Wakapolda Berharap APSI Tingkatkan Kualitas Security
Wakapolda Bali Brigjen I Wayan Sunartha berharap agar Asosiasi Profesi Security Indonesia (APSI) DPD Bali merekrut security secara profesional, memenuhi standar pengaman, dan terbebas dari kontaminasi ormas.
MANGUPURA, NusaBali
“Saat ini security di Bali sudah makin membaik. Sebelumnya masih ada keterlibatan ormas. Bapak Kapolda sering kali menegaskan siapa yang melanggar, ditindak dan diproses. Saya sependapat dengan langkah tegas ini. Karena apa? Ini berkaitan dengan nama baik Bali. Bali ini identik dengan Indonesia. Masyarakat luar negeri lebih kenal Bali daripada Indonesia. Begitu ada permasalahan di Bali pasti akan mempengaruhi nama Indonesia,” tegas Brigjen Sunartha saat menghadiri acara pengukuhan DPD APSI Bali, di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (1/11). Acara tersebut dihadiri Ketua DPP APSI H A Azis Said dan Ketua DPD APSI Bali Gede Risky Pramana bersama pengurus lainnya.
Dikatakannya security merupakan perpanjangan tangan Polri dalam menjaga keamanan di masing-masing lingkungan kerja. Dia berharap dengan adanya pengurus DPD APSI Bali dapat meningkatkan kualitas security di Bali.
“Natinya akan dibuat modul materi pelajaran untuk security sesuai dengan standar pengamanan pamswakarsa pada tiap level dari garda pratama, madya, dan utama. Sehingga security ke depanya tak asal-asal. Tetapi melalui proses pelatihan yang baik, benar, dan memiliki pengawas. Dengan demikian tak ada yang arogan dan petantang petenteng. Semuanya profesional,” tandasnya.
Oleh karena itu pihaknya terus melakukan pembinaan dan koordinasi dengan pengguna jasa keamanan. Diharapkan agar dalam proses rekrut security mengikuti aturan dan standar yang ada.
Sementara Gede Risky Pramana pihaknya telah menyiapkan program-program kerja. Pertama adalah melakukan sertifikasi untuk security pada level garda utama (selevel manager security). Tujuanya agar anggota security pada level garda pratama dipimpin oleh orang yang sudah bersertifikasi.
Selain itu pihaknya juga akan bekerja sama dengan Polda Bali untuk bersama-sama melihat dan membina securiy yang belum memenuhi standar. “Kami berupaya untuk meningkatkan citra security. Nantinya security bukan sekadar profesi tetapi yang bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan aturan yang berlaku,” kata Risky. *po
“Saat ini security di Bali sudah makin membaik. Sebelumnya masih ada keterlibatan ormas. Bapak Kapolda sering kali menegaskan siapa yang melanggar, ditindak dan diproses. Saya sependapat dengan langkah tegas ini. Karena apa? Ini berkaitan dengan nama baik Bali. Bali ini identik dengan Indonesia. Masyarakat luar negeri lebih kenal Bali daripada Indonesia. Begitu ada permasalahan di Bali pasti akan mempengaruhi nama Indonesia,” tegas Brigjen Sunartha saat menghadiri acara pengukuhan DPD APSI Bali, di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (1/11). Acara tersebut dihadiri Ketua DPP APSI H A Azis Said dan Ketua DPD APSI Bali Gede Risky Pramana bersama pengurus lainnya.
Dikatakannya security merupakan perpanjangan tangan Polri dalam menjaga keamanan di masing-masing lingkungan kerja. Dia berharap dengan adanya pengurus DPD APSI Bali dapat meningkatkan kualitas security di Bali.
“Natinya akan dibuat modul materi pelajaran untuk security sesuai dengan standar pengamanan pamswakarsa pada tiap level dari garda pratama, madya, dan utama. Sehingga security ke depanya tak asal-asal. Tetapi melalui proses pelatihan yang baik, benar, dan memiliki pengawas. Dengan demikian tak ada yang arogan dan petantang petenteng. Semuanya profesional,” tandasnya.
Oleh karena itu pihaknya terus melakukan pembinaan dan koordinasi dengan pengguna jasa keamanan. Diharapkan agar dalam proses rekrut security mengikuti aturan dan standar yang ada.
Sementara Gede Risky Pramana pihaknya telah menyiapkan program-program kerja. Pertama adalah melakukan sertifikasi untuk security pada level garda utama (selevel manager security). Tujuanya agar anggota security pada level garda pratama dipimpin oleh orang yang sudah bersertifikasi.
Selain itu pihaknya juga akan bekerja sama dengan Polda Bali untuk bersama-sama melihat dan membina securiy yang belum memenuhi standar. “Kami berupaya untuk meningkatkan citra security. Nantinya security bukan sekadar profesi tetapi yang bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan aturan yang berlaku,” kata Risky. *po
Komentar