Spanduk Imbauan Justru Dipaku di Pohon
Kampanye untuk menjaga pohon perindang agar tak dirusak dan dipaku tengah gencarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Namun sayangnya kampanye tersebut ternoda dengan pemasangan spanduk imbauan yang justru dipaku di pohon. Ini seperti terpantau di Jalan Raya Sempidi, Mengwi, Badung, Senin (29/10).
Tak ayal banyak yang menilai imbauan tak mencerminkan pesan yang tertulis di spanduk tersebut, ‘sayangi pohon perindang, jangan dipaku dan dipasang spanduk’.
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan mengakui bahwa spanduk tersebut dipasang pihak DLHK Badung. Namun, pihaknya membantah bila yang dilakukan justru merusak pohon perindang. “Di lokasi selama ini kerap dijadikan tempat pembuangan sampah. Makanya, kami pasang spanduk, sebenarnya untuk menutupi itu,” kata Merthawan, Senin kemarin.
“Beberapa kali kami pasang dengan cara hanya mengikat di pohon, ternyata spanduknya selalu hilang. Malah sudah delapan kali,” kata pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, itu.
Namun, pihaknya menegaskan akan mencabut spanduk tersebut bila kemudian menimbulkan polemik. “Kalau begitu saya perintahkan staf untuk mencabut spanduk itu,” tegasnya. Sore harinya spanduk dimaksud akhirnya dilepas. *asa
Namun sayangnya kampanye tersebut ternoda dengan pemasangan spanduk imbauan yang justru dipaku di pohon. Ini seperti terpantau di Jalan Raya Sempidi, Mengwi, Badung, Senin (29/10).
Tak ayal banyak yang menilai imbauan tak mencerminkan pesan yang tertulis di spanduk tersebut, ‘sayangi pohon perindang, jangan dipaku dan dipasang spanduk’.
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan mengakui bahwa spanduk tersebut dipasang pihak DLHK Badung. Namun, pihaknya membantah bila yang dilakukan justru merusak pohon perindang. “Di lokasi selama ini kerap dijadikan tempat pembuangan sampah. Makanya, kami pasang spanduk, sebenarnya untuk menutupi itu,” kata Merthawan, Senin kemarin.
“Beberapa kali kami pasang dengan cara hanya mengikat di pohon, ternyata spanduknya selalu hilang. Malah sudah delapan kali,” kata pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, itu.
Namun, pihaknya menegaskan akan mencabut spanduk tersebut bila kemudian menimbulkan polemik. “Kalau begitu saya perintahkan staf untuk mencabut spanduk itu,” tegasnya. Sore harinya spanduk dimaksud akhirnya dilepas. *asa
1
Komentar