Industri Kreatif Katalisator Ekonomi Global
Industri kreatif merupakan gerbang yang membuka kontribusi dinamis bagi para pelaku usaha kreatif hingga berperan sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi global.
MANGUPURA, NusaBali
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf dalam pembukaan World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018, di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung Rabu (7/11) berharap, industri kreatif menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi global. Munaf mengatakan peluang kerjasama dalam sektor ekonomi kreatif diperlukan untuk membuka kesempatan para pelaku kreatif lebih luas.
"Selain itu bisa menjaring pelaku industri kreatif yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Mulai orang muda, tua, kaya, miskin, dan lain sebagainya. Industri kreatif merupakan gerbang yang membuka kontribusi dinamis bagi para pelaku usaha kreatif,” ujar Munaf.
“Melalui kegiatan WCCE ini kami mengajak seluruh delegasi yang hadir untuk saling menjalin kerjasama dalam sektor ekonomi kreatif," tutur Munaf dikonfirmasi seusai konferensi yang dihadiri oleh 2.000 peserta dari 30 negara ini kemarin.
Pada pembukaan konferensi yang berlangsung tiga hari itu Munadlf mengajak seluruh peserta bersiap bersama-sama ekonomi kreatif untuk rock the world. "Kita harus bekerjasama untuk rock the world," ujarnya. Menurutnya, dengan adanya teknologi membuat industri kreatif mudah untuk diakses dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui konferensi ini pihaknya berharap dapat membuat kemudahan bagi pelaku usaha kreatif untuk menjangkau peluang yang berasal dari luar negeri.
Sementara itu Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang turut hadir dalam kongerensi itu mengatakan bahwa kolaborasi global untuk menumbuhkan ekonomi kreatif merupakan hal yang yang sangat penting. Dikatakan Kreatif secara inklusif harus memberikan peluang kepada semua orang. "Di era globalisasi saat ini, ekonomi kreatif benar-benar harus bisa diakses oleh siapa pun dan di mana pun," tuturnya.
Retno menambahkan, teknologi dan kreativitas perlu berkolaborasi dalam wadah inovasi untuk mewujudkan ekonomi kreatif. Dikatakan kalau ekonomi kreatif ini dapat terus berkembang bukan tak mungkin mampu berktrobusi bagi perekonomian nasional sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Konferensi yang baru pertama kali digelar ini, akan berlangsung selama tiga hari, 6-8 November. Dengan mengambil tema ‘Inclusively Creative’, industri kreatif telah membentuk ekosistem yang kompetitif dengan memberikan kesempatan yang sama untuk semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, latar belakang dan lokasi geografis.
Ada lima isu utama yang dibahas pada konferensi ini, yaitu dampak Sosial ekonomi kreatif, kebijakan, pemasaran terintergrasi, eco-system yang kondusif, dan ekonomi kreatif dunia. *po
"Selain itu bisa menjaring pelaku industri kreatif yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Mulai orang muda, tua, kaya, miskin, dan lain sebagainya. Industri kreatif merupakan gerbang yang membuka kontribusi dinamis bagi para pelaku usaha kreatif,” ujar Munaf.
“Melalui kegiatan WCCE ini kami mengajak seluruh delegasi yang hadir untuk saling menjalin kerjasama dalam sektor ekonomi kreatif," tutur Munaf dikonfirmasi seusai konferensi yang dihadiri oleh 2.000 peserta dari 30 negara ini kemarin.
Pada pembukaan konferensi yang berlangsung tiga hari itu Munadlf mengajak seluruh peserta bersiap bersama-sama ekonomi kreatif untuk rock the world. "Kita harus bekerjasama untuk rock the world," ujarnya. Menurutnya, dengan adanya teknologi membuat industri kreatif mudah untuk diakses dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui konferensi ini pihaknya berharap dapat membuat kemudahan bagi pelaku usaha kreatif untuk menjangkau peluang yang berasal dari luar negeri.
Sementara itu Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang turut hadir dalam kongerensi itu mengatakan bahwa kolaborasi global untuk menumbuhkan ekonomi kreatif merupakan hal yang yang sangat penting. Dikatakan Kreatif secara inklusif harus memberikan peluang kepada semua orang. "Di era globalisasi saat ini, ekonomi kreatif benar-benar harus bisa diakses oleh siapa pun dan di mana pun," tuturnya.
Retno menambahkan, teknologi dan kreativitas perlu berkolaborasi dalam wadah inovasi untuk mewujudkan ekonomi kreatif. Dikatakan kalau ekonomi kreatif ini dapat terus berkembang bukan tak mungkin mampu berktrobusi bagi perekonomian nasional sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Konferensi yang baru pertama kali digelar ini, akan berlangsung selama tiga hari, 6-8 November. Dengan mengambil tema ‘Inclusively Creative’, industri kreatif telah membentuk ekosistem yang kompetitif dengan memberikan kesempatan yang sama untuk semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, latar belakang dan lokasi geografis.
Ada lima isu utama yang dibahas pada konferensi ini, yaitu dampak Sosial ekonomi kreatif, kebijakan, pemasaran terintergrasi, eco-system yang kondusif, dan ekonomi kreatif dunia. *po
Komentar