Bayi Nyaris Diculik
"Kepala anak saya sempat ditarik tarik pelaku. Tapi saya berusaha pegang kuat-kuat, untungnya pakai gendongan jadi anak gak berhasil diambil,"
Pelaku Sempat Tarik Bayi dari Gendongan Ibunya
GIANYAR, NusaBali
Seorang bayi perempuan, Ni Komang Puspa Dewi, 1,5, nyaris diculik orang tak dikenal pada Kamis (1/11) sekitar pukul 10.00 Wita di gang sempit kawasan Banjar Dlodrurung, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati. Meski sempat ditarik-tarik oleh pelaku, namun bayi mungil tersebut berhasil dipertahankan ibunya.
Informasi yang dihimpun, saat kejadian bayi Komang Puspa digendong oleh ibunya Ni Wayan Sukerti, 36, yang hendak pulang usai mengantar anak keduanya sekolah di SDN 3 batubulan Kangin. Sukerti terbiasa jalan kaki dari rumah kosnya di gang Walet II menuju SDN 3 Batubulan Kangin untuk antar jemput anak. Oleh karena sang suami bekerja, bayi mungil Komang Puspa pun selalu diajak antar jemput kakaknya.
Menurut Sukerti ketika ditemui di SDN 3 Batubulan, Jumat (2/11) pagi, kejadian percobaan penculikan tersebut membuatnya trauma dan takut. "Biasanya jalan itu ada saja yang lewat atau bertani, tapi tumben kemarin sepi," ujar ibu 3 anak asal Nusa Penida, Klungkung ini.
Saat kejadian, Sukerti awalnya melihat dua orang laki-laki berboncengan naik sepeda motor Honda Vario warna hitam mendahuluinya. Namun, tiba-tiba berhenti tak jauh dari jalan yang dilalui Sukerti dan bayinya. Salah satu laki-laki berpakaian serba hitam dengan helm cerobong turun lalu berusaha menarik bayinya. Sementara satu lagi, menunggu dengan seeda motor masih menyala. "Kepala anak saya sempat ditarik tarik pelaku. Tapi saya berusaha pegang kuat-kuat, untungnya pakai gendongan jadi anak gak berhasil diambil," tuturnya.
Sukerti terus berusaha sekuat tenaga untuk berteriak minta tolong sambil mempertahankan anaknya. Sempat ia dengar perintah dari pengendara sepeda motor agar rekannya bergegas menggunakan bahasa Bali. "Saya dengar orang di motor nyuruh enggalin enggalin kedeng, tapi saya nggak lihat wajahnya. Nomor DK nya juga saya nggak sempat perhatikan, karena sudah gemetar," jelasnya.
Dalam kondisi terdesak, Sukerti terus berteriak minta tolong hingga si penculik menyerah. "Anak berhasil saya dekap, penculik itu langsung lari. Mungkin takut digebuki kalau ada orang yang tahu," ujar Sukerti. Lepas dari aksi penculikan, Sukerti pun belum tenang. Air matanya tak kuasa dibendung dengan langkah yang gemetar ia kembali ke arah sekolah. Di areal sekolah, Sukerti pun duduk di teras sambil tersedu-sedu hingga akhirnya guru-guru dan kepala sekolah mendekati. Setelah menceritakan kronologisnya, satu sekolah pun jadi heboh. Kepala Sekolah langsung melapor ke Kantor Perbekel yang lokasinya sebelah selatan sekolah, lalu minta bantuan Bimas Batubulan Kangin AIPTU I Wayan Darma Atmaja.
Setelah itu Babinkamtibmas Desa Batubulan Kangin memberikan arahan dan imbauan kepada semua guru SD No 3 dan anak murid agar selalu waspada serta hati - hati kalau ada orang yang tidak dikenal mau menjemput agar tidak mau dan begitu juga kalau Ibu-Ibu dalam mengantar anak kesekolah maupun menjemput anaknya pulang sekolah agar tidak membawa anak bayi.
Sementara Kepala SDN 3 Batubulan Kangin, I Wayan Sukantra, mengaku ketika melihat korban menangis di halaman sekolah langsung diajak ke ruang guru. “Katanya anaknya mau direbut. Ibu menceritakan kejadian ke kami, maka saat itu juga kami langsung melapor polisi. Kami lapor sama Binmas dan langsung ditangani oleh beliau,” ujar Sukantra.
Di sisi lain, Kapolsek Sukawati Kompol Pande Sugiharta masih meragukan pengakuan korban. “Tidak ada pelaku itu, yang jelas tidak bisa dibuktikan,” ujar Kompol Sugiharta. Kata dia, saat kejadian, tidak ada saksi mata yang melihat. “Saksi nggak ada. Coba hubungi Kanit Reskrim,” pintanya.
Kehebohan percobaan penculikan ini membuat pihak KPPAD provinsi Bali, Kadek Ariyasa ikut panik. Jumat kemarin, Kadek Ariyasa langsung mendatangi sekolah dan mengumpulkan pihak terkait.
Dari hasil pertemuan tersebut, KPPAD mengatakan motif dan modus pelaku penculikan belum bisa dipastikan. Sehingga pihaknya berharap aparat kepolisian melakukan berbagai upaya penyelidikan untuk mencoba menemukan pelaku dan memastikan rasa aman nyaman masyarakat. "Terkait dengan kondisi psikologis bayi tersebut kami berharap pihak terkait instansi PA di Gianyar dari Dinas dan P2Tp2A bisa turun mengunjungi bayi dan keluarganya," ujarnya.
Dari pertemuan itu, juga terungkap bahwa tahun 2016 lalu juga pernah ada kejadian serupa. "Ada upaya penculikan Anak dengan modus memberikan uang Rp 100 ribu tapi gagal karena ada anak lain melarang, lalu pelaku lari. Itu tahun 2016, pernah kejadian," ungkapnya. Pihaknya pun tetap meminta seluruh masyarakat pendidikan/sekolah, masyarakat untk meningkatkan perhatian terkait keamanan lingkungan. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Seorang bayi perempuan, Ni Komang Puspa Dewi, 1,5, nyaris diculik orang tak dikenal pada Kamis (1/11) sekitar pukul 10.00 Wita di gang sempit kawasan Banjar Dlodrurung, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati. Meski sempat ditarik-tarik oleh pelaku, namun bayi mungil tersebut berhasil dipertahankan ibunya.
Informasi yang dihimpun, saat kejadian bayi Komang Puspa digendong oleh ibunya Ni Wayan Sukerti, 36, yang hendak pulang usai mengantar anak keduanya sekolah di SDN 3 batubulan Kangin. Sukerti terbiasa jalan kaki dari rumah kosnya di gang Walet II menuju SDN 3 Batubulan Kangin untuk antar jemput anak. Oleh karena sang suami bekerja, bayi mungil Komang Puspa pun selalu diajak antar jemput kakaknya.
Menurut Sukerti ketika ditemui di SDN 3 Batubulan, Jumat (2/11) pagi, kejadian percobaan penculikan tersebut membuatnya trauma dan takut. "Biasanya jalan itu ada saja yang lewat atau bertani, tapi tumben kemarin sepi," ujar ibu 3 anak asal Nusa Penida, Klungkung ini.
Saat kejadian, Sukerti awalnya melihat dua orang laki-laki berboncengan naik sepeda motor Honda Vario warna hitam mendahuluinya. Namun, tiba-tiba berhenti tak jauh dari jalan yang dilalui Sukerti dan bayinya. Salah satu laki-laki berpakaian serba hitam dengan helm cerobong turun lalu berusaha menarik bayinya. Sementara satu lagi, menunggu dengan seeda motor masih menyala. "Kepala anak saya sempat ditarik tarik pelaku. Tapi saya berusaha pegang kuat-kuat, untungnya pakai gendongan jadi anak gak berhasil diambil," tuturnya.
Sukerti terus berusaha sekuat tenaga untuk berteriak minta tolong sambil mempertahankan anaknya. Sempat ia dengar perintah dari pengendara sepeda motor agar rekannya bergegas menggunakan bahasa Bali. "Saya dengar orang di motor nyuruh enggalin enggalin kedeng, tapi saya nggak lihat wajahnya. Nomor DK nya juga saya nggak sempat perhatikan, karena sudah gemetar," jelasnya.
Dalam kondisi terdesak, Sukerti terus berteriak minta tolong hingga si penculik menyerah. "Anak berhasil saya dekap, penculik itu langsung lari. Mungkin takut digebuki kalau ada orang yang tahu," ujar Sukerti. Lepas dari aksi penculikan, Sukerti pun belum tenang. Air matanya tak kuasa dibendung dengan langkah yang gemetar ia kembali ke arah sekolah. Di areal sekolah, Sukerti pun duduk di teras sambil tersedu-sedu hingga akhirnya guru-guru dan kepala sekolah mendekati. Setelah menceritakan kronologisnya, satu sekolah pun jadi heboh. Kepala Sekolah langsung melapor ke Kantor Perbekel yang lokasinya sebelah selatan sekolah, lalu minta bantuan Bimas Batubulan Kangin AIPTU I Wayan Darma Atmaja.
Setelah itu Babinkamtibmas Desa Batubulan Kangin memberikan arahan dan imbauan kepada semua guru SD No 3 dan anak murid agar selalu waspada serta hati - hati kalau ada orang yang tidak dikenal mau menjemput agar tidak mau dan begitu juga kalau Ibu-Ibu dalam mengantar anak kesekolah maupun menjemput anaknya pulang sekolah agar tidak membawa anak bayi.
Sementara Kepala SDN 3 Batubulan Kangin, I Wayan Sukantra, mengaku ketika melihat korban menangis di halaman sekolah langsung diajak ke ruang guru. “Katanya anaknya mau direbut. Ibu menceritakan kejadian ke kami, maka saat itu juga kami langsung melapor polisi. Kami lapor sama Binmas dan langsung ditangani oleh beliau,” ujar Sukantra.
Di sisi lain, Kapolsek Sukawati Kompol Pande Sugiharta masih meragukan pengakuan korban. “Tidak ada pelaku itu, yang jelas tidak bisa dibuktikan,” ujar Kompol Sugiharta. Kata dia, saat kejadian, tidak ada saksi mata yang melihat. “Saksi nggak ada. Coba hubungi Kanit Reskrim,” pintanya.
Kehebohan percobaan penculikan ini membuat pihak KPPAD provinsi Bali, Kadek Ariyasa ikut panik. Jumat kemarin, Kadek Ariyasa langsung mendatangi sekolah dan mengumpulkan pihak terkait.
Dari hasil pertemuan tersebut, KPPAD mengatakan motif dan modus pelaku penculikan belum bisa dipastikan. Sehingga pihaknya berharap aparat kepolisian melakukan berbagai upaya penyelidikan untuk mencoba menemukan pelaku dan memastikan rasa aman nyaman masyarakat. "Terkait dengan kondisi psikologis bayi tersebut kami berharap pihak terkait instansi PA di Gianyar dari Dinas dan P2Tp2A bisa turun mengunjungi bayi dan keluarganya," ujarnya.
Dari pertemuan itu, juga terungkap bahwa tahun 2016 lalu juga pernah ada kejadian serupa. "Ada upaya penculikan Anak dengan modus memberikan uang Rp 100 ribu tapi gagal karena ada anak lain melarang, lalu pelaku lari. Itu tahun 2016, pernah kejadian," ungkapnya. Pihaknya pun tetap meminta seluruh masyarakat pendidikan/sekolah, masyarakat untk meningkatkan perhatian terkait keamanan lingkungan. *nvi
Komentar