Kasus DBD di Kota Denpasar Terus Menurun
Jaya Negara Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan dan Antisipasi DBD
DENPASAR, NusaBali
Guna menekan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar, Dinas Kesehatan Kota Denpasar melaksanakan pencanangan Gerakan 3M Sebelum Musim Penularan DBD (G 3M SMP) yang dipusatkan di Wantilan Desa Pakraman Panjer pada Jumat (2/11) .
Pencanangan yang dibuka langsung Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara ditandai dengan penyerahan bubuk abate kepada seluruh camat di Kota Denpasar sekaligus memberi arahan cara menjaga kebersihan dan mengajak siswa serta masyarakat mempraktekkan langsung gerakan 3M. Dalam kegiatan tersebut Wakil Walikota Jaya Negara juga sempat melaksanakan fogging di salah satu rumah seputaran Desa Panjer.
Penyakit DBD sudah menjadi masalah nasional karena jumlah penderita dan kematian yang diakibatkan cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat terutama di kota-kota besar termasuk Kota Denpasar. Penyakit DBD merupakan penyakit yang bersifat endemis, dimana dalam 3 tahun terakhir kasus DBD selalu saja ada setiap tahunnya dan cenderung terjadi kejadian luar biasa (KLB). Oleh karena itu, upaya strategis yang terbukti efisien dn efektif dalam pemberantasan penyakit tersebut adalah melalui Gerakan Mandiri Pemantau Jentik (Gema Petik) yang terus dicanangkan Pemerintah Kota Denpasar.
"Selama air tergenang dan ada larvanya maka sampai anak cucu kita akan beresiko terkena DBD. Untuk itu upaya Gema Petik ini perlu kita gaungkan, agar masyarakat selalu menumbuh kembangkan budaya bersih dan sehat," ujar Jaya Negara sembari mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Ni Luh Putu Sri Armini mengatakan dari hasil evaluasi kasus DBD di Kota Denpasar dari bulan Januari sampai September 2017, total sebanyak 884 kasus dan angka kematian (CFR) = 0,45 % (total kematian sebanyak 4 orang). Sedangkan untuk tahun 2018 pada periode yang sama mengalami penurunan yang signifikan menjadi 91 kasus dengan (Insiden Rate/ IR) = 13,03 per 100.000 penduduk.
Sedangkan kecamatan yang beresiko lebih tinggi tertular DBD pada tahun 2018 yakni Kecamatan Denpasar Utara dengan IR= 19,62 per 100.000 penduduk (total kasus 16 orang), Kecamatan Denpasar Barat dengan IR= 14,51 per 100.000 penduduk (total kasus 34 orang), Kecamatan Denpasar Timur dengan IR = 8,67 per 100.000 penduduk (total kasus 12 orang) dan Kecamatan Denpasar Selatan dengan IR= 11,89 per 100.000 penduduk ( total kasus 29 orang) dengan keseluruhan angka kematian 0% (0 orang).
“Berpacu pada data yang ada, kasus DBD di Denpasar mengalami penurunan. Namun tidak terlepas dari hal tersebut melalui Bulan Bakti G 3M SMP ini diharapkan dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik, membudayakan prilaku sehat dan bersih serta menekan angka penyakit DBD di Kota Denpasar,” harap dr Armini. *mi
Pencanangan yang dibuka langsung Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara ditandai dengan penyerahan bubuk abate kepada seluruh camat di Kota Denpasar sekaligus memberi arahan cara menjaga kebersihan dan mengajak siswa serta masyarakat mempraktekkan langsung gerakan 3M. Dalam kegiatan tersebut Wakil Walikota Jaya Negara juga sempat melaksanakan fogging di salah satu rumah seputaran Desa Panjer.
Penyakit DBD sudah menjadi masalah nasional karena jumlah penderita dan kematian yang diakibatkan cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat terutama di kota-kota besar termasuk Kota Denpasar. Penyakit DBD merupakan penyakit yang bersifat endemis, dimana dalam 3 tahun terakhir kasus DBD selalu saja ada setiap tahunnya dan cenderung terjadi kejadian luar biasa (KLB). Oleh karena itu, upaya strategis yang terbukti efisien dn efektif dalam pemberantasan penyakit tersebut adalah melalui Gerakan Mandiri Pemantau Jentik (Gema Petik) yang terus dicanangkan Pemerintah Kota Denpasar.
"Selama air tergenang dan ada larvanya maka sampai anak cucu kita akan beresiko terkena DBD. Untuk itu upaya Gema Petik ini perlu kita gaungkan, agar masyarakat selalu menumbuh kembangkan budaya bersih dan sehat," ujar Jaya Negara sembari mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Ni Luh Putu Sri Armini mengatakan dari hasil evaluasi kasus DBD di Kota Denpasar dari bulan Januari sampai September 2017, total sebanyak 884 kasus dan angka kematian (CFR) = 0,45 % (total kematian sebanyak 4 orang). Sedangkan untuk tahun 2018 pada periode yang sama mengalami penurunan yang signifikan menjadi 91 kasus dengan (Insiden Rate/ IR) = 13,03 per 100.000 penduduk.
Sedangkan kecamatan yang beresiko lebih tinggi tertular DBD pada tahun 2018 yakni Kecamatan Denpasar Utara dengan IR= 19,62 per 100.000 penduduk (total kasus 16 orang), Kecamatan Denpasar Barat dengan IR= 14,51 per 100.000 penduduk (total kasus 34 orang), Kecamatan Denpasar Timur dengan IR = 8,67 per 100.000 penduduk (total kasus 12 orang) dan Kecamatan Denpasar Selatan dengan IR= 11,89 per 100.000 penduduk ( total kasus 29 orang) dengan keseluruhan angka kematian 0% (0 orang).
“Berpacu pada data yang ada, kasus DBD di Denpasar mengalami penurunan. Namun tidak terlepas dari hal tersebut melalui Bulan Bakti G 3M SMP ini diharapkan dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik, membudayakan prilaku sehat dan bersih serta menekan angka penyakit DBD di Kota Denpasar,” harap dr Armini. *mi
Komentar