nusabali

Verifikasi Dana BOS Berlangsung hingga Dinihari

  • www.nusabali.com-verifikasi-dana-bos-berlangsung-hingga-dinihari

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Tabanan memverifikasi dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

TABANAN, NusaBali
Dampaknya, para operator dana BOS dari masing-masing sekolah harus kerja ekstra membuat laporan dengan format pembukuan yang baru. Bahkan, para guru rela ‘menginap’ di Kantor Disdikpora Tabanan, demi menunggu antrean verifikasi.

Ketua Tim Manajamen Dana BOS Tabanan, Dewa Putu Kerta Wijaya, mengatakan penerima dana BOS di Tabanan tahun ini sebanyak 368 sekolah. Rinciannya, 329 sekolah tingkat SD dan 39 sekolah level SMP. Verifikasi telah dimulai sejak Sabtu (16/4) dan ditarget selesai Rabu (20/4) besok. 

Verifikasi dana BOS, kata Kerta Wijaya, dilakukan rutin setiap tahun. Namun, khusus tahun 2016 ini, ada format baru dari BPK. Sementara para operator di masing-masing sekolah belum mahir menguasai program excel. 

Disebutkan, banyak yang belum faham mengikuti petunjuk pembukuan yang baru. Karenanya, saat akan diperiksa di Disdikpora, kebanyakan pembukuannya tak balance. “Agar pembukuannya balance, waktunya cukup lama. Sehingga antreannya panjang,” terang Kerta Wijaya di Kantor Disdikpora Tabanan, Senin (18/4).  

Selain karena kemampuan SDM dalam penguasaan komputer dan lemah pahami buku petunjuk, kendala lainnya adalah pembukuan dikerjakan oleh guru, bukan tenaga Tata Usaha (TU). “Pekerjaannya jadi lama, karena guru harus fokus mengajar,” ujar Kerta Wijaya. 

Sedangkan Kadisdikpora Tabanan, I Putu Santika, mengatakan dengan pembukuan format baru, operator sekolah kelabakan. Menghindari antrean panjang dan pemeriksaan bisa fokus, ke depannya dirancang laporan verifikasi dana BOS per tri wulan. “Kita berharap tidak lagi perbaikan sampai subuh,” harap birokrat yang juga Ketua PGRI Tabanan ini, Senin kemarin. 

Dari pantauan Putu Santika, sudah banyak operator dana BOS yang bisa menguasai komputer. Kendala utama terjadi pada sistem pembukuan format baru. Menurut Santika, ada tiga sub verifikasi dana BOS yang dibukukan secara rinci: belanja pokok, belanja pegawai, serta belanja barang jasa dan modal. “Ketiganya harus diturunkan secara terinci,” jelas Santika.

Santika yakin dengan mengubah sistem laporan per tri wulan, nantinya para operator tidak bakal mengeluh antre sampai subuh, seperti sekarang. Santika juga mengapresiasi sejumlah operator yang sudah mampu membuat laporan yang benar dan mau mengajarkan temannya agar cepat selesai.

Sementara itu, salah seorang operator dari SDN 1 Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan, I Made Sumadana, 48, mengaku tidak bisa mengaplikasikan komputer. Guru Agama Hindu ini pun jujur mengaku tidak memahami pembukuan. “Memang ada buku panduan dan arahan, tapi saya belum memahaminya dengan baik,” tutur Suamada kepada NusaBali, Senin kemarin. 

Sumadana sendiri mengaku ditunjuk sebagai Bendahara Sekolah, karena berumur paling muda di SDN 1 Tajen. Menurut Sumadana, saat membawa laporan ke Kantor Disdikpora Tabanan, pembukuannya belum balance. Dia pun harus mengulang lagi membuat laporan, agar antara debet dan kredit jadi balance. 

Meski laporan keuangannya belum balance, Sumadana bersyukur karena tidak sampai menginap di Kantor Disdikpora Tabanan. “Kalau teman lainnya banyak antre sampai dinihari pukul 04.00 Wita,” terang Sumadana.

Lain lagi pengakuan operator dana BOS dari salah satu SMP di Tabanan. Dia justru mengkritisi sistem verifikasi dana BOS yang disebutnya tidak efektif. Menurut dia, akan lebih efisien dan terkonsentrasi jika verifikasi dana BOS dijadwalkan per kecamatan. “Pembukuan saya sudah benar, tapi terjebak antrean,” keluhnya sembari berharap usulannya bisa ditampung dan dilaksanakan. 7 cr61

Komentar