'Jaga Gerbang' Tangkal Penyebaran HIV/AIDS
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klungkung menerapkan program ‘Jaga Gerbang’ yakni, jangkau, siaga, gerakan fisik dan bangunkan jiwa.
SEMARAPURA, NusaBali
Program jaga gerbang merupakan program untuk menangkal penyebaran HIV/AIDS sekaligus penanganan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). “Program jaga gerbang ditindaklanjuti dengan berusaha menjangkau ODHA di tengah sulitnya mendapatkan informasi keberadaan ODHA,” kata Ketua KPA Kabupaten Klungkung Made Kasta didampingi Sekretarisnya Wayan Sumananya.
Siaga dilakukan sedari awal memfasilitasi penanganan ODHA hingga mereka bisa mandiri dengan tetap memberikan pendampingan. “ODHA juga kami fasilitasi supaya mendapatkan penanganan medis. Karena mereka yang masuk ODHA, sangat tertutup dan tidak mau proaktif memeriksakan diri,” ujar Made Kasta, yang juga Wakil Bupati Klungkung ini, Jumat (2/11).
Sementara itu Sumanaya menambahkan, sejauh ini KPA Klungkung mendampingi 30 ODHA. Mereka ini, kata Sumananya, berasal dari berbagai kalangan, ada PNS, ibu rumah tangga dengan jenjang usia mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Diperkirakan jumlah ODHA di Klungkung lebih dari 30 orang. “Karena yang 30 itu kan baru yang didampingi saja. Karena mereka tertutup tidak mau didampingi, salah satu faktornya karena ODHA begitu tertutup, karena menilai HIV/AIDS adalah penyakit nista, sehingga ada kesan aib dan perasaan malu dari ODHA,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Sumananya juga menyinggung mengenai tingginya permintaan kondom oleh pengelola lokalisasi di Klungkung, hal ini mengindikasikan transaksi seks bebas di Klungkung juga meningkat. Mengingat tugas KPA penanganan kesehatan, maka setiap permintaan kondom itu direalisasikan. “KPA setiap tiga bulan sekali bagi-bagi kondom gratis kepada pengelola lokalisasi atau pekerja seks komersial (PSK), 1 dus kondom itu untuk 3 bulan,” ujarnya. Setidaknya ada 6 lokalisasi di wilayah Klungkung. *wan
Program jaga gerbang merupakan program untuk menangkal penyebaran HIV/AIDS sekaligus penanganan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). “Program jaga gerbang ditindaklanjuti dengan berusaha menjangkau ODHA di tengah sulitnya mendapatkan informasi keberadaan ODHA,” kata Ketua KPA Kabupaten Klungkung Made Kasta didampingi Sekretarisnya Wayan Sumananya.
Siaga dilakukan sedari awal memfasilitasi penanganan ODHA hingga mereka bisa mandiri dengan tetap memberikan pendampingan. “ODHA juga kami fasilitasi supaya mendapatkan penanganan medis. Karena mereka yang masuk ODHA, sangat tertutup dan tidak mau proaktif memeriksakan diri,” ujar Made Kasta, yang juga Wakil Bupati Klungkung ini, Jumat (2/11).
Sementara itu Sumanaya menambahkan, sejauh ini KPA Klungkung mendampingi 30 ODHA. Mereka ini, kata Sumananya, berasal dari berbagai kalangan, ada PNS, ibu rumah tangga dengan jenjang usia mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Diperkirakan jumlah ODHA di Klungkung lebih dari 30 orang. “Karena yang 30 itu kan baru yang didampingi saja. Karena mereka tertutup tidak mau didampingi, salah satu faktornya karena ODHA begitu tertutup, karena menilai HIV/AIDS adalah penyakit nista, sehingga ada kesan aib dan perasaan malu dari ODHA,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Sumananya juga menyinggung mengenai tingginya permintaan kondom oleh pengelola lokalisasi di Klungkung, hal ini mengindikasikan transaksi seks bebas di Klungkung juga meningkat. Mengingat tugas KPA penanganan kesehatan, maka setiap permintaan kondom itu direalisasikan. “KPA setiap tiga bulan sekali bagi-bagi kondom gratis kepada pengelola lokalisasi atau pekerja seks komersial (PSK), 1 dus kondom itu untuk 3 bulan,” ujarnya. Setidaknya ada 6 lokalisasi di wilayah Klungkung. *wan
1
Komentar