PDAM Bangli Belum Menjangkau Seluruh Desa
Warga yang menyambung jaringan habiskan dana Rp 4 juta hingga belasan juta.
BANGLI, NusaBali
Pelayanan PDAM Bangli belum menjangku seluruh desa. Imbasnya, warga yang menginginkan air PDAM harus keluarkan biaya besar. Contoh warga Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli menghabiskan dana belasan juta rupiah untuk menyambung jaringan dari pipa induk PDAM. PDAM Bangli memasang jaringan pipa dari depan Polsek Kintamani sampai SDN 1 Batur.
Warga Desa Batur yang juga anggota DPRD Bangli, I Komang Carles, mengatakan warga yang rumahnya jauh dari jalan raya urunan dana agar lebih mudah mendapatkan air. Besaran uang iuran tergantung dari jumlah warga dan jarak jaringan pipa. “Ada yang menghabiskan dana Rp 4 juta, bahkan jika tidak berkelompok bisa habis Rp 15 juta. Belum lagi biaya pendaftaran Rp 2 juta,” ungkap Komang Carles, Rabu (7/11).
Menurutnya, jika sumber air di Desa Lembean bisa diangkat akan lebih banyak warga yang terlayani PDAM. “Ini yang perlu didorong agar bisa membangun jaringan untuk pemanfaatan sumber air di Lembean,” imbuhnya. Sementara Direktur PDAM Bangli, I Wayan Gede Yuliawan Askara, membenarkan banyak desa yang belum terlayani PDAM. PDAM juga sedang mengupayakan peningkatan layanan dengan mencari sumber baru di Desa Lembean.
Jika sumber tersebut bisa diangkat banyak desa yang bisa tercover, baik wilayah Batur, Bayung Gede, hingga Desa Suter. “Kami masih melakukan kajian, perencaaan matang. Kami juga harus membuat detail engineering design (DED),” jelasnya. Terkait warga yang mengahabiskan dana jutaan rupiah untuk menyambung jaringan, Gede Yuliawan mengatakan PDAM hanya menanggung 8 meter saja untuk pelanggan. “Banyak lokasi rumah di tegalan sehingga jaraknya cukup jauh, PDAM hanya menanggung 8 meter, selebihnya membeli sendiri, namun kami membantu dalam pemasangan jaringan tersebut,” ungkapnya via telepon. *es
Pelayanan PDAM Bangli belum menjangku seluruh desa. Imbasnya, warga yang menginginkan air PDAM harus keluarkan biaya besar. Contoh warga Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli menghabiskan dana belasan juta rupiah untuk menyambung jaringan dari pipa induk PDAM. PDAM Bangli memasang jaringan pipa dari depan Polsek Kintamani sampai SDN 1 Batur.
Warga Desa Batur yang juga anggota DPRD Bangli, I Komang Carles, mengatakan warga yang rumahnya jauh dari jalan raya urunan dana agar lebih mudah mendapatkan air. Besaran uang iuran tergantung dari jumlah warga dan jarak jaringan pipa. “Ada yang menghabiskan dana Rp 4 juta, bahkan jika tidak berkelompok bisa habis Rp 15 juta. Belum lagi biaya pendaftaran Rp 2 juta,” ungkap Komang Carles, Rabu (7/11).
Menurutnya, jika sumber air di Desa Lembean bisa diangkat akan lebih banyak warga yang terlayani PDAM. “Ini yang perlu didorong agar bisa membangun jaringan untuk pemanfaatan sumber air di Lembean,” imbuhnya. Sementara Direktur PDAM Bangli, I Wayan Gede Yuliawan Askara, membenarkan banyak desa yang belum terlayani PDAM. PDAM juga sedang mengupayakan peningkatan layanan dengan mencari sumber baru di Desa Lembean.
Jika sumber tersebut bisa diangkat banyak desa yang bisa tercover, baik wilayah Batur, Bayung Gede, hingga Desa Suter. “Kami masih melakukan kajian, perencaaan matang. Kami juga harus membuat detail engineering design (DED),” jelasnya. Terkait warga yang mengahabiskan dana jutaan rupiah untuk menyambung jaringan, Gede Yuliawan mengatakan PDAM hanya menanggung 8 meter saja untuk pelanggan. “Banyak lokasi rumah di tegalan sehingga jaraknya cukup jauh, PDAM hanya menanggung 8 meter, selebihnya membeli sendiri, namun kami membantu dalam pemasangan jaringan tersebut,” ungkapnya via telepon. *es
Komentar