nusabali

Keluarga IGA Metta Berkumpul di Bogor

  • www.nusabali.com-keluarga-iga-metta-berkumpul-di-bogor

I Gusti Ayu Ngurah Metta Kurnia bertugas di Pangkalpinang sejak 2 tahun lalu, biasa pulang ke Bogor sepekan sekali pada Sabtu-Minggu

50 Penyelam Dikerahkan Cari Badan Pesawat Lion Air JT 610


SINGARAJA, NusaBali
Kakak kandung I Gusti Ayu Ngurah Metta Kurnia, 44, salah satu dari 189 korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, yakni I Gusti Ayu Maya Kurnia, 49, terbang ke Jakarta, Selasa (30/10) pagi, untuk mencari tahu informasi terkait nasib adik bungsunya, seraya berdoa di sebuah pura. Sementara, keluarga dari pihak suami IGA Metta Kurnia telah kumpul di Bogor, Jawa Barat sambil menggelar doa dan pengajian agar korban ditemukan selamat.

Saat NusaBali mendatangi rumah IGA Maya Kurnia di Desa Baktisraga, Kecamatan Buleleng, Selasa siang, rumahnya tampak sepi. Maya juga tidak ada di kantornya, Dinas Pertanian Buleleng. Dari keterangan seorang teman kerjanya, Maya Kurnia disebutkan sedang cuti karena harus ke Jakarta untuk mencari tahu kepastian nasib adiknya, IGA Metta Kurnia yang kesehariannya tinggal di Bogor. “Hari ini (kemarin) Bu Maya memang tidak ngantor, katanya izin,” ujar teman kerjanya itu.

Sedangkan salah seorang tetangga Maya Kurnia di Desa Baktisraga mengatakan rumahnya terlihat lengang sejak Senin (29/10) sore. Maya Kurnia juga tak terlihat bersih-bersih dan jalan-jalan di seputaran komplek perubahan, sebagaimana dilakukan sepulang kerja. “Tadi (kemarin) sih lihat ada mobilnya keluar, tapi nggak tahu ke mana. Mungkin dia ke Jakarta,’ kata sang tetaangga.

Saat dihubungu NusaBali per telepon, Selasa kemarin, Maya Kurnia belum bisa dikontak. Terakhir, Maya Kurnia terpantau melalui Instagramnya sedang berada di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa pagi. Dia mengunggah sebuah foto kebersamannya dengan IGA Metta Kurnia dan seorang lelaki dengan caption pada isi di dalam ruang, pada spasi di dalam jarak, pada rindu yang berserak!

IGA Metta Kurnia sendiri merupakan salah satu dari 189 korban yang berada dalam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh dalam penerbangan Jakarta-Pangkalpinang, Senin (29/10) pagi. Perempuan asal Banjar Munduk, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng ini menjabat sebagai Kasubbag Umum dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel).

IGA Metta Kurnia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga pasangan almarhum I Gusti Ketut Sualem (tokoh Golkar) dan almarhum I Gusti Ayu Padmi (mantan guru SMAN 1 Singaraja). Perempuan kelahiran 21 Juli 1974 ini adalah alumnus SMAN 1 Singaraja tahun 1993. Setamat SMA, dia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Akutasi Negara (STAN). Setamat STAN tahun 1995, IGA Metta Kurnia langsung diangkat menjadi staf Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dia menikah dengan pria asal Semarang, Jawa Tengah, Heru Susanto.

Sementara itu, keluarga dari suami IGA Metta Kurnia menggelar doa dan pengajian di kediamannya kawasan Bogor, Jawa Barat, Selasa kemarin. Ketika NusaBali berkunjung ke rumah mereka di Bogor kemarin, hujan sedang mengguyur. Di halaman depan rumah terlihat berjejer ada 3 karangan bunga ucapan belasungkawa, termasuk dari Kementerian Keuangan.

Meski hujan, namun hal itu tidak menyurutkan sejumlah anak-anak sekolah datang ke rumah tersebut. Mereka merupakan teman dari anak-anak IGA Metta Kurnia yang turut bersimpati atas musibah pesawat jatuh. Menurut suami IGA Metta Kurnia, Heru Susanto, teman-teman istrinya juga berdatangan ke rumahnya kemrain. Mereka ikut berdoa dan menggelar pengajian agar IGA Metta ditemukan dalam kondisi selamat.

Bukan hanya itu, keluarga IGA Metta dari Buleleng juga telah datang ke Bogor. Hanya saja, mereka tidak langsung ke kediaman Heru Susanto, melainkan tangkil ke pura di Bogor untuk berdoa. "Kakak dan adik istri saya dari Buleleng sudah datang, tapi mereka tidak ke sini, melainkan ke pura," cerita Heru Susanto, yang bekerja di Inspektorat Jenderal Kemenkeu.

Heru mengatakan, sebelum musibah, dirinya mengantar IGA Metta naik bus Damri menuju Bandara Soekarno-Hatta di Terminal Baranangsiang Bogor. Mereka berangkat dari rumah, Senin dinihari pukul 03.00 WIB. Selama perjalanan, Heru tidak ada firasat apa-apa. "Saat perjalanan, kita bicara biasa-biasa saja," kenang Heru.

Menurut Heru, IGA Metta kesehariannya memang berdinas di Pangkalpinang. Perempuan yang dikenal sebagai siswi pintar semasa sekolah di SMAN 1 Singaraja itu biasa pulang ke Bogor sepekan sekali pada Sabtu-Minggu. Barulah Senin pagi balik ke Pangkalpinang.

Awalnya, IGA Metta bertugas di Jakarta. Berhubung mendapat promosi jabatan sebagai Kepala Seksi Tata Usaha dan Kepatuhan Internal KPP Pangkalpinang, dia berdinas di seberang sejak 2 tahun lalu. “Istri saya baru bertugas di Pangkalpinang sejak 22 bulan lalu,” papar Heru.

IGA Metta Kurnia dan Heru Santoso sudah menikah selama 17 tahun. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai tiga orang anak, masing-masing Anisa Adelia Susanti, 16 (Kelas II SMA), Fadli Rizki Susanto, 14 (Kelas III SMP), dan Rasyid Maulana Susanto, 12 (Kelas VI SD).

Di sisi lain, Badan SAR Nasional (Basarnas) masih melakukan pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Senin pagi. Hingga Selasa kemarin, juga masih dilakukan pencarian badan Lion Air JT 610, untuk menemukan black box pesawat.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Muhammad Syaugi, mengatakan 50 personel penyelam dikerahkan untuk pencarian badan pesawat kemarin. Alat multibeam echosounder juga dikerahkan untuk memaksimalkan pencarian objek di bawah laut. "Dari pagi pukul 06.00 WIB sudah dilaksanakan penyelaman kembali," ujar Syaugi dikutip detikcom di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa kemarin. "Kita tentunya pengen mencari main body dulu, biasanya kan itu (black box) tidak jauh dari main body."

Disebutkan, seluruh temuan berupa serpihan pesawat, barang-barang korban, hingga potongan tubuh yang mengapung sudah dievakuasi petugas. "Kalau yang ada di atas permukaan sudah kita ambil semua. Sudah kita collect semua ada di sini dan 10 kantong itu sejak tadi malam sudah kita serahkan kepada Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi," ujar Syaugi. Data terakhir tim gabungan Basarnas, TNI, dan Polri tercatat 24 kantong jenazah berhasil dibawa ke daratan dari titik koordinat jatuhnya pesawat.

Pesawat Lion Air JT 610 jenis Boeing 737 MAX 8 itu sendiri jatuh dalam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng (tangerang, Banten) menuju Bandara Depati Amir Pangkalpinang (Babel), Senin pagi. Pesawat yang membawa 189 orang termasuk 2 pilot dan 5 awak kabin ini take off pukul 06.20 WIB. Namun, pesawat hilang kontak pukul 06.30 WIB. Puing-puing pesawat ditemukan di perairan sebelah utara Karawang. *k23,k22

Komentar