nusabali

Rp 1,5 M untuk Dua Bus Sekolah

  • www.nusabali.com-rp-15-m-untuk-dua-bus-sekolah

Satu bus dianggarkan sekitar Rp 750 juta. Bus yang masih dalam proses perakitan itu ditarget datang pada 15 Desember 2018.

Tambah Pelayanan Antar-Jemput Siswa

DENPASAR, NusaBali
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar kembali gelontorkan dana Rp 1,5 miliar untuk pengadaan dua bus sekolah. Dua bus dengan kapasitas 40 siswa tersebut nantinya akan dikhususkan mengangkut siswa di Denpasar Utara dan Denpasar Timur. Sementara dua bus lama dengan kapasitas 25 siswa akan digunakan untuk mengangkut siswa di wilayah Denpasar Barat.

Kepala Unit Pelayanan Teknis Trasportasi Darat, Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Dewa Ketut Adi Pradnyana saat dikonfirmasi, Jumat (2/11) mengungkapkan, pihaknya menambah dua bus untuk menambah pelayanan yang selama ini semakin bertambah. Kapasitas yang hanya 25 orang satu bus saat ini membuat bus harus bolak-balik hingga berkali-kali.

Sementara, kata dia, permintaan penumpang saat ini mencapai 528 siswa. Hal itu membuat kebutuhan bus harus ditambah. "Itu baru di Denut dan Denbar saja. Bus saat ini kami beli dengan kapasitas 40 siswa. Nantinya dua bus yang ukurannya 25 siswa akan dicoba di Denpasar Barat untuk melayani kawasan tersebut. Sehingga, pelayanan untuk siswa bisa berlanjut ke kecamatan yang belum mendapatkan layanan bus sekolah," jelasnya.

Kata Dewa Adi, satu bus tersebut dianggarkan sekitar Rp 750 juta. Bus tersebut ditarget datang pada 15 Desember 2018 mendatang karena memakai anggaran perubahan. Untuk saat ini, bus sekolah sudah dalam tahap perakitan yang sebelumnya dalam proses pemilihan pada catalog. "Kami targetkan bus sekolah akan datang pada pertengahan Desember ini. Sekarang sudah dalam perakitan, selesai perakitan kemungkinan pada awal Desember 2018," imbuhnya.

Dewa Adi mengungkapkan, pihaknya untuk saat ini masih menggunakan bus dengan cara bolak-balik penjemputan. Dengan banyaknya siswa yang terdaftar pihaknya tidak memungkinkan untuk menolak siswa tersebut. "Nggak mungkin kami tolak. Sebelumnya targetnya hanya 250 siswa, sekarang malah dua kali lipat. Kami bersyukur juga artinya orangtua siswa nyaman dan mendukung positif bus sekolah ini," imbuhnya.

Kendala yamg dihadapi kali ini kata Dewa Adi yakni ada pada zona penjemputan. Sebab, untuk sistem zonasi sekolah tidak semua siswa yang kena zonasi. Siswa yang belum kena zonasi yakni kelas III dan kelas VI sehingga pihaknya sedikit sulit menentukan titik kumpul mereka. Saat ini, siswa dari Dentim masih kumpul pada titik Denut, sehingga penjemputan yang seharusnya dilakukan terarah dari titik 1 ke titik 2, saat ini masih belum teratur. Sebab rute bus 1 bisa langsung menuju bus titik rute ke 3. "Ini kendala kami. Ketika nanti bisa semua masuk sistem zonasi, kami yakin akan lebih bisa menentukan rute yang sudah ditentukan. Bus akan bekerja sesuai zonasi tanpa harus loncat-loncat dalam penjemputan," tandasnya.

Salah satu siswa SMPN 3 Denpasar Made Ditya Dhananjaya mengaku lebih nyaman menggunakan bus sekolah. Selain tidak kepanasan juga bisa belajar bareng dengan teman-temannya di bus. "Lebih bagus pakai bus, soalnya kan kemarin pakai motor diantar. Kalau pulang sekolah panas, kalo di bus kan dingin. Banyak teman juga," ungkapnya siswa asal Jalan Jatayu Gang III Anggabaya Penatih Denpasar Timur ini. *mi

Komentar