nusabali

Bangun Bali, Koster Gandeng Mahasiswa

  • www.nusabali.com-bangun-bali-koster-gandeng-mahasiswa

Inilah salah satu jurus Gubernur Wayan Koster dalam membangun Bali: rangkul kalangan mahasiswa.

Bisa Sinergi Pendampingan Dana Desa

DENPASAR, NusaBali
Terkait hal tersebut, Gubernur Koster secara khusus bertemu dan berdialog dengan aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernuran, Niti Mandala Denpasar, Rabu (31/10) siang.

Aliansi BEM se-Bali yang hadir dalam dialog dengan Gubernur Koster selama 3 jam, Rabu kemarin, masing-masing BEM Unud, BEM Undiksha Singaraja, BEM Unwar Denpasar, BEM Politeknik Negeri Bali, BEM Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dan BEM Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar.

Sedangkan Gubernur Koster kemarin didampingi Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kepala Badan Kesbanglimaspol Provinsi Bali Dewa Putu Mantera, serta sederet akademisi yang tergabung di Kelompok Ahli Pembangunan, seperti  Prof Dr Drh I Made Damriyasa, Dr Drs AA Gede Oka Wisnumurti MSi, Dr Putu Tuni Sakabawa Landra SH MHum, dan I Made Arimbawa.

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Koster menyampaikan komitmennya untuk menggandeng kalangan perguruan tinggi dalam pembangunan Bali. “Di dalam tataran pelaksanaan pembangunan ini, kami akan bersinergi dengan perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta,” ujar Koster.

Menurut Koster, dalam pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, para dosen dan mahasiswa di Bali bisa bersinergi dengan Pemprov Bali. Perguruan tinggi memiliki berbagai fakultas dengan beragam program studi yang bisa disinergikan dengan sejumlah OPD lingkup Pemprov Bali.

Koster dan jajaran BEM kemarin membahas berbagai bidang pembangunan Bali, seperti bidang pariwisata, kesehatan, sosial, budaya, ekonomi, dan infrastruktur. Momentum ini sekaligus digunakan Koster untuk menyampaikan program-programnya ke depan gunamewujudkan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.

Koster menyebutkan, mahasiswa bisa digandeng terjun ke desa-desa mulai dari pe-rencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring. Mahasiswa bisa praktek kerja lapangan maupun KKN, dengan diberikan tema. Misalnya, tema masalah pangan. “Mahasiswa bisa sepekan pratek kerja lapangan, memberikan bimbingan, pendampingan, penyuluhan, dan bercocok tanam,” beber alumnus ITB Bandung ini.

Menurut Koster, bersinergi dengan mahasiswa turun ke desa-desa untuk pembangunan Bali ini, tidak banyak menelan anggaran. Ini justru menghemat anggaran. Sebab, diberikan anggaran atau tidak, mahasiswa sudah ada program di perguruan tinggi.

“Nanti kontensnya kita yang akan berikan. Sinergi bentuknya bisa selesaikan masalah jeruk, mangga atau buah-buahan yang lain, kan mahasiswa bisa memberikan pendampingan. Mereka bisa menjadi bagian pemasaran. Mahasiswa yang melakukan itu bisa mendapatkan SKS,” kata Koster.

Ditambahkan Koster, mahasiswa akan diajak bersinergi ketika di desa memerlukan pedampingan, sehingga mereka punya ruang, tidak habis waktu di kampus. “Misalnya, mahasiswa Hukum dan Akuntansi kita gandeng mereka untuk membuat tugas menyusun pertanggungjawaban penggunaan dana desa. Mahasiswa hukum bisa memberikan pendampingan kepada perangkat desa, pendampingan kepada prajuru adat,” tandas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Sementara itu, Presiden BEM Unud, Khosyi Rukito, memberikan apresiasi atas di-terimanya mahasiswa oleh Gubernur Koster di awal masa jabatannya. Menurut Khosyi, Bali terlalu megah untuk dikelola tanpa melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa. “Kami berharap pertemuan-pertemuan seperti ini bisa digelar kembali di masa datang,” ujar Khosyi. *nat

Komentar