nusabali

Amuk Massa di Wilayahnya, Desa Pakraman Padangtegal Minta Maaf

  • www.nusabali.com-amuk-massa-di-wilayahnya-desa-pakraman-padangtegal-minta-maaf

Dihadirkan dalam pertemuan klarifikasi di Pura Desa Paktraman Padangtegal, Selasa siang, bule Australia, Victoria Erlacher, secara terbuka minta maaf kepada kedua buruh proyek korban amuk massa, yakni Seniman dan Anan

Pertemuan Klarifikasi Kasus Dua Buruh Proyek Jadi Korban Amuk Massa karena Dikira Curi Uang Bule

GIANYAR, NusaBali
Aksi amuk massa yang menimpa dua buruh proyek, Seniman, 21, dan Anan, 18, gara-gara dikira mencuri duit bule perempuan asal Australia, Victoria Erlacher, 22, di ATM kawasan Jalan Hanoman Ubud, Gianyar, Sabtu (3/11) sore, menuai kecaman dari berbagai pihak. Desa Pakraman Padangtegal, Kelurahan Ubud yang mewilayahi Jalan Hanoman Ubud pun meminta maaf, karena insiden ini terjadi di wewidangan (wilayah)-nya.

Desa Pakraman Padangtegal yang mewilayahi TKP amuk massa di Jalan Hanoman Ubud, berinisiatif mengumpulkan para pihak untuk bertemu, Selasa (6/11) siang sekitar pukul 11.15 Wita. Pertemuan yang digelar di Wantilan Pura Desa Pakraman Padangtegal kemarin sekaligus dijadikan ajang untuk klarifikasi.

Hadir dalam pertemuan klarifikasi kemarin adalah Bendesa Pakraman Padangtegal I Made Gandra, Kapolsek Ubud Kompol Made Raka Sugita SH, Kanit Binmas Polsek Ubud Iptu Made Agus Tantrawan, Kanit Reskrim Polsek Ubud Iptu Dewa Made Pramantara, Panit I Reskrim Polsek Ubud Ipda Ngakan Jaya Wijaya, Panit II Intelkam Polsek Ubud Aiptu Ketut Rudeg, Panit Provost Posek Ubud Aiptu Dewa Nyoman Raka, Babinkamtibmas Kelurahan Ubud, Babinsa Kelurahan Ubud, para Kaling dan prajuru adat se-Desa Pekraman Padangtegal, pecalang, serta pemilik proyek di Jalan Suweta (bos korban, Red) I Wayan Sutrisna, mandor proyek I Kadek Mus, hingga perwakilan warga Ubud. Bule Victoria dan dua buruh proyek korban amuk massa, Seniman dan Anan, juga hadir.

Dalam pertemuan tersebut, Bendesa Pakraman Padangtegal I Made Gandra menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa selisih paham yang berujuk aksi amuk massa terhadap dua buruh proyek. Bendesa Made gandra berharap ke depan tidak terulang lagi kasus serupa. "Kami selaku yang mewilayahi lokasi TKP mohon maaf. Ini untuk keharmonisan, agar di kemudian hari tidak ada lagfi kejadian serupa," ujar Bendesa Made Gandra.

Sedangkan Kapolsek Ubud, Kompol Made Raka Sugita, mengatakan kasus amuk massa yang menimpa dua buruh proyek ini sejatinya sudah selesai dengan kesepakatan damai seusai kejadian. Namun demikian, kasus ini menjadi atensi masuarakat luas.

Bahkan, kata Kompol Raka Sugita, hampir setiap jam pihaknya dapat telepon dari masyarakat, pasca aksi amuk massa yang menimpa dua buruh proyek tersebut. Intinya, masyarakat luas kecam tindakan amuk massa terhadap buruh proyek yang tidak berdosa tersebut. Pasalnya, kedua buruh proyek menjadi korban tuduhan ‘curi uang’ yang dilontarkan bule Australia di ATM kawasan Jalan Hanoman Ubud.

"Saya banyak sekali menerima telepon. Bahkan hampir setiap jam telepon berdering dari masyarakat untuk menayakan tentang permasalahan yang terjadi," ungkap Kompol Raka Sugita dalam pertemuan kemarin. Kompol Raka Sugita pun harus berulangkali menjelaskan kronologis peristiwa. "Intinya, permasalahan ini adalah miskomunikasi dan kesalahpahaman," ujarnya.

Berkaca dari kasus ini, Kompol Raka Sugita mengimbau masyarakat agar bila di kemudian hari menemukan hal serupa di mana ada pelaku dugaan kejahatan tertangkap, jangan langsung main hakim sendiri. "Kasus ini adalah pembelajaran. Biar aparat penegak hukum yang sepenuhnya bertanggung jawab, sehingga pariwisata di Ubud semakin hari semakin ramai dan aman dari tindak kriminal," pinta Kapolsek Ubud ini.

Sementara itu, dalam pertemuan kemarin, bule Victoria juga menyampaikan permintaan maaf kepada kedua korban amuk massa dan seluruh hadirin. "Saya minta maaf atas permasalahan yang telah saya perbuat," tutur bule Australia yang diketahui menginap di Betutu Villas Ubud ini.

Sejumlah warga Padangtegal yang sempat emosi saat kejadian, juga angkat bicara dalam pertemuan kemarin. Mereka mengakui terlalu cepat merespons sebuah kejadian hingga sempat menghakimi kedua buruh proyek. "Dari sisi kemanusian, kami meminta maaf yang sebesar besarnya atas apa yang telah kami diperbuat," ujar salah satu perwakilan warga.

Menanggapi hal itu, korban Seniman dan Anan menyatakan menerima permohonan maaf dari berbagai pihak. Begitu pula, bos dua buruh proyek ini, I Wayan Sutrina, yang hadir dalam pertemuan kemarin, berterima kasih kepada semua pihak karena telah diadakan klarifikasi permasalahan ini. "Terpenting kita jaga image. Ke depan, di Ubud ini tidak akan terulang kasus serupa," tandas Wayan Sutrina.

Pertemuan kemarin diakhiri dengan penyerahan tali kasih oleh perwakilan warga Banjar Padangtegal, Kelurahan Ubud dan bule Victoria kepada kedua buruh korban amuk massa. Pertemuan berakhir siang sekitar pukul 12.20 Wita dalam suasana hangat dan saling salam-salaman.

Aksi amuk massa terhadap dua buruh proyek yang dikira mencuri uang milik bule itu sendrii terajdi di ATN Jalan Hanoman Ubud, Sabtu sore pukul 16.35 Wita. Insiden berawal ketika korban mandapatkan transferan uang dari bosnya melalui ATM sebesar Rp 6,8 juta. Korban Seniman ditugasi oleh teman-temannya sesama buruh untuk menarik uang tersebut dan kemudian dibagikan ke semua pekerja.

Saat hendak menarik uang di ATM kawasan Jalan Hanoman Ubud, korban Seniman dan Anan melihat ada seorang bule perempuan tengah menarik uang di dalam bilik ATM tersebut. Kedua buruh proyek ini pun menunggu hingga bule tersebut keluar. Barulah setelah bule bernama Victoria tersebut keluar dari blik ATM, Seniman dan Anan masuk untuk menarik uang.

Saat transaksi pertama, Seniman menarik uang sebesar Rp 2 juta. Saat itulah, bule perempuan tersebut tiba-tiba menerobos masuk ke dalam bilik ATM. Sebab, bule ini curigai kedua korban membawa kartu ATM palsu dan menduga uang yang ditarik itu miliknya. Kemudian, si bule berusaha merampas uang di tangan korban Seniman. Lantaran merasa tidak bersalah, Seniman pun berusaha memertahankan uangnya, seraya mendorong bule Australia .

Nah, warga di sekitar lokasi yang melihat agedan tersebut, langsung bertindak. Tanpa tahu duduk permasalahan, warga langsung menghakimi kedua buruh proyek ini hingga terluka. Beruntung, petugas Polsek Ubud cepat tiba di lokasi untuk mengamankan korban Seniman dan Anan ke kantor polisi. Bule perempuan bernama Victoria juga dibawa ke Mapolsek Ubud. *nvi

Komentar