Gunung Barujari Meletus, Umat Hindu Tetap Mulang Pakelem
Gunung Barujari di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan meletus dengan mengeluarkan asap dan debu sekitar pukul 10.45 Wita, Minggu (25/10).
MATARAM, NusaBali
Kepala Resort Sembalun, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Zulfahri mengatakan Gunung Barujari yang disebut sebagai anak Gunung Rinjani oleh masyarakat Pulau Lombok itu, saat ini masih mengeluarkan asap dan debu dalam skala kecil.
“Kondisi kepulan asap saat awal letusan tidak terlalu besar, namun kami sudah melakukan upaya evakuasi terhadap para pendaki karena dikhawatirkan letusan makin membesar,” katanya. Dia mengaku belum mengetahui secara pasti berapa jumlah pendaki yang masih berada di Danau Segara Anak yang lokasinya dekat dengan Gunung Barujari yang mengeluarkan asap.
“Ada empat orang anggota tim dari TNGR yang masih berada di atas untuk melakukan evakuasi para pendaki. Saya belum tahu pasti berapa jumlah pendaki yang terdaftar, yang jelas semua ada datanya,” ujarnya. Proses evakuasi dilakukan melalui jalur pendakian Torean, Kabupaten Lombok Utara karena lebih aman dari asap dan debu akibat letusan.
Zulfahri menegaskan, pihaknya juga sudah menutup seluruh jalur pendakian resmi, baik melalui Sembalun dan Timbanuh, Kabupaten Lombok Timur, serta Senaru, Kabupaten Lombok Utara. “Aktivitas pendakian sudah ditutup karena kondisi tidak memungkinkan untuk keselamatan para pendaki dan informasi ini sudah kami sampaikan kepada pemandu wisata dan lewat internet,” katanya.
Pihak TNGR juga sudah menghubungi panitia acara ‘Mulang Pakelem’ untuk mengkondisikan kegiatannya karena situasi di sekitar Gunung Rinjani tidak memungkinkan bagi keselamatan. “Acara keagamaan itu akan berlangsung dua hari lagi, sehingga kami sudah menghubungi panitia acara untuk segera mengkondisikan kegiatannya demi keselamatan,” kata Zulfahri dilansir Antara.
Ratusan umat Hindu di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, memilih bertahan di Danau Segara Anak Gunung Rinjani untuk menyelesaikan ritual ‘Mulang Pekelem’, meskipun Gunung Barujari meletus Minggu pagi. “Awalnya lebih dari 500-an orang, tapi informasinya ada sebagian yang sudah turun dari Danau Segara Anak,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Agus Budiono, Minggu kemarin.
Danau Segara Anak Gunung Rinjani dijadikan sebagai pusat perayaan
‘Mulang Pakelem’ yang merupakan tradisi umat Hindu di Pulau Lombok, untuk memohon dan menjaga keharmonisan alam semesta. Agus mengatakan, pihaknya sudah meminta masyarakat yang mengadakan ritual ‘Mulang Pakelem’, segera meninggalkan Danau Segara Anak untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, namun mereka tetap memilih bertahan hingga acara selesai pada Selasa, Purnama Kalina, (27/10).
Dari data yang dihimpun petugas BTNGR wilayah kerja Resort Senaru, ada sekitar 600-an umat Hindu menuju Danau Segara Anak sejak Jumat (23/10), untuk mengikuti ritual ‘Mulang Pakelem’. Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani, dengan kawah berukuran 170m x 200 meter, ketinggian 2.296 - 2376 meter dari permukaan laut (mdpl).
Gunung yang berada di areal Danau Segara Anak Gunung Rinjani ini terakhir meletus pada 2 Mei 2009, dengan jumlah korban jiwa 31 orang karena banjir bandang akibat letusan. Sebelumnya juga pernah meletus pada 2004, namun tidak ada korban jiwa. Gunung Barujari juga pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), kemudian tahun 1966, dan tahun 1994.
Komentar