nusabali

Tinggi Kasus DBD, Lima Desa Disemprot ULV

  • www.nusabali.com-tinggi-kasus-dbd-lima-desa-disemprot-ulv

Sebanyak lima desa di Tabanan difokuskan gelar program ULV (Ultra Low Volume).

TABANAN, NusaBali
ULV adalah program penyemprotan untuk membunuh nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Lima desa difokuskan karena kasus DBD terbanyak terjadi di desa tersebut. Adapun lima desa tersebut, di antaranya Desa Abiantuwung, Desa Kediri di Kecamatan Kediri. Lalu Desa Delod Peken, Desa Dauh Peken, dan Desa Dajan Peken di Kecamatan Tabanan.

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika menjelaskan, dipilihnya lima desa ini karena kasus DBD terbanyak terjadi di desa tersebut. Sehingga diperlukan penyemprotan ULV. "Jadwal penyemprotan sudah kami buat,"ujarnya, Jumat (2/11).

Adapun jadwalnya tersebut diantaranya, desa Abiantuwung dilakukan Senin (5/11) untuk siklus I dan Senin (12/11) pada siklus II. Desa Kediri dilakukan Selasa (6/11) untuk siklus I dan Selasa (13/11) pada siklus II. Desa Delod Peken pada  rabu (7/11) untuk siklus I dan Rabu (14/11) untuk siklus II. Desa Dauh Peken mendapatkan jadwal pada Kamis (8/11) untuk siklus I dan Kamis (15/11) untuk siklud II. Lalu Desa Dajan Peken pada Jumat (9/11) untuk siklus I dan Jumat (16) untuk siklus II.

Diterangkan, penyemprotan tersebut dilakukan setiap pukul 03.00 Wita. Efek dari ULV sangat efektif dibandingkan dengan fogging. Hal ini karena selain membunuh nyamuk dengan radius yang lebih jauh dan luas, ULV  tidak menghasilkan banyak asap seperti fogging bahkan tidak perlu masuk ke rumah-rumah.

"Penyemprotan menggunakan alat khusus yang diangkut oleh mobil untuk mematikan nyamuk dewasa DBD," tegasnya. Hanya saja ULV juga memiliki kelemahan. ULV ini proporsi kandungan obat untuk membunuh nyamuk dewasa DBD lebih tinggi dibandingkan fogging. Sehingga efek sampingnya adalah tidak hanya membunuh nyamuk saja, tetapi serangga lainnya dan tentunya berbahaya pula bagi kesehatan jika terlalu sering dilakukan.

"Sehingga kegiatan ULV ini hanya difokuskan kepada desa-desa yang terjadi kasus DBD terbanyak. Dilakukan setahun sekali sebelum memasuki musim pancaroba DBD," bebernya.

Meskipun demikian, kasus DPD tahun 2018 hingga September ini jauh menurun dratis hanya 40 kasus. Dibandingkan pada tahun 2013 tercatat 793 kasus, tahun 2014 menurun menjadi 475 kasus, tahun 2015 naik lagi menjadi 846 kasus, tahun 2016 menjadi 916 kasus, tahun 2017 tercatat 316 kasus.  Menurunnya kasus DBD tersebut terlihat dari tahun 2017, karena Pemkab Tabanan gencar lakukan program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk). "Gerakan ini sangat efektif karena dapat membunuh jentik nyamuk," tandas Suratmika. *de

Komentar