsung sewaktu-waktu sesuai kebutuhan,” katanya. *
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa kuota penerima Bidikmisi meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan menunjukkan keberpihakan pemerintah bagi kalangan tidak mampu untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
“Kuotanya dari 199.408 mahasiswa pada 2014, menjadi 339.348 mahasiswa pada 2017. Target kami pada tahun 2018, penerima Bidikmisi sebanyak 368.961 mahasiswa,” ungkapnya di Gedung Serbaguna Sekretariat Negara, Jakarta.
Dia menambahkan bahwa penerima Bidikmisi menunjukkan prestasi akademik yang memuaskan. “Sebanyak 82,83% penerima Bidikmisi memperoleh IPK di atas 3. Alumni Bidikmisi juga menunjukkan prestasi menggembirakan, baik bekerja di perusahaan swasta, BUMN, guru maupun yang berwirausaha,” jelasnya.
Nasir menjelaskan, Kemenristek-Dikti memiliki bantuan biaya pendidikan Bidikmisi, yakni program afirmasi pendidikan tinggi yang bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan masyarakat di Indonesia. Melalui program afirmasi ini, putra-putri bangsa yang me miliki potensi akademik dan berasal dari kalangan tidak mampu akan mendapatkan pembiayaan penuh untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. “Selain biaya pendidikan, penerima Bidikmisi juga akan menerima uang saku bulanan untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Kemenristekdikti juga memiliki kebijakan afirmatif lainnya yaitu Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Papua dan Daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal). Program ini untuk meningkatkan putra-putri Pa pua dan daerah 3T untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Pada tahun 2014, penerima manfaat program ini 1.673 mahasiswa, sedangkan pada 2018 ditargetkan 5.743 mahasiswa .
Sementara terkait afirmasi bagi siswa tidak mampu, Mendikbud Muhadjir Effendy di lokasi yang sama menyampaikan bahwa pada 2015 untuk tingkat SD sudah 10,8 juta anak yang memperoleh KIP (Kartu Indonesia Pintar), sedangkan pada 2016 sebanyak 10,9 juta. Pada 2017, Mendikbud mengatakan ada 10,4 juta, sedangkan pada 2018 sebanyak 7 juta. Pada November akan kembali dilakukan pembagian untuk tahap ketiga KIP.
“Mekanisme penyaluran, dari semula kartu biasa, menjadi sekarang sudah 70% cashless. Jadi bisa juga dipakai untuk ATM sehingga bisa diambil langsung sewaktu-waktu sesuai kebutuhan,” katanya. *
1
Komentar