Gandeng Anak Pramuka Gaungkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Di setiap kabupaten/kota se-Bali, ada 100 anggota Pramuka yang dilatih lewat Perkemahan Sabtu Minggu. Hari Sabtu diberikan materi, kemudian Minggu diajak terjun ke lapangan
Gerakan dari Dian Mardiani SKM MPH, Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Bali
DENPASAR, NusaBali
Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Provinsi Bali gulirkan satu program untuk menggugah peran serta generasi muda dalam ikut meningkatkan kesehatan masyarakat. Promkes Dinas Kesehatan menggandeng anak-anak Pramuka untuk meminati Saka Bakti Husada, yaitu salah satu Satuan Karya Pramuka (Saka) yang bergerak di bidang kesehatan. Kemudian, Saka Bakti Husada diajak turun kunjungan ke lapangan untuk mengecek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat.
Kepala Seksi Promkes Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dian Nardiani SKM MPH, 52, mengatakan ada 9 Saka dalam Pramuka, yakni Saka Dirgantara, Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Keluarga Berencana, Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, Saka Wira Kartika, Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widya Budaya Bhakti. Saka Bakti Husada termasuk salah satu yang cukup aktif di Bali.
Secara nasional, Saka Bakti Husada diresmikan pada 17 Juli 1985 silam. Kemudian, Saka Bakti Husada dicanangkan oleh Menteri Kesehatan tanggal 12 November 1985, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Kepengurusan Saka Bakti Husada Provinsi Bali berada di bawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Berdasarkan Keputusan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali Nomor 03 Tahun 2016, Kadis Kesehatan otomatis menjadi Kepala Majelis Pembimbing Saka.
Dian Nardiani mengatakan, tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkungannya. Dalam upaya turut membantu program kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, anggota Pramuka yang mengikuti peminatan bidang kesehatan dilatih dengan pemberian materi, serta keterampilan berperi-laku hidup bersih dan sehat.
“Adik-adik Pramuka ini bayak kami gerakkan dalamn kunjungan ke lapangan. Tapi, sebelum itu, kami latih dulu mereka. Selain melatih keterampilan tentang kepramukaan, mereka juga dilatih keterampilan berperilaku hidup bersih dan sehat, serta gerakan masyarakat hidup sehat,” ujar Dian Nardiani saat ditemui NusaBali di Gedung Narigraha, Niti Mandala Denpasar, Selasa (30/10) sore.
Dalam Saka Bakti Husada, kata Dian, ada lagi satuan kecil sebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu yang disebut Krida. Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, antara lain, Krida Bina Obat (pemahaman obat), Krida Bina Gizi (pemahaman keadaan gizi), Krida Bina Keluarga Sehat (kesehatan ibu, anak, remaja, lansia, dan lainnya), Krida Penanggulangan Penyakit (pemahaman penanggulangan penyakit), serta Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Seluruh materi tersebut diberikan saat kegiatan Saka Bakti Husada yang dilaksanakan di base camp, seperti Puskesmas, sekolah kesehatan, Dinas Kesehatan, rumah sakit, di pangkalan Saka Bakti Husada (SBH) atau di Gudep yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani & rohani peserta didik. Setelah diberikan keterampilan berupa materi tentang kesehatan, anggota Pramuka dilatih dalam bentuk praktek berupa kegiatan nyata, yakni menerapkan sendiri pengetahuan atau keteram-pilannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi setempat. Kemudian, mereka diarahkan turun ke lapangan melakukan pengabdian masyarakat untuk mengecek perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat.
Menurut Dian, kegiatan pengabdian masyarakat diutamakan dalam bentuk bakti, seperti Perkemahan Bakti (Perti), Pramuka Peduli Kesehatan, Pramuka Peduli Mata, Pramuka Peduli Banjir, dan Tim Bantuan Kesehatan (P3K). Untuk kegiatan yang dilaksanakan pada 2018, bentuknya berupa Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) di seluruh kabupaten/kota se-Bali. “Anggota Pramuka juga dilatih mentalnya dan diberikan keterampilan untuk mendapatkan informasi ketika bertemu masyarakat,” jelas perempuan kelahiran 1 Mei 1966 asal Banjar Kedaton, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur ini.
Ketika digerakkan terjun ke lapangan, kata Dian, satu anggota Pramuka ditugaskan untuk turun ke 3 kepala keluarga (KK). Mereka membawa blanko untuk diisi. Contohnya, mengecek apakah ada jentik nyamuk, apakah sudah menggunakan garam beryodium (ada alat tesnya), apakah sudah menyediakan buah dan sayur setiap hari, dan lain-lain sesuai Krida-krida yang ada.
“Blanko tersebut kemudian kembali ke saya. Dari situ kemudian saya bisa evaluasi kesehatan masyarakat,” jelas Dian. “Di setiap kabupaten, ada 100 orang anggota Pramuka yang dilatih lewat Perkemahan Sabtu Minggu. Sabtu mereka diberikan materi, kemudian Minggu-nya ke lapangan. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab sosialisasi ke sekolahnya masing-masing,” lanjut ibu dua anak dari pernikahannya dengan Irman Leonard SE ini.
Sementara itu, inovasi yang sedang digalakkan untuk 9 kabupaten/kota tersebut adalah kegiatan Marketing Camp, yakni cara untuk menarik minat masyarakat terhadap pesan kesehatan yang disampaikan, kelancaran berbahasa saat bertugas, dan juga bagaimana kecerdasan berpikir saat menghadapi pelanggan di lapangan. Marketing profesional yang disasar adalah anggota Pramuka Penegak.
“Inovasi baru saya mempromosikan produk saya melalui Marketing Camp. Jadi, di luar materi kesehatan, saya juga mengajarkan tentang media, seperti cara membuat poster, pamflet, dan desain, tergantung situasi di lapangan. Kita ajari cara-caranya,” tandas lulusan D3 Akademi Gizi Poltekes Denpasar, S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Surabaya, dan S2 Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran UGM Jogjakarta ini.
Dalam beroperasi, marketing Pramuka Penegak ini membawa budaya yang akan membekali, menggunakan pakaian adat Bali, dan berbahasa Bali, agar dalam pelaksanaannya mampu menarik perhatian dan dapat dipahami serta dapat diterapkan oleh para khalayak. Dengan metode ini, diharapkan akan ada perubahan baru untuk mempromosikan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Disebutkan, semua anggota Pramuka yang telah dilatih wajib juga untuk menyebarluaskan informasin kegiatan dan hasil kegiatan melalui media sosialnya, baik instagram maupun facebook, juga di hastag ke #promkesprovinsibali. Menurut Dian, ini adalah bentuk inovasi menyesuaikan dengan perkembangan zaman, agar promosi kesehatan terus disebarluaskan. Aktivitas Saka Bakti Husada Provinsi Bali telah dilirik oleh Kementerian Kesehatan. Konon, nantinya Bali akan dijadikan Pilot Project Saka Bakti Husada, dengan mengambil anggota Pramuka usia 21-25 tahun. *ind
DENPASAR, NusaBali
Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Provinsi Bali gulirkan satu program untuk menggugah peran serta generasi muda dalam ikut meningkatkan kesehatan masyarakat. Promkes Dinas Kesehatan menggandeng anak-anak Pramuka untuk meminati Saka Bakti Husada, yaitu salah satu Satuan Karya Pramuka (Saka) yang bergerak di bidang kesehatan. Kemudian, Saka Bakti Husada diajak turun kunjungan ke lapangan untuk mengecek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat.
Kepala Seksi Promkes Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dian Nardiani SKM MPH, 52, mengatakan ada 9 Saka dalam Pramuka, yakni Saka Dirgantara, Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Keluarga Berencana, Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, Saka Wira Kartika, Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widya Budaya Bhakti. Saka Bakti Husada termasuk salah satu yang cukup aktif di Bali.
Secara nasional, Saka Bakti Husada diresmikan pada 17 Juli 1985 silam. Kemudian, Saka Bakti Husada dicanangkan oleh Menteri Kesehatan tanggal 12 November 1985, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Kepengurusan Saka Bakti Husada Provinsi Bali berada di bawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Berdasarkan Keputusan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali Nomor 03 Tahun 2016, Kadis Kesehatan otomatis menjadi Kepala Majelis Pembimbing Saka.
Dian Nardiani mengatakan, tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkungannya. Dalam upaya turut membantu program kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, anggota Pramuka yang mengikuti peminatan bidang kesehatan dilatih dengan pemberian materi, serta keterampilan berperi-laku hidup bersih dan sehat.
“Adik-adik Pramuka ini bayak kami gerakkan dalamn kunjungan ke lapangan. Tapi, sebelum itu, kami latih dulu mereka. Selain melatih keterampilan tentang kepramukaan, mereka juga dilatih keterampilan berperilaku hidup bersih dan sehat, serta gerakan masyarakat hidup sehat,” ujar Dian Nardiani saat ditemui NusaBali di Gedung Narigraha, Niti Mandala Denpasar, Selasa (30/10) sore.
Dalam Saka Bakti Husada, kata Dian, ada lagi satuan kecil sebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu yang disebut Krida. Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, antara lain, Krida Bina Obat (pemahaman obat), Krida Bina Gizi (pemahaman keadaan gizi), Krida Bina Keluarga Sehat (kesehatan ibu, anak, remaja, lansia, dan lainnya), Krida Penanggulangan Penyakit (pemahaman penanggulangan penyakit), serta Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Seluruh materi tersebut diberikan saat kegiatan Saka Bakti Husada yang dilaksanakan di base camp, seperti Puskesmas, sekolah kesehatan, Dinas Kesehatan, rumah sakit, di pangkalan Saka Bakti Husada (SBH) atau di Gudep yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani & rohani peserta didik. Setelah diberikan keterampilan berupa materi tentang kesehatan, anggota Pramuka dilatih dalam bentuk praktek berupa kegiatan nyata, yakni menerapkan sendiri pengetahuan atau keteram-pilannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi setempat. Kemudian, mereka diarahkan turun ke lapangan melakukan pengabdian masyarakat untuk mengecek perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat.
Menurut Dian, kegiatan pengabdian masyarakat diutamakan dalam bentuk bakti, seperti Perkemahan Bakti (Perti), Pramuka Peduli Kesehatan, Pramuka Peduli Mata, Pramuka Peduli Banjir, dan Tim Bantuan Kesehatan (P3K). Untuk kegiatan yang dilaksanakan pada 2018, bentuknya berupa Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) di seluruh kabupaten/kota se-Bali. “Anggota Pramuka juga dilatih mentalnya dan diberikan keterampilan untuk mendapatkan informasi ketika bertemu masyarakat,” jelas perempuan kelahiran 1 Mei 1966 asal Banjar Kedaton, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur ini.
Ketika digerakkan terjun ke lapangan, kata Dian, satu anggota Pramuka ditugaskan untuk turun ke 3 kepala keluarga (KK). Mereka membawa blanko untuk diisi. Contohnya, mengecek apakah ada jentik nyamuk, apakah sudah menggunakan garam beryodium (ada alat tesnya), apakah sudah menyediakan buah dan sayur setiap hari, dan lain-lain sesuai Krida-krida yang ada.
“Blanko tersebut kemudian kembali ke saya. Dari situ kemudian saya bisa evaluasi kesehatan masyarakat,” jelas Dian. “Di setiap kabupaten, ada 100 orang anggota Pramuka yang dilatih lewat Perkemahan Sabtu Minggu. Sabtu mereka diberikan materi, kemudian Minggu-nya ke lapangan. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab sosialisasi ke sekolahnya masing-masing,” lanjut ibu dua anak dari pernikahannya dengan Irman Leonard SE ini.
Sementara itu, inovasi yang sedang digalakkan untuk 9 kabupaten/kota tersebut adalah kegiatan Marketing Camp, yakni cara untuk menarik minat masyarakat terhadap pesan kesehatan yang disampaikan, kelancaran berbahasa saat bertugas, dan juga bagaimana kecerdasan berpikir saat menghadapi pelanggan di lapangan. Marketing profesional yang disasar adalah anggota Pramuka Penegak.
“Inovasi baru saya mempromosikan produk saya melalui Marketing Camp. Jadi, di luar materi kesehatan, saya juga mengajarkan tentang media, seperti cara membuat poster, pamflet, dan desain, tergantung situasi di lapangan. Kita ajari cara-caranya,” tandas lulusan D3 Akademi Gizi Poltekes Denpasar, S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Surabaya, dan S2 Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran UGM Jogjakarta ini.
Dalam beroperasi, marketing Pramuka Penegak ini membawa budaya yang akan membekali, menggunakan pakaian adat Bali, dan berbahasa Bali, agar dalam pelaksanaannya mampu menarik perhatian dan dapat dipahami serta dapat diterapkan oleh para khalayak. Dengan metode ini, diharapkan akan ada perubahan baru untuk mempromosikan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Disebutkan, semua anggota Pramuka yang telah dilatih wajib juga untuk menyebarluaskan informasin kegiatan dan hasil kegiatan melalui media sosialnya, baik instagram maupun facebook, juga di hastag ke #promkesprovinsibali. Menurut Dian, ini adalah bentuk inovasi menyesuaikan dengan perkembangan zaman, agar promosi kesehatan terus disebarluaskan. Aktivitas Saka Bakti Husada Provinsi Bali telah dilirik oleh Kementerian Kesehatan. Konon, nantinya Bali akan dijadikan Pilot Project Saka Bakti Husada, dengan mengambil anggota Pramuka usia 21-25 tahun. *ind
Komentar