SMPN 5 Amlapura Terapkan Program Sekolah Ramah Anak
SMPN 5 Amlapura menerapkan Program Sekolah Ramah Anak, Kamis (1/11). Program ini memberdayakan siswa belajar di luar kelas (outdoor classroom day).
AMLAPURA, NusaBali
Program ini disinergikan untuk memperingati Hari Anak Internasional pada 20 November mendatang. Program ini bertujuan memenuhi, menjamin, dan melindungi hak anak. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karangasem, Ni Made Santikawati, menerangkan acara itu bertujuan mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggungjawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati. Sebanyak 14 sekolah jadi sasaran program sekolah ramah anak di Karangasem.
Setelah acara pembukaan, 658 siswa diajak cuci tangan dan berdoa sebelum makan. Rombongan dipimpin Santikawati berlanjut melakukan pemeriksaan lingkungan sekolah dengan menyingkirkan barang-barang yang membahayakan siswa. Kemudian siswa diwajibkan belajar di luar kelas dengan membaca buku bacaa.
Santiwati menjelaskan, program sekolah ramah anak agar sesama anak saling melindungi, saling menjaga, dan toleran. Guru di sekolah juga berupaya memberikan bimbingan, pendidikan dan melindungi semua siswa. Walau katanya ada siswa yang kurang disiplin agar memberikan bimbingan untuk memutus mata rantai sifat-sifat indisipliner itu dengan cara mendidik, bukan dengan kekerasan. Santikawati berharap seluruh siswa membiasakan diri hidup bersih dan sehat.
Atas dasar itulah dalam program sekolah ramah anak, setiap anak diajak makan bersama, sebelum makan wajib mencuci tangan, berdoa, dan usai makan kembali berdoa. Ini juga merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter untuk menumbuhkembangkan jiwa-jiwa luhur di setiap benak anak. “Program kami menguatkan pendidikan karakter di sekolah, meningkatkan minat baca siswa, dan meningkatkan disiplin siswa,” jelas Santikawati.
Dinas PPA Karangasem mengajak belajar di luar ruang kelas. Menurut Kasek SMPN 5 Amlapura, Ni Nengah Santika Dewi, mengungkapkan belajar di luar ruangan sudah sejak tahun 2014. Caranya dengan membangun perpustakaan mini di tiap kelas. “Setiap siswa 15 menit sebelum memulai belajar wajib membaca buku. Tentu saja tujuannya untuk meningkatkan minat baca siswa, menambah wawasan dan pengetahuan, Tiap kelas disediakan buku sejumlah siswa,” kata Santika Dewi. *k16
Program ini disinergikan untuk memperingati Hari Anak Internasional pada 20 November mendatang. Program ini bertujuan memenuhi, menjamin, dan melindungi hak anak. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karangasem, Ni Made Santikawati, menerangkan acara itu bertujuan mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggungjawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati. Sebanyak 14 sekolah jadi sasaran program sekolah ramah anak di Karangasem.
Setelah acara pembukaan, 658 siswa diajak cuci tangan dan berdoa sebelum makan. Rombongan dipimpin Santikawati berlanjut melakukan pemeriksaan lingkungan sekolah dengan menyingkirkan barang-barang yang membahayakan siswa. Kemudian siswa diwajibkan belajar di luar kelas dengan membaca buku bacaa.
Santiwati menjelaskan, program sekolah ramah anak agar sesama anak saling melindungi, saling menjaga, dan toleran. Guru di sekolah juga berupaya memberikan bimbingan, pendidikan dan melindungi semua siswa. Walau katanya ada siswa yang kurang disiplin agar memberikan bimbingan untuk memutus mata rantai sifat-sifat indisipliner itu dengan cara mendidik, bukan dengan kekerasan. Santikawati berharap seluruh siswa membiasakan diri hidup bersih dan sehat.
Atas dasar itulah dalam program sekolah ramah anak, setiap anak diajak makan bersama, sebelum makan wajib mencuci tangan, berdoa, dan usai makan kembali berdoa. Ini juga merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter untuk menumbuhkembangkan jiwa-jiwa luhur di setiap benak anak. “Program kami menguatkan pendidikan karakter di sekolah, meningkatkan minat baca siswa, dan meningkatkan disiplin siswa,” jelas Santikawati.
Dinas PPA Karangasem mengajak belajar di luar ruang kelas. Menurut Kasek SMPN 5 Amlapura, Ni Nengah Santika Dewi, mengungkapkan belajar di luar ruangan sudah sejak tahun 2014. Caranya dengan membangun perpustakaan mini di tiap kelas. “Setiap siswa 15 menit sebelum memulai belajar wajib membaca buku. Tentu saja tujuannya untuk meningkatkan minat baca siswa, menambah wawasan dan pengetahuan, Tiap kelas disediakan buku sejumlah siswa,” kata Santika Dewi. *k16
Komentar