SMPN 1 Banjarangkan Pentaskan Drama Tari Godogan
Siswa SMPN 1 Banjarangkan, Klungkung, pentaskan Drama Tari Godogan, dalam acara Klungkung Menari, di depan Monumen Puputan Klungkung, Sabtu (27/10) malam.
SEMARAPURA, NusaBali
Tari Pentas tarian kolosal yang melibatkan 70 siswa SMPN 1 Banjarangkan ini pun berhasil memukau para penonton.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung I Nyoman Mudarta, jajaran OPD dan lainnya. Kepala SMPN 1 Banjarangkan I Nengah Suradnya mengatakan, adapun garapan Drama Tari Godogan (kodok) ini mengisahkan sepasang suami istri telah lama tidak memiliki keturunan alias ‘bekung’.
Hidup di desa dengan mata pencaharian sebagai pencari kayu. Suatu saat mereka mencari kayu di tengah hutan, terasa haus dirasakan oleh istri Pan Bekung seketika itu melihat kelapa muda. Namun Pan Bekung tidak kuat memanjat pohon kelapa tersebut. "Karena saking hausnya diminum lah air di atas tempayang atau tempurung kelapa muda itu," ujar Kasek Suradnya, kepada NusaBali, Minggu (28/10).
Tidak diketahui dan disadari air yang diminum sudah diminum dulu oleh Godogan atas anugrah Betara Ciwa akhirnya hamillah istri Pan Bekung dalam waktu lama yang akhirnya melahirkan putra Godogan.
Kelahiran putra Godogan tidak mmbuat Pan Bekung bersedih namun selalu bahagia sampai pada suatu hari Godogan ingin mempersunting putri dari Raja Daha.
"Sungguh membuat Pan Godogan terkejut terperangah atas permintaan anaknya Godogan. Akhirnya demi anaknya satu-satunya agar tidak kecewa maka pan Godogan merestui keinginan anaknya mempersunting putri Raja Daha.
Akhirnya cinta godogan diterima oleh Putri Raja Daha, dan Godogan pun berubah wujud menjadi seorang yang sangat tampan. Ternyata Godogan adalah putra Raja Jenggala. Rasa bahagia menyelimutj keluarga Pan Bekung. Hal itu dibuktikan dengan mengadakan pertunjukkan Joged untuk membayar kaul Pan Godogan jika anaknya Godogan menemukan jodohnya. "Dalam pentas ini kita ingin memberikan ruang kepada siswa untuk berkreativitas dalam kesenian," ujarnya.
Drama Tari Godogan ini penanggungjawab I Nengah Suradnya, penata tabuh dan ide cerita I Dw Ketut Oka, penata tari Ni Wayan Somawati, saat pentas tersebut berlangsung selama 1 jam dari pukul 20.00 Wita-21.00 Wita. *wan
Tari Pentas tarian kolosal yang melibatkan 70 siswa SMPN 1 Banjarangkan ini pun berhasil memukau para penonton.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung I Nyoman Mudarta, jajaran OPD dan lainnya. Kepala SMPN 1 Banjarangkan I Nengah Suradnya mengatakan, adapun garapan Drama Tari Godogan (kodok) ini mengisahkan sepasang suami istri telah lama tidak memiliki keturunan alias ‘bekung’.
Hidup di desa dengan mata pencaharian sebagai pencari kayu. Suatu saat mereka mencari kayu di tengah hutan, terasa haus dirasakan oleh istri Pan Bekung seketika itu melihat kelapa muda. Namun Pan Bekung tidak kuat memanjat pohon kelapa tersebut. "Karena saking hausnya diminum lah air di atas tempayang atau tempurung kelapa muda itu," ujar Kasek Suradnya, kepada NusaBali, Minggu (28/10).
Tidak diketahui dan disadari air yang diminum sudah diminum dulu oleh Godogan atas anugrah Betara Ciwa akhirnya hamillah istri Pan Bekung dalam waktu lama yang akhirnya melahirkan putra Godogan.
Kelahiran putra Godogan tidak mmbuat Pan Bekung bersedih namun selalu bahagia sampai pada suatu hari Godogan ingin mempersunting putri dari Raja Daha.
"Sungguh membuat Pan Godogan terkejut terperangah atas permintaan anaknya Godogan. Akhirnya demi anaknya satu-satunya agar tidak kecewa maka pan Godogan merestui keinginan anaknya mempersunting putri Raja Daha.
Akhirnya cinta godogan diterima oleh Putri Raja Daha, dan Godogan pun berubah wujud menjadi seorang yang sangat tampan. Ternyata Godogan adalah putra Raja Jenggala. Rasa bahagia menyelimutj keluarga Pan Bekung. Hal itu dibuktikan dengan mengadakan pertunjukkan Joged untuk membayar kaul Pan Godogan jika anaknya Godogan menemukan jodohnya. "Dalam pentas ini kita ingin memberikan ruang kepada siswa untuk berkreativitas dalam kesenian," ujarnya.
Drama Tari Godogan ini penanggungjawab I Nengah Suradnya, penata tabuh dan ide cerita I Dw Ketut Oka, penata tari Ni Wayan Somawati, saat pentas tersebut berlangsung selama 1 jam dari pukul 20.00 Wita-21.00 Wita. *wan
Komentar