nusabali

6 Rumah Rusak, Satu Keluarga Terpaksa Harus Ngungsi

  • www.nusabali.com-6-rumah-rusak-satu-keluarga-terpaksa-harus-ngungsi

Di Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, seorang janda miskin selamat dari maut setelah ditarik sang cucu saat rumahnya ambruk diterjang angin kengang, dinihari kemarin

Putung Belung Terjang Banjar Tunjung, Desa Delod Berawah, Mendoyo

NEGARA, NuaBali
Bencana angin puting beliung terjang kawasan Banjar Tunjung, Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Rabu (7/11) dinihari sekitar pukul 00.30 Wita. Meski tidak ada kor-ban jiwa maupun terluka, namun setidaknya 6 rumah warga rusak diterjang puting beliung. Bahkan, satu keluarga terpaksa harus mengungsi karena rumahnya rusak parah.

Data di lapangan, satu rumah di Banjar Tunjung, Desa Delod Berawah yang rusak berat diterjang puting beliung adalah milik keluarga I Wayan Soma, 60. Sedangkan 5 unit rumah lainnya mengalami kerukan ringan di bagian atap, masing-masing milik keluarga Ni Wayan Susun, 65, Suparman, 35, Jumadi, 50, Raban, 54, dan Saiful, 40.

Kerusakan rumah keluarga Wayan Soma terbilang cukup parah. Hampir seluruh genting rumah permanen tersebut berhamburan jatuh. Beberapa rangka kayu atap rumah Wayan Soma juga patah. Selain itu, Palinggih Lebuh di depan rumah sampai am-bruk.

Rumah yang remuk diterjang puting beliung ini dihuni 2 kepala keluarga (KK). Pertama, keluarga I Wayan Soma dan istrinya, Ni Ketut Suandri, 55. Kedua, keluarga I Made Suardika bersama sang istri Ni Putu Suryani, 30, serta dua anaknya, I Putu Dimas Aditya, 6, dan I Kadek Dwi Pradnyana, 3. Made Suardika merupakan anak dari pasutri Wayan Soma dan Ketut Suandri.

Ditemui NusaBali di rumahnya yang hancur, Rabu kemarin, Made Suardika mengatakan saat terjadi angin puting beliung menerjang, dia bersama keluarganya sedang tidur. Mereka seketika terbangun begitu mendengar suara angin yang cukup keras. Ternyata, itu anggin berputar. Dalam sekejap, beberapa genting berhamburan ke depan rumahnya.

“Kami sekeluarga langsung berhamburan keluar. Beruntung, tidak ada di antara kami yang sampai tertimpa genting berjatuhan,” cerita Suardika sembari mengatakan, saat puting beliung menerjang, pas turun hujan.

“Pas masih hujan, jelas kedengaran suara makuus (suara angin keras). Kami saat itu semua sudah bangun. Tapi, melihat genting berjatuhan di depan rumah, kami belum berani keluar. Begitu semua genting di depan habis, barulah kami langsung ke luar. Saat kami keluar, kebetulan baru genting di atas kamar berjatuhan, makanya kami selamat,” lanjut Suardika.

Setelah berhasil selamat, Suardika bersama istri dan ayahnya memilih diam di teras bangunan dapur. Sedangkan ibunya beserta kedua akan Suardika dievakuasi mengungsi ke rumah pamannya (adik dari Wayan Soma), I Nengah Dosen, 45, yang berada di sebelah selatan dan masih dalam satu pekarangan.

“Waktu kami keluar, kasur, lemari, termasuk barang-barang elektronik masih di dalam kamar. Semuanya basah terguyur hujan, karena genting berjatuhan. Baru tadi pagi kami keluarkan. Ini juga belum tahu, apa barang-barang elektronik seperti TV dan kulkas masih bisa dipakai atau tidak,” ujar Suardika yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Selain mengevakuasi peralatan rumah tangga, keluarga Wayan Soma dengan dibantu warga sekitar juga berusaha memperbaiki atap rumahnya yang hancur, kemarin pagi. Petugas Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Jembrana pun terjun ke lokasi bersama Perbekel Delod Berawah Made Rentana dan Camat Mendoyo, Gede Sujana.

Petugas BPBD bantu membersihkan sisa material atap rumah keluarga Wayan Soma yang hancur. “Katanya, dari BPBD masih dikaji untuk dapat bantuan perbaikan rumah. Selama menunggu perbaikan selesai, rencananya kami sekeluarga mengungsi dulu ke rumah paman,” papar Suardika.

Sementara itu, bencana angin kencang, Rabu dinihari, juga merobohkan rumah gedek milik seorang janda miskin, Siti Kasma, 65, di Banjar Teluk Limo, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana. Rumah gedek berukuran 9 meter x 6 meter yang ditempati Siti bersama cucunya, Mohamad Hairul Yani, 14, itu ambruk sampai rata dengan tanah.

“Kejadian sekitar pukul 02.30 Wita. Saat itu saya sedang tidur. Cucu saya yang kebetulan bangun mau sholat tahajut, merasakan kayu bergetar. Dia langsung menarik saya diajak keluar. Makanya, saya masih selamat,” tutur Sti Kasma.

Buat sementara, Siti Kasma diungsikan ke rumah anaknya yang juga tinggal di sebelah selatan rumah ambruk tersebut. “Nenek Siti Kasma ini memang warga miskin. Dia penerima bantuan dana PKH (Program Keluarga Harapan) dan beras sejahtera. Untuk rumahnya itu, hari ini (kemarin) kami rapatkan di desa. Kami merencanakan bantuan bedah rumah dari dana desa tahun depan,” ujar Perbekel Tegal Badeng Barat, I Made Sudiana.

Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan, sebuah rumah di kawasan Banjar Tegal Cantel, Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana, rusah akibat tertimpa pohon mangga roboh. Rumah tersebut milik keluarga I Gusti Putu Gede Dwijaya. *ode

Komentar