Dewa Putu Arsania, Pelukis Gaya Batuan Gelar Pameran Tunggal yang Pertama
Beliau telah bercita-cita untuk menggelar pameran tunggal sejak tahun 1980.
MANGUPURA, NusaBali
Pameran lukisan yang bertajuk Artist Playground ‘Batuan Spirit’ oleh Pelukis asal Batuan, Gianyar, Dewa Putu Arsania (58), telah digelar pada Kamis (01/11) bertempat di Pullman Hotels and Resorts, Legian, Kuta, Badung. Pameran ini merukan yang pertama bagi pelukis yang telah memulai karier melukisnya di tahun 1970an tersebut.
“Suatu kebetulan ada yang menghubungi untuk melakukan pameran tunggal. Memang dari tahun 80an memang pingin pameran tunggal, kebetulan dari Pullman sendiri memfasilitasi untuk melakukan pameran di sini,” ungkap Arsania.
Menurutnya, tema ‘Batuan Spirit’ sendiri merupakan hal yang ingin ditonjolkan dalam pamerannya, mengingat generasi yang semakin berputar, membuat lukisan dengan ciri khas Batuan hampir ditinggalkan. Maka, dirinya bertekad untuk mengajegkan kembali lukisan Batuan tersebut agar tidak pupus termakan zaman.
Ada sejumlah 50 lukisan yang terpajang mulai dari lobi hotel hingga halaman tempat acara berlangsung. Masing-masing tema dari lukisan tersebut pun berkisar tentang cerita Ramayana, Mahabharata, Tantri, hingga keseharian masyarakat ketika di pasar. Ciri lukisan Batuan sendiri menitikberatkan pada warna hitam putih yang dibuat detail dengan tekanan gradasi yang disebut ‘Sigar Mangsi.’
Ditanya mengenai kurun waktu pengerjaan lukisan-lukisannya, Arsania mengaku dirinya tidak dapat memprediksi kapan lukisannya akan rampung karena terkadang susah untuk membangun mood atau menemukan inspirasi yang sesuai dalam melukis. Di satu sisi dirinya bisa 24 jam mengerjakan lukisan tersebut tanpa jeda, namun di sisi lain jika moodnya tidak menentu, ia bisa berhenti hingga seminggu lamanya.
Sementara dari pihak Pullman Bali yang diwakili oleh General Managernya, Wil Fielhouse, mengatakan bahwa Hotel Pullman yang tersebar di seluruh dunia memang memiliki standar yang mengharuskan untuk menggelar sebuah ekshibisi yang mengangkat seniman lokal di daerah tersebut agar lebih dikenal.
“Tentang Artist Playground ini, ini merupakan standar brand Pullman yang mana, di setiap Hotel Pullman di seluruh dunia, kami harus memiliki pameran seperti ini untuk mengangkat seniman lokal. Kami juga memiliki hal serupa di cabang hotel kami yang lain, namun dengan gaya yang berbeda,” papar Wil dalam Bahasa Inggris.
Ia pun berharap agar pameran-pameran dari seniman lokal lainnya akan terus dilaksanakan, sehingga para tamu yang menginap di hotel tersebut pun secara berkesinambungan akan menyaksikan karya-karya seniman tersebut dan meninggalkan kesan yang indah ketika menginap di Pullman. *ph
Komentar