Koster Kumpulkan Guru, Sudikerta Galang Tukang Sapu
Saat kumpulkan 500 guru asal 9 Kabupaten/Kota se-Bali kemarin, Koster gandeng Dirjen dari Kemendikbud.
Dimaknai Jadi Ajang Pemanasan Mesin Partai Jelang Pilgub 2018
DENPASAR, NusaBali
Dua nakhoda partai politik yang diprediksi bakal bertarung head to head di Pilgub Bali 2018, Wayan Koster (PDIP) dan Ketut Sudikerta (Golkar), panaskan mesin partainya pada saat bersamaan, Minggu (17/4). Wayan Koster yang notabene anggota Komisi X DPR RI (membidangi masalah pendidikan), kumpulkan para guru se-Bali. Sebaliknya, Ketut Sudikerta yang kini Wakil Gubernur Bali, galang para tukang sapu.
Wayan Koster yang kini Ketua DPD PDIP Bali 2015-2020 kumpulkan para guru dari 9 Kabupaten/Kota se-Bali di Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali, Jalan Moncong Putih Niti Mandala Denpasar, Minggu pagi. Sedangkan Ketut Sudikerta yang kini menjabat Ketua DPD I Golkar Bali 2016-2021, ‘membalas’ kumpulkan para tukang sapu di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Minggu sore.
Saat mengumpulkan sekitar 500 guru dari 9 Kabupaten/Kota se-Bali, Minggu pagi, Wayan Koster lengkap menggandeng Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr Sumarna Surapranatha.
Para Bupati dan Walikota se-Bali juga diundang menghadiri pertemuan dengan para guru tersebut. Selain itu, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali yang duduk Komisi IV (membidangi masalah pendidikan) juga ikut digandeng.
Koster menyebutkan, kegiatan kemarin murni untuk mendengar aspirasi para guru, tidak ada politik-politikan. Menurut Koster, pertemuan bertajuk Dialog Hormati Guru dengan tema ‘Berjuang untuk Kesejahteraan Guru Guna Mencerdaskan Kehidupan Bangsa’ ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-43 PDI Perjuangan.
Sekitar 500 guru dari seluruh Bali dilibatkan dalam pertemuan di Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali kemarin. Mereka para guru mulai level PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK. “Saya ingin para Bupati juga mendengar keluhan para guru. Para Bupati dan Walikota ini yang harus memperjuangkan nasib para guru melalui kekuatan PDI Perjuangan,” ujar Koster, politisi yang juga akademisi bergelar Doktor Ilmu Matematika dari ITB Bandung.
Di hadapan para guru, Koster menegaskan dialog tersebut menjadi forum curhat mengenai hal-hal yang bersentuhan dengan peningkatan kesejahteraan guru, perlindungan guru, dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya. “Guru yang disebut ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ ini kesejahteraannya memang masih jauh dengan profesi lain. Kami di PDI Perjuangan siap memperjuangkannya,” ujar politisi militan PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang sudah tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Koster menegaskan, tugas guru semakin besar dalam kemajuan teknologi yang masif, bahkan menjangkau pada sendi kepribadian maupun individu siswa dan orangtua siswa. Hal ini berdampak pada muatan dan substansi belajar, metode pembelajaran, dan cara pandang maupun pola pikir masyarakat terhadap guru. “Guru harus rajin dan tekun mengembangkan diri, agar bisa mengikuti perubahan zaman. Jangan kalah cepat dengan siswa,” pinta Koster.
Dalam pertemuan di Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali, Minggu kemarin, para guru mendapatkan angin segar, terutama bagi mereka yang belum memiliki sertifikasi. Pasalnya, sertifikat mereka akan diperjuangkan Koster selaku anggota Komisi X DPR RI. Di akhir pertemuan, Koster menyerahkan 6 unit laptop kepada 6 guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB yang berprestasi sebagai bentuk penghargaan atas prestasi mereka meraih skor tertinggi dalam Uji Kompetensi Guru (UKG).
Bukan hanya Koster yang memberikan angin segar kepada para guru. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sumarna Surapranatha, juga memberikan kabar gembira bagi tenaga pendidik. Menurut Sumarna, untuk urusan UKG, pemerintah sudah menyiapkan pengiriman guru ke luar negeri dalam upaya peningkatan profesionalisme. Sumarna pun sempat memaparkan kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Bali yang notabene Wagub Bali, Ketut Sudikerta, kemarin sore ‘membalas’ dengan mengumpulkan para tukang sapu di Lapangan Puputan Badung. Sudikerta menggandeng Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali Ni Putu Metta Dewinta Wandy (yang kini anggota DPRD Denpasar), Wakil Sekretaris Bidang Perempuan DPD I Golkar Bali Ni Putu Yuli Artini (yang kini anggota DPRD Bali), dan Bendahara KPPG Provinsi Bali AA Inten Yuliandari.
Dalam pertemuan kemarin sore, Sudikerta dan para tukang sapu dari dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DPK) Kota Denpasar duduk lesehan di sebelah barat Pura Jagatnatha. Sudikerta berdialog dengan para tukang sapu soal banyak hal, terutama masalah kesejahteraan mereka.
Saat dialog tersebut, para tukang sapu menyampaikan aspirasi supaya honor mereka yang di bawah Upah Minimum Regional (UMR) supaya diperjuangkan Wagub Sudikerta. Para tukang sapu mengaku selama ini mereka hanya bergaji Rp 32.000 per sehari atau sekitar Rp 960.000 sebulan.
Namun, para tukang sapu curhat masalah honor dengan ragu-ragu, karena takut ditegur atasannya. Atas curhat tersebut, Sudikerta meminta para tukang sapu jangan takut bersuara untuk kebenaran. ”Jangan takut bersuara. Tidak apa- apa, saya akan perjuangkan sebagai Wakil Gubernur Bali. Kalian (tukang sapu) ada di sini, saya temui secara spontan. Ini bukan ada muatan politik,” ujar politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang sempat dua periode menjadi Wakil Bupati Badung ini.
Di pengujung pertemuan kemarin sore, Sudikerta bersama KPPG Provinsi Bali langsung menggelontor sembako kepada para tukang sapu yang hampir semua kaum perempuan. “Bantuan ini memang tidak cukup bagi ibu-ibu. Tapi, Partai Golkar, saya Wagub Bali, dan KPPG Bali peduli dengan kalian. Nanti kesejahteraan gaji yang dibawah UMR akan kami perjuangkan,” janji Sudikerta.
Sementara, aksi turun gunung menggarap basis massa di hari yang sama, namun jam berbeda, yang dilakukan Ketut Sudikerta dan Wayan Koster, Minggu kemarin, kontan jadi isu menarik. Aksi turun gunung bersamaan ini dikait-kaitkan dengan ajang pemanasan mesin partai jelang Pilgub Bali 2018.
Wacana yang santer berkembang belakangan ini, Wayan Koster dan Ketut Sudikerta potensial tarung head to head di Pilgub Bali 2018. Koster kemungkinan akan diusung PDIP selaku Calon Gubernur (Cagub) Bali di Pilgub 2018, sementara Sudikerta menjadi Cagub yang diusung Koalisi Bali Mandara (dimotori Golkar-Demokrat-Gerindra).
Peluang Sudikerte melenggang incar kursi Bali 1 (Gubernur) sangat terbuka, karena Made Mangku Pastika tak bisa maju lagi ke Pilgub 2018 lantaran sudah dua kali periode menjadi Gubernur.
Berdasarkan hasil Pileg 2014, hanya dua parpol yang berhak mengusung paket calon secara mandiri alias tanpa berkoalisi di Pilgub Bali 2018. Pertama, PDIP yang mendominasi 24 dari total 55 kursi DPRD Bali 2014-2019 (kuasai 43,64 persen suara parlemen) dan Golkar yang punya 11 kursi DPRD Bali (kuasai 20,00 persen suara parlemen).
Sedangkan Demokrat hanya memiliki 8 kursi DPRD Bali (kuasai 14,54 persen suara parlemen), sementara Gerindra punya 7 kursi DPRD Bali (kuasai 12,72 persen suara parlemen). Sementara 4 parpol parlemen lainnya hanya memiliki total 5 kursi DPRD Bali (kuasai 9,10 persen suara parlemen).
Keempat parpol yang tergabung dalam Fraksi Panca Bayu DPRD Bali tersebut masing-masing NasDem (punya 2 kursi DPRD Bali atau kuasai 3,64 persen suara parlemen), Hanura (mempunyai 1 kursi DPRD Bali atau kuasai 1,82 persen suara parlemen), PAN (punya 1 kursi DPRD Bali atau kuasai 1,82 persen suara parlemen), dan PKPI (punya 1 kursi DPRD Bali atau kuasai 1,82 persen suara parlemen). Jika terjadi tarung head to head di Pilgub Bali 2018, empat parpol dari Fraksi Panca Bayu ini potensial gabung ke PDIP, sementara Golkar bergandengan dengan Demokrat dan Gerindra di barisan Koalisi Bali Mandara (KBM). 7 nat,nar
1
Komentar