Ditinggal Upacara Ngaben, Bale Dangin Ludes Terbakar
Nasib apes menimpa Dewa Made Maharjana, 50, warga Banjar Dauh Jalan, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Bale dangin yang baru dibangun setahun lalu ludes dilalap si jago merah pada Selasa (30/10) sekitar pukul 09.00 Wita. Kebakaran tersebut diakibatkan oleh dupa yang lupa dipadamkan. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian diperkirakan sekitar Rp 200 juta, dan korban juga mengalami shock.
Selain melalap bangunan yang hanya menyisakan puing, api juga membakar atap palinggih taksu milik korban. Dan juga melalap sebagian atap rumah tetangga korban, Dewa Made Widastra, yang ada di sebelah Timur lokasi kejadian.
Perbekel Kelating I Wayan Suamba menerangkan saat peristiwa terjadi, rumah korban dalam kedaan kosong karena di banjar setempat sedang ada upacara ngaben. Api pertama kali dilihat oleh tetangga, Muhlisin, 26, yang sudah melihat ada kepulan asap dan kobaran api dari rumah korban. “Setelah dilihat, api sudah membakar sebagian bale dangin,” kata Suamba.
Melihat ada api berkobar, Muhlisin langsung memberitahu warga yang ada di sekitar lokasi. Warga lantas beramai-ramai membantu memadamkan api. Namun sayang karena api sudah melalap seluruh bangunan, sehingga bangunan tidak bisa diselamatkan.
“Sempat memang ada dua unit mobil pemadam datang, namun hanya membantu mendinginkan karena api sudah melalap seluruh bangunan,” tutur Suamba.
Akibat peristiwa itu korban mengalami kerugian sekitar Rp 200 juta. Karena bangunan bale dangin ukuran 7 x 6 meter tersebut baru dibangun sekitar setahun lalu. Bahkan korban sempat mengalami shock. “Saya lihat korban menangis, dan geleng-geleng kepala,” ujar Suamba.
Sementara itu, Kapolsek Kerambitan Kompol I Wayan Suana menjelaskan kebakaran terjadi karena istri korban lupa memadamkan dupa usai sembahyang di Bale Gase (Bale Dangin) dan Palinggih Taksu. Dan diduga abu dupa merembet ke kain wastra pada pelangkiran Bale Gede yang mengakibatkan terjadi kebakaran. “Usai sembahyang lupa memadamkan api dupa, kemudian ditinggal untuk upacara ngaben,” jelasnya. *de
Bale dangin yang baru dibangun setahun lalu ludes dilalap si jago merah pada Selasa (30/10) sekitar pukul 09.00 Wita. Kebakaran tersebut diakibatkan oleh dupa yang lupa dipadamkan. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian diperkirakan sekitar Rp 200 juta, dan korban juga mengalami shock.
Selain melalap bangunan yang hanya menyisakan puing, api juga membakar atap palinggih taksu milik korban. Dan juga melalap sebagian atap rumah tetangga korban, Dewa Made Widastra, yang ada di sebelah Timur lokasi kejadian.
Perbekel Kelating I Wayan Suamba menerangkan saat peristiwa terjadi, rumah korban dalam kedaan kosong karena di banjar setempat sedang ada upacara ngaben. Api pertama kali dilihat oleh tetangga, Muhlisin, 26, yang sudah melihat ada kepulan asap dan kobaran api dari rumah korban. “Setelah dilihat, api sudah membakar sebagian bale dangin,” kata Suamba.
Melihat ada api berkobar, Muhlisin langsung memberitahu warga yang ada di sekitar lokasi. Warga lantas beramai-ramai membantu memadamkan api. Namun sayang karena api sudah melalap seluruh bangunan, sehingga bangunan tidak bisa diselamatkan.
“Sempat memang ada dua unit mobil pemadam datang, namun hanya membantu mendinginkan karena api sudah melalap seluruh bangunan,” tutur Suamba.
Akibat peristiwa itu korban mengalami kerugian sekitar Rp 200 juta. Karena bangunan bale dangin ukuran 7 x 6 meter tersebut baru dibangun sekitar setahun lalu. Bahkan korban sempat mengalami shock. “Saya lihat korban menangis, dan geleng-geleng kepala,” ujar Suamba.
Sementara itu, Kapolsek Kerambitan Kompol I Wayan Suana menjelaskan kebakaran terjadi karena istri korban lupa memadamkan dupa usai sembahyang di Bale Gase (Bale Dangin) dan Palinggih Taksu. Dan diduga abu dupa merembet ke kain wastra pada pelangkiran Bale Gede yang mengakibatkan terjadi kebakaran. “Usai sembahyang lupa memadamkan api dupa, kemudian ditinggal untuk upacara ngaben,” jelasnya. *de
Komentar