nusabali

Program PATBM Desa Batuan Dikaji

  • www.nusabali.com-program-patbm-desa-batuan-dikaji

Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, dikaji oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Minggu (4/11).

GIANYAR, NusaBali
Mulai dari anak-anak, orangtua, aktivis, kaur Pemdes, tokoh adat dan agama,  dikumpulkan untuk diminta mengisi kuisioner terkait perkembangan PATBM Desa Batuan.  Hasil kuisioner tersebut nantinya akan dikaji dan diteliti kembali oleh para akademisi di Universitas Bengkulu. Pencacahan data melibatkan petugas pencacah data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali, Ni Kadek Andari. Ia menjelaskan, pencacahan data ini untuk mengetahui kondisi PATBM Desa Batuan. Di Gianyar ada satu desa memiliki PATBM dibawah naungan Kementerian yakni Desa Batuan. Satunya lagi, PATBM Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar. “Isi kuisioner tak jauh-jauh dari aktivitas PATBM itu sendiri. Nanti jawaban dari 37 responden ini akan kami kirimkan ke Universitas Bengkulu untuk dikaji kembali,” jelasnya.

Perbekel Desa Batuan I Nyoman Netra menyambut baik kajian itu. Pihaknya pun memastikan, PATBM di Desa Batuan berjalan sesuai moto desa ‘Ingin mewujudkan anak yang sehat, cerdas, kreatif, dan mandiri’. Baginya, anak adalah emasnya desa, anak adalah berliannya desa, anak  adalah masa depan desa. Oleh karena itu, anak wajib dilindungi bersama dengan gema berlian (gerakan bersama  masyarakat lindungi anak) dan PATBM. Dikatakan, perlindungan anak mutlak harus dilakukan. Terlebih saat ini sedang marak isu percobaan kasus penculikan anak.

Bentuk perlindungan tersebut, dilakukan melalui beberapa kegiatan. Meliputi bimbingan belajar, Posyandu plus termasuk setiap bulan memberikan pemeriksaaan gratis kepada 45 anak-anak dari KK tidak mampu, dan 8 anak berkebutuhan khusus bekerja sama dengan Puskesmas Sukawati I, dan anak-anak belajar melukis gaya Batuan. “Melukis Gaya Batuan dikoordinir perkumpulan pelukis Batur Ulangun, sebagai salah satu program pengembangan kreativitas anak,” jelasnya.

Jelas Nyoman Netra, dua anak didik perkumpulan ini, yakni Wayan Budiarta dan I Wayan Aris Sarmanta pada Oktober 2018 berkesempatan mengikuti pameran lukis di salah satu museum di Leiden, Belanda. Selain itu, pihak desa juga mengadakan pengobatan rutin setiap bulan kepala lanjut usia. Terbaru, tahun ini pihak desa memberikan anggaran khusus pada anak-anak desa yatim piatu. Terdiri dari 23 anak yatim, 24 anak piatu, dan 8 anak yatim piatu. “Desa membantu sarana dan prasarana sekolah. Ada yang masih SD, ada pula sudah SMA/SMK.” jelasnya.

Kata Nyoman Netra, Desa Batuan juga memberikan les bahasa Inggris gratis bagi 36 anak yang berasal dari  keluarga tidak mampu dan masih pengangguran. “Tahun ini 36 anak dinyatakan lulus, namun hanya 15 orang yang langsung diberikan sertifikat. Sementara 3 anak yang meraih nilai tertinggi dapat dana pembinaan,” imbuhnya. Baru-baru ini, Desa Batuan juga meluncurkan lagu Anak Desa Batuan serangkaian Porsenides. “Lagunya diciptakan warga Batuan, dinyanyikan anak-anak Desa Batuan. Bagaimana mereka bisa bangga menjadi bagian dari desa layak anak. Kedepan kami rencanakan akan membuat kelompok paduan suara anak-anak,” jelasnya. *nvi

Komentar