nusabali

Heboh karena Fenomena Colek Pamor di Buleleng

  • www.nusabali.com-heboh-karena-fenomena-colek-pamor-di-buleleng

Masyarakat Buleleng heboh dengan peristiwa munculnya colek pamor di palinggih (bangunan suci) mereka, sejak Sabtu (3/11) lalu.

SINGARAJA, NusaBali
Tanda colek pamor di palinggih semakin banyak ditemukan oleh krama Buleleng, Minggu (4/11). Tanda colek pamor yang muncul di palinggih-palinggih kawasan Buleleng ini tergurat seperti tanda garis. Ini berbeda dengan fenomena colek pamor yang sempat menghebohkan Bali tahun 2004 silam. Kala itu, colek pamor berbentuk jejas (tapak dara). Pada 2004, jejas terjadi hampir di semua kabupaten/kota se-Bali.

Colek pamor yang hebohkan masyarakat Buleleng, sejak Sabtu lalu, muncul di Palinggih Penunggun Karang, Ganesha, hingga Sanggah (pura keluarga). Dari laporan masyarakat, fenomena colek pamor di palinggih ini terjadi hampir di seluruh wilayah Buleleng. Misalnya, di Desa Pejarakan (Kecamatan Gerokgak), Desa Patas (Kecamatan Gerokgak), Desa Sambangan (Kecamatan Sukasada), Kelurahan Beratan (Kecamatan Buleleng), Desa Tejakula (Kecamatan Tejakula), dan Desa Tembok (Kecamatan Tejakula).

Seorang krama di Desa Pakraman Beratan, Keluarahan Beratan, Putu Mahardika, mengakui tanda colek pamor di palinggihnya baru diketahui, Minggu dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Saat itu, Mahardika yang kebetulan belum tidur, sempat mengecek percakapan di grup WhatsApp ponselnya. Percakapan saat itu ramai soal fenomena colek pamor yang disebut muncul Sabtu malam pukul 22.00 Wita.

“Saya sempat baca WA grup. Karena penasaran, saya langsung cek keluar rumah. Ternyata, ada tanda colek pamor di pakinggih. Pamornya masih basah, saya pun langsung merinding,” ungkap Mahardika saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Minggu kemarin.

Menurut Mahardika, kejadian ini dianggap tidak wajar. Apalagi, dia sama sekali tidak mendengar ada orang yang datang ke halaman rumahnya. Bahkan, anjing peliharaannya juga tidak ada terdengar menggongong.

Fenomena serupa juga muncul di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Kepala Desa (Perbekel) Pejarakan, Made Astawa, mengatakan fenomena colek pamor memang muncul di rumah-rmah warganya. Fenomena ini diketahui pertama kali muncul di merajan milik keluarga Ketut Kutang.

“Saya sempat cek langsung ke sana. Memang ada garis putih itu. Hampir di tiap palinggih ada garis putih yang disebut colek pamor itu. Dulu juga pernah terjadi seperti ini. Besok (hari ini) masalah ini akan kami koordinasikan dengan desa pakraman,” ungkap Perbekel Made Astawa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah per telepon, Minggu kemarin.

Sementara itu, Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesai (PHDI) Kabupaten Buleleng, Dewa Nyoman Suardana, mengingatkan agar fenomena colek pamor yang kembali merebak kali ini dimaknai positif oleh masyarakat. “Sebeneranya ini bukan hal baru. Beberapa tahun silam juga pernah terjadi. Kalau ini dibahas, tidak ada habisnya, malah nanti masyarakat resah,” ujar Dewa Suardana. PHDI pun mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu memikirkan masalah colek pamor ini. *k23

Komentar