Lomba Baca Puisi Peringati Bulan Bahasa
Puluhan siswa SD, SMP dan SMA secara maraton mengikuti lomba baca puisi yang digelar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) bekerjasama dengan komunitas Mahima.
SINGARAJA, NusaBali
Lomba baca puisi yang diselenggarakan rutin tiap tahun merupakan upaya memupuk kecintaan terhadap bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional. Puluhan peserta pun mengikuti lomba sejak Sabtu (27/10) hingga Senin (29/10) siang. Mereka membawakan puisi karya anak lokal Buleleng seperti Wulan Dewi Saraswati, Desi Nurani, Candra Puspita Dewi, Devi Gita, mengangkat tema pemuda cinta dan bahasa, merayakan bahasa merayakan cinta.
Ketua Panitia Lomba, Putu Sri Mardewi, ditemui Senin (29/10) kemarin mengatakan, membaca puisi adalah sebuah kegiatan budaya, yang memiliki makna lebih dari sekadar membaca hingga selesai. Seluruh peserta lebih dituntut menemukan makna puisi dalam kehidupan sehari-hari. “Jadi dengan membaca puisi ini akan membudayakan kegiatan mengapresiasi karya sastra di kalangan siswa dan juga menularkan kecintaan berbahasa Indonesia,” kata dia.
Dalam ajang itu dibagi menjadi tiga kategori, yakni kategori SD, SMP dan SMA-Umum. Sementara itu salah seorang guru bahasa Indonesia, Dewi Yudiarmika mengatakan, lomba baca puisi ini merupakan salah satu upaya melatih rasa percaya diri siswa.
Dengan puisi menurutnya keberadaan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda yang mulai mengalami pergeseran dapat dipulihkan kembali. “Saat ini banyak dominasi bahasa asing dan pergaulan di kalangan mereka, kalau tidak ada upaya pencegahan bisa-bisa Bahasa Indonesia ta menjadi bahasa utama lagi,” ungkap dia.
Lomba membaca puisi pun disebutnya sangat mendukung upaya membangun kecintaan bahasa Indonesia dan juga sastra Indonesia. Ajang ini juga memberi ruang apresiasi bahasa dan sastra indonesia bagi anak-anak muda saat ini. *k23
Lomba baca puisi yang diselenggarakan rutin tiap tahun merupakan upaya memupuk kecintaan terhadap bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional. Puluhan peserta pun mengikuti lomba sejak Sabtu (27/10) hingga Senin (29/10) siang. Mereka membawakan puisi karya anak lokal Buleleng seperti Wulan Dewi Saraswati, Desi Nurani, Candra Puspita Dewi, Devi Gita, mengangkat tema pemuda cinta dan bahasa, merayakan bahasa merayakan cinta.
Ketua Panitia Lomba, Putu Sri Mardewi, ditemui Senin (29/10) kemarin mengatakan, membaca puisi adalah sebuah kegiatan budaya, yang memiliki makna lebih dari sekadar membaca hingga selesai. Seluruh peserta lebih dituntut menemukan makna puisi dalam kehidupan sehari-hari. “Jadi dengan membaca puisi ini akan membudayakan kegiatan mengapresiasi karya sastra di kalangan siswa dan juga menularkan kecintaan berbahasa Indonesia,” kata dia.
Dalam ajang itu dibagi menjadi tiga kategori, yakni kategori SD, SMP dan SMA-Umum. Sementara itu salah seorang guru bahasa Indonesia, Dewi Yudiarmika mengatakan, lomba baca puisi ini merupakan salah satu upaya melatih rasa percaya diri siswa.
Dengan puisi menurutnya keberadaan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda yang mulai mengalami pergeseran dapat dipulihkan kembali. “Saat ini banyak dominasi bahasa asing dan pergaulan di kalangan mereka, kalau tidak ada upaya pencegahan bisa-bisa Bahasa Indonesia ta menjadi bahasa utama lagi,” ungkap dia.
Lomba membaca puisi pun disebutnya sangat mendukung upaya membangun kecintaan bahasa Indonesia dan juga sastra Indonesia. Ajang ini juga memberi ruang apresiasi bahasa dan sastra indonesia bagi anak-anak muda saat ini. *k23
Komentar