Indonesia Fokus Kembangkan Pendidikan Vokasi
Pemerintah Indonesia fokus pada pengembangan dan penguatan pendidikan vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja terampil dan berkualitas.
JAKARTA, NusaBali
"Indonesia dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan struktur populasi yang relatif muda, berusaha untuk mendapatkan manfaat dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja yang terampil melalui pendidikan berkualitas," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (1/11) lalu.
Menteri Effendy mengatakan hal itu saat menghadiri Pertemuan Menteri-Menteri Pendidikan ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations Education Ministers Meeting (ASED) di Nay Pyi Taw, Myanmar. Dalam menghadapi revolusi industri keempat, di mana unsur digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam dunia usaha dan industri, penting bagi Indonesia menyiapkan generasi muda yang terampil.
Hal itu, terutama lulusan sekolah menengah agar mampu memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif dan bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman yang dinamis. "Meningkatnya pasokan tenaga kerja terampil dengan kualifikasi dan kompetensi di tingkat ASEAN pasti akan menentukan desain pengembangan dan membawa pendidikan vokasi ke arah yang lebih baik, di tingkat pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi," kata dia.
Muhadjir mengungkapkan bahwa saat ini strategi Indonesia dalam menyiapkan tenaga terampil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) beralih kepada kebutuhan industri.
Dengan demikian, kata dia, penyusunan kurikulum dan peran serta industri sebagai calon pengguna, semakin ditingkatkan. Hal itu, kata dia, berlaku baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Dia mengharapkan lulusan SMK semakin siap menghadapi dunia profesional pada era keterbukaan pasar kerja dan revolusi industri keempat.
"Karena itu kurikulum 60 persen ditentukan dunia usaha. Kemudian proses belajar mengajar juga lebih banyak pada praktik di dunia usaha dan dunia industri," kata dia. Sistem pendidikan yang kini diterapkan di Indonesia, menurut Mendikbud Effendy, telah sesuai dengan ASEAN Work Plan on Education 2016-2020, di mana pendidikan vokasi tercakup di dalamnya.
Ia mengatakan saat ini rata-rata negara ASEAN telah mengembangkan pendidikan vokasi. Ia mengungkapkan bahwa Myanmar dan Thailand tertarik untuk meningkatkan kerja sama pendidikan dengan Indonesia.
"Sebab mereka menilai apa yang dilakukan Indonesia dapat pula diadopsi dan diterapkan di negaranya," kata Muhadjir. Perhelatan ASED telah menjadi kesempatan bagi para menteri pendidikan negara-negara ASEAN untuk saling bertukar pengalaman tentang sistem dan program pendidikan yang sedang dilaksanakan di negara masing-masing. *ant
"Indonesia dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan struktur populasi yang relatif muda, berusaha untuk mendapatkan manfaat dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja yang terampil melalui pendidikan berkualitas," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (1/11) lalu.
Menteri Effendy mengatakan hal itu saat menghadiri Pertemuan Menteri-Menteri Pendidikan ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations Education Ministers Meeting (ASED) di Nay Pyi Taw, Myanmar. Dalam menghadapi revolusi industri keempat, di mana unsur digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam dunia usaha dan industri, penting bagi Indonesia menyiapkan generasi muda yang terampil.
Hal itu, terutama lulusan sekolah menengah agar mampu memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif dan bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman yang dinamis. "Meningkatnya pasokan tenaga kerja terampil dengan kualifikasi dan kompetensi di tingkat ASEAN pasti akan menentukan desain pengembangan dan membawa pendidikan vokasi ke arah yang lebih baik, di tingkat pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi," kata dia.
Muhadjir mengungkapkan bahwa saat ini strategi Indonesia dalam menyiapkan tenaga terampil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) beralih kepada kebutuhan industri.
Dengan demikian, kata dia, penyusunan kurikulum dan peran serta industri sebagai calon pengguna, semakin ditingkatkan. Hal itu, kata dia, berlaku baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Dia mengharapkan lulusan SMK semakin siap menghadapi dunia profesional pada era keterbukaan pasar kerja dan revolusi industri keempat.
"Karena itu kurikulum 60 persen ditentukan dunia usaha. Kemudian proses belajar mengajar juga lebih banyak pada praktik di dunia usaha dan dunia industri," kata dia. Sistem pendidikan yang kini diterapkan di Indonesia, menurut Mendikbud Effendy, telah sesuai dengan ASEAN Work Plan on Education 2016-2020, di mana pendidikan vokasi tercakup di dalamnya.
Ia mengatakan saat ini rata-rata negara ASEAN telah mengembangkan pendidikan vokasi. Ia mengungkapkan bahwa Myanmar dan Thailand tertarik untuk meningkatkan kerja sama pendidikan dengan Indonesia.
"Sebab mereka menilai apa yang dilakukan Indonesia dapat pula diadopsi dan diterapkan di negaranya," kata Muhadjir. Perhelatan ASED telah menjadi kesempatan bagi para menteri pendidikan negara-negara ASEAN untuk saling bertukar pengalaman tentang sistem dan program pendidikan yang sedang dilaksanakan di negara masing-masing. *ant
Komentar