Kesulitan Pakan, Ribuan Tukik Mati
Dari ribuan telur penyu, hanya segelintir tukik yang bisa dilepasliarkan. Kesulitan pakan menjadi faktor penyebabnya.
GIANYAR, NusaBali
Penangkaran penyu kelompok Saba Asri yang berlokasi di Pantai Saba, Kabupaten Gianyar, mengalami kesulitan penyediaan pakan tukik. Oleh sebabnya, antara jumlah telur penyu yang ditangkar, hanya segelintir tukik yang bisa hidup.
Di penangkaran yang beroperasi sejak tahun 2014 tersebut, ribuan calon tukik mati setiap tahunnya
Pengelola Saba Asri Made Kikik mengakui pihaknya sudah mendapat bantuan dari pemerintah ataupun CSR dari pihak swasta. Namun bantuan yang sifatnya tidak rutin membuat tidak cukup memenuhi kebutuhan pakan tukik setiap harinya. “Memenuhi kebutuhan pakan masih menjadi kendala bagi kami," terang Made Kiki, Jumat (2/11).
Dikatakan dalam sehari pihaknya menggunakan pakan 6 kilogram ikan tuna, yakni untuk pakan pagi dan sore. Tuna itu dibelinya dengan harga Rp 45 ribu per kilogram. “Hitung saja Rp 45 ribu kali 6, segitulah menghabiskan pakan setiap harinya," ucapnya.
Sebelum tuna, dulu ia sempat menggunakan pakan udang, namun harga udang tidak terjangkau yakni mencapai Rp 80 ribu per kg. Pakan udang juga lebih ribet dan mahal lagi karena udang harus dikupas kulit dan kepalanya. “ Udang tidak terjangkau makanya kami pakai tuna, kalau tidak terjangkau juga ya kami ngutang dulu di pedagangnya," ucapnya.
Diakui kendala pakan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang tukik, sebab bila tukik kekurangan makanan akan langsung menjadi kanibal. Kondisi ini pula yang menjadi salah satu penyebab banyaknya tukik mati di penangkaran ini, "Ya tukik memang bisa menjadi kanibal, kalau pakannya kurang," katanya.
Bahkan berdasarkan data, cukup signifikan perbandingan antara telur penyu yang dipungut di seputaran Pantai Giayar dengan tukik yang dilepasliarkan setiap tahunnya. Seperti pada 2016 ada sekitar 6.605 butir telur yang diselamatkan di kelompok Saba Asri, namun dari jumlah itu yang dilepas di bibir pantai hanya 27 ekor, sehingga ada 6.578 telur atau tukik yang tidak terselematkan pada 2016.
Selanjutnya pada 2017, kelompak Saba Asri berhasil memungut 11.029 butir telur tukik, namun yang dilepas hanya 1.976 tukik. Pengambilan telur tukik oleh kelompok ini paling tinggi tahun ini yakni mencapai 32.850 butir telur, namun yang tercatat dilepas hanya 2.327 ekor. Berdasarkan data terakhir tersebut, diketahui ada puluhan tukik yang mati setiap harinya.
Made Kikik menjelaskan selain faktor kekurangan pakan, tukik yang dirawat di penangkaran ini juga banyak yang mati akibat jamur. Kondisi ini dominan terjadi pada 2017 lalu. “Tahun lalu serangan jamur banyak sekali, cepat menularnya ke sesama tukik," ucapnya.
Perlu diketahui Made Kikik banyak mengumpulkan telur penyu lekang. Jenis ini banyak ditemukan di sepanjang pantai Gianyar yang berpasir hitam. Ia juga banyak menerima temuan telur penyu dari kecamatan lain seperti Klungkung dan Karangasem. “Dari kabupaten lain juga ada yang menyerahkan, dan kita tetaskan di sini," ujarnya. *nvi
Penangkaran penyu kelompok Saba Asri yang berlokasi di Pantai Saba, Kabupaten Gianyar, mengalami kesulitan penyediaan pakan tukik. Oleh sebabnya, antara jumlah telur penyu yang ditangkar, hanya segelintir tukik yang bisa hidup.
Di penangkaran yang beroperasi sejak tahun 2014 tersebut, ribuan calon tukik mati setiap tahunnya
Pengelola Saba Asri Made Kikik mengakui pihaknya sudah mendapat bantuan dari pemerintah ataupun CSR dari pihak swasta. Namun bantuan yang sifatnya tidak rutin membuat tidak cukup memenuhi kebutuhan pakan tukik setiap harinya. “Memenuhi kebutuhan pakan masih menjadi kendala bagi kami," terang Made Kiki, Jumat (2/11).
Dikatakan dalam sehari pihaknya menggunakan pakan 6 kilogram ikan tuna, yakni untuk pakan pagi dan sore. Tuna itu dibelinya dengan harga Rp 45 ribu per kilogram. “Hitung saja Rp 45 ribu kali 6, segitulah menghabiskan pakan setiap harinya," ucapnya.
Sebelum tuna, dulu ia sempat menggunakan pakan udang, namun harga udang tidak terjangkau yakni mencapai Rp 80 ribu per kg. Pakan udang juga lebih ribet dan mahal lagi karena udang harus dikupas kulit dan kepalanya. “ Udang tidak terjangkau makanya kami pakai tuna, kalau tidak terjangkau juga ya kami ngutang dulu di pedagangnya," ucapnya.
Diakui kendala pakan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang tukik, sebab bila tukik kekurangan makanan akan langsung menjadi kanibal. Kondisi ini pula yang menjadi salah satu penyebab banyaknya tukik mati di penangkaran ini, "Ya tukik memang bisa menjadi kanibal, kalau pakannya kurang," katanya.
Bahkan berdasarkan data, cukup signifikan perbandingan antara telur penyu yang dipungut di seputaran Pantai Giayar dengan tukik yang dilepasliarkan setiap tahunnya. Seperti pada 2016 ada sekitar 6.605 butir telur yang diselamatkan di kelompok Saba Asri, namun dari jumlah itu yang dilepas di bibir pantai hanya 27 ekor, sehingga ada 6.578 telur atau tukik yang tidak terselematkan pada 2016.
Selanjutnya pada 2017, kelompak Saba Asri berhasil memungut 11.029 butir telur tukik, namun yang dilepas hanya 1.976 tukik. Pengambilan telur tukik oleh kelompok ini paling tinggi tahun ini yakni mencapai 32.850 butir telur, namun yang tercatat dilepas hanya 2.327 ekor. Berdasarkan data terakhir tersebut, diketahui ada puluhan tukik yang mati setiap harinya.
Made Kikik menjelaskan selain faktor kekurangan pakan, tukik yang dirawat di penangkaran ini juga banyak yang mati akibat jamur. Kondisi ini dominan terjadi pada 2017 lalu. “Tahun lalu serangan jamur banyak sekali, cepat menularnya ke sesama tukik," ucapnya.
Perlu diketahui Made Kikik banyak mengumpulkan telur penyu lekang. Jenis ini banyak ditemukan di sepanjang pantai Gianyar yang berpasir hitam. Ia juga banyak menerima temuan telur penyu dari kecamatan lain seperti Klungkung dan Karangasem. “Dari kabupaten lain juga ada yang menyerahkan, dan kita tetaskan di sini," ujarnya. *nvi
1
Komentar