nusabali

Kuasa Hukum Ancam Gugat Dirut RSU dr Soetomo

  • www.nusabali.com-kuasa-hukum-ancam-gugat-dirut-rsu-dr-soetomo

Telanjangi Pasien Disebut Sesuai SOP

SURABAYA, NusaBali

Pernyataan RS Dr Soetomo yang menyatakan bahwa tindakan oknum dokter yang diduga menelanjangi korban PJ (23) sudah sesuai dengan standard operational procedure (SOP) dan lazim dilakukan, disayangkan oleh kuasa hukum korban Teuku Mochtar Djohansyah.

Teuku Mochtar Djohansyah menilai dengan pernyataan itu berarti pihak rumah sakit mengakui adanya dugaan tindak pelecehan terhadap kliennya.

"Saya minta dengan tegas untuk Direktur Utama Rumah Sakit Soetomo hati-hati mengeluarkan statement. Artinya Rumah Sakit Soetomo mengaminkan tindakan dokter mengambil foto-foto telanjang tersebut. Pimpinan Rumah Sakit Soetomo mengaminkan dokter memaksa menurunkan celana dalam. Rumah Sakit Soetomo mengaminkan dokter perempuan meninggalkan korban dengan dokter laki-laki sendiri," kata Teuku, Rabu (31/10) seperti dilansir detik.

Untuk itu, pihaknya bersiap melayangkan gugatan kepada Dirut RSU Dr Soetomo terkait pernyataan tersebut.

"Saya mencadangkan untuk melayangkan gugatan kepada rumah sakit, Direktur Utama Rumah Sakit Soetomo atas statement-nya dia, bahwa ini (tindakan) sesuai dengan prosedur meninggalkan korban telanjang dengan dokter laki-laki sendiri. Kami bersama puluhan lawyer akan mencadangkan gugatan kepada Direktur Utama Rumah Sakit Soetomo," ungkap Teuku.

Teuku juga mengingatkan agar Dirut RSU Dr Soetomo lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan, termasuk menghargai proses penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian.

"Biarkan polisi yang sudah bekerja dengan baik, jangan mengeluarkan statement yang mendahului dari pihak kepolisian. Hati-hati di sini," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, korban PJ mengaku mengalami pelecehan seksual saat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Dr Soetomo usai mengalami kecelakaan pada hari Rabu (24/10) silam. Seorang oknum dokter memotret korban dalam keadaan telanjang lalu menyebarkan fotonya melalui grup WhatsApp. Ironisnya, dari pengakuan korban, oknum tersebut beralasan hal itu dilakukan untuk kepentingan medis.

Di tengah kasusnya masih bergulir, kondisi terkini korban dilaporkan masih syok. Bahkan tekanan darahnya cukup tinggi. "Dari hasil diagnosa dokter di RS Siloam saat ini tensinya 180. Sekarang dokter masih melakukan perawatan intensif," kata Teuku. Teuku menambahkan, kondisi mental korban yang masih belum stabil juga mengakibatkan gangguan pada jantungnya.

"Jantungnya ada problem, gara-gara kondisi psikologisnya itu. Saat ini kondisi up and down sewaktu-waktu bisa drop sekali. Untuk itu pihak Siloam sedang mengawasi secara intensif," papar Teuku.
Namun keluarga terus mendampingi korban di rumah sakit, terutama sang ibu.

Komentar