Kenalkan Bahasa Ibu, Murid SD Ikuti Lomba Nyurat Aksara Bali
Ratusan siswa SD se–Kabupaten Tabanan ikut lomba nyurat aksara Bali yang digelar Dewan dan Klinik Pendidikan, Kamis (1/11).
TABANAN, NusaBali
Lomba digelar sebagai upaya membiasakan diri mengenal tulisan/bahasa ibu sejak usia dini. Meskipun demikian Dewan Pendidikan menyayangkan UPT Pendidikan Kecamatan Marga tidak mengirimkan peserta dengan alasan persiapan HUT Kota Tabanan yang digelar di Kecamatan Marga.
“Sangat disayangkan, UPT Disdik Marga saja yang tidak mengirim pesertanya, dengan alasan ada kegiatan hut kota. Padahal potensi banyak di sana, tetapi tidak dipakai. Seharusnya bisa diatur jadwalnya. Apalagi banyak SD di sana,” ungkap Ketua Dewan Pendidikan Tabanan I Wayan Madra Suartana.
Kata dia, padahal kegiatan yang digelar ini merupakan tindak lanjut dari pencanangan pendidikan karakter yang diamanatkan oleh pemerintah daerah serta Pergub 80 Tahun 2018 tentang Penggunaan Aksara Bali.
Dan memiliki tujuan agar murid SD membiasakan diri dan mengenal tulisan aksara Bali hingga ke jenjang berikutnya. Apalagi saat ini, kecenderungan murid lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Bahkan banyak pula yang memilih les bahasa asing untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. “Bukan meniadakan bahasa lain, tetapi bagaimana kearifan lokal bahasa ibu tidak dilupakan,” tuturnya.
Sekitar 110 murid SD se-Kabupaten Tabanan, karena setiap kecamatan ada yang mengirimkan lebih dari 10 orang, di lomba tersebut. “Kami harapkan dengan kegiatan lomba ini murid semakin terbiasa mengenal dan membaca aksara Bali,” tandas Suartana.
Setelah dibagi dalam dua sesi dan melewati tahap penjurian akhirnya tiga siswa yang berhak membawa piagam dan dana pembinaan. Yang meraih juara 1 Putu Darma Yuda dari SDN 1 Biaung, Kecamatan Penebel. Juara 2, Desak Gede Mas Suryaningsih dari SDN 2 Dajan Peken, Kecamatan Tabanan dan juara III I Made Joe Rama Candra dari SDN 3 Wanagiri, Kecamatan Selemadeg Barat. Para juara tersebut akan tampil di HUT Kota Tabanan pada akhir November mendatang. *de
Lomba digelar sebagai upaya membiasakan diri mengenal tulisan/bahasa ibu sejak usia dini. Meskipun demikian Dewan Pendidikan menyayangkan UPT Pendidikan Kecamatan Marga tidak mengirimkan peserta dengan alasan persiapan HUT Kota Tabanan yang digelar di Kecamatan Marga.
“Sangat disayangkan, UPT Disdik Marga saja yang tidak mengirim pesertanya, dengan alasan ada kegiatan hut kota. Padahal potensi banyak di sana, tetapi tidak dipakai. Seharusnya bisa diatur jadwalnya. Apalagi banyak SD di sana,” ungkap Ketua Dewan Pendidikan Tabanan I Wayan Madra Suartana.
Kata dia, padahal kegiatan yang digelar ini merupakan tindak lanjut dari pencanangan pendidikan karakter yang diamanatkan oleh pemerintah daerah serta Pergub 80 Tahun 2018 tentang Penggunaan Aksara Bali.
Dan memiliki tujuan agar murid SD membiasakan diri dan mengenal tulisan aksara Bali hingga ke jenjang berikutnya. Apalagi saat ini, kecenderungan murid lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Bahkan banyak pula yang memilih les bahasa asing untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. “Bukan meniadakan bahasa lain, tetapi bagaimana kearifan lokal bahasa ibu tidak dilupakan,” tuturnya.
Sekitar 110 murid SD se-Kabupaten Tabanan, karena setiap kecamatan ada yang mengirimkan lebih dari 10 orang, di lomba tersebut. “Kami harapkan dengan kegiatan lomba ini murid semakin terbiasa mengenal dan membaca aksara Bali,” tandas Suartana.
Setelah dibagi dalam dua sesi dan melewati tahap penjurian akhirnya tiga siswa yang berhak membawa piagam dan dana pembinaan. Yang meraih juara 1 Putu Darma Yuda dari SDN 1 Biaung, Kecamatan Penebel. Juara 2, Desak Gede Mas Suryaningsih dari SDN 2 Dajan Peken, Kecamatan Tabanan dan juara III I Made Joe Rama Candra dari SDN 3 Wanagiri, Kecamatan Selemadeg Barat. Para juara tersebut akan tampil di HUT Kota Tabanan pada akhir November mendatang. *de
Komentar