Disdikpora Bedah Buku Kumpulan Cerpen Adnyana Ole
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng selain menggelar lomba baca puisi kerjasama dengan Komunitas Mahima, juga membedah buku kumpulan cerpen sastrawan Made Adnyana Ole.
SINGARAJA, NusaBali
Acara ini serangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa, digelar di Puri Seni Sasana Budaya, Senin (28/10) malam.
Buku berjudul ‘Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Tempat Suci’ itu dikupas langsung oleh Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa. Pembedah lain, Kasek SMPN 4 Singaraja Putu Budiastawa dan Kasek SDN 2 Liligundi Sumarni Astuti yang lebih dikenal Tuti Dirga.
Menurut Suyasa, karya sastra dalam buku kumpulan cerpen Adnyana Ole, merupakan karya sastra yang ceritanya sangat mengalir. Meski banyak cerita dalam cerpen tak memiliki kesimpulan, namun karya sastra itu tetap menarik untuk dibaca dan dipahami. Ada juga unsur politik dan pergerakan dalam karya sastranya. “Sastra memiliki kekuatan untuk menyampaikan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan secara langsung. Mengkritisi sesuatu pun dapat menggunakan sastra,” ujarnya.
Jelas dia, dengan karya sastra itu pun diharapkan generasi muda dapat memetik hikmah dan esensi penting yang terkadung untuk memotivasi diri hingga menghasilkan karya sastra.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan tema ‘Merayakan Bahasa, Merayakan Cinta’ ini juga mendapat tanggapan dari Sumarni Astuti. Ia mengakui, karya-karya dari Made Adnyana Ole terlahir dari seluruh perjalanan hidupnya.
Menurutnya dalam kumpulan cerpennya terdapat pola dalam mendidik buah hati. Seperti cerpen yang berjudul ‘4 Dari 1000 Lelucon Politik’. Sumarni menemukan sosok penulis yang nampak mengisahkan cerita nyatanya bersama putri sulungnya. Tokoh seorang ayah dengan jawaban santai memberikan pemahaman sesuai dengan kemampuan berpikir seorang anak, dalam berbagai pertanyaan politik. “Dalam cerpen ini terdapat banyak sekali nilai moral. Yang menarik juga terdapat pola asuh anak yang dituangkan dalam suatu karya,” terangnya. *k23
Acara ini serangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa, digelar di Puri Seni Sasana Budaya, Senin (28/10) malam.
Buku berjudul ‘Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Tempat Suci’ itu dikupas langsung oleh Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa. Pembedah lain, Kasek SMPN 4 Singaraja Putu Budiastawa dan Kasek SDN 2 Liligundi Sumarni Astuti yang lebih dikenal Tuti Dirga.
Menurut Suyasa, karya sastra dalam buku kumpulan cerpen Adnyana Ole, merupakan karya sastra yang ceritanya sangat mengalir. Meski banyak cerita dalam cerpen tak memiliki kesimpulan, namun karya sastra itu tetap menarik untuk dibaca dan dipahami. Ada juga unsur politik dan pergerakan dalam karya sastranya. “Sastra memiliki kekuatan untuk menyampaikan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan secara langsung. Mengkritisi sesuatu pun dapat menggunakan sastra,” ujarnya.
Jelas dia, dengan karya sastra itu pun diharapkan generasi muda dapat memetik hikmah dan esensi penting yang terkadung untuk memotivasi diri hingga menghasilkan karya sastra.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan tema ‘Merayakan Bahasa, Merayakan Cinta’ ini juga mendapat tanggapan dari Sumarni Astuti. Ia mengakui, karya-karya dari Made Adnyana Ole terlahir dari seluruh perjalanan hidupnya.
Menurutnya dalam kumpulan cerpennya terdapat pola dalam mendidik buah hati. Seperti cerpen yang berjudul ‘4 Dari 1000 Lelucon Politik’. Sumarni menemukan sosok penulis yang nampak mengisahkan cerita nyatanya bersama putri sulungnya. Tokoh seorang ayah dengan jawaban santai memberikan pemahaman sesuai dengan kemampuan berpikir seorang anak, dalam berbagai pertanyaan politik. “Dalam cerpen ini terdapat banyak sekali nilai moral. Yang menarik juga terdapat pola asuh anak yang dituangkan dalam suatu karya,” terangnya. *k23
1
Komentar