IHDN Melangkah Menuju Universitas
Dalam perayaan Dies Natalis XIV, IHDN Denpasar juga diserahkan penghargaan Mahawidya Hindu Nugraha kepada tokoh-tokoh yang berdedikasi kepada agama Hindu, adat, budaya, dan pendidikan Bali.
DENPASAR, NusaBali
Civitas Akademika Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar tengah berbahagia. Bertempat di Aula Kampus IHDN Denpasar, Kamis (8/11) kemarin, mereka merayakan usia barunya ke-14 tahun. Di usianya yang masih ‘remaja’, IHDN Denpasar ingin melesat menjadi universitas Hindu negeri pertama di Indonesia. Sejumlah langkah pun sudah disiapkan untuk mencapai status tersebut.
Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi, mengatakan, meningkatkan status IHDN Denpasar menjadi Universitas Hindu Negeri menjadi fokus utama ke depan. Sejauh ini sudah sampai tahap visitasi dan presentasi proposal. Pihaknya berharap dan tetap optimis tahun depan status lembaga meningkat menjadi universitas. “Dari syarat-syarat yang kita usulkan, sekarang tinggal rekomendasi Menteri Agama menuju ke tahap selanjutnya. Sehingga saat ini kita bukan ‘dalam bayang-bayang’, namun sudah berjalan melakukan tahapan-tahapannya,” ujar Prof Sudiana.
Prof Sudiana yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali ini melanjutkan, IHDN Denpasar ingin meningkatkan jaringan, tidak hanya di tingkat nasional namun juga di tingkat internasional. Dosen dan mahasiswa pun didorong untuk kuliah ke luar negeri untuk menambah wawasan. “Sehingga kami harapkan, kualitas dosen tidak saja mendapat pengetahuan di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Ini penting untuk menaikkan identitas kampus kita sendiri. Mahasiswa juga kita akan adakan pertukaran pelajar ke luar negeri seperti ke Tiongkok, Belanda dan Amerika,” ujarnya.
Di sisi lain, keberadaan IHDN Press bertajuk ‘IHDN Zaman Now’ akan mencetak banyak buku yang bisa digunakan untuk pedoman bagi masyarakat. IHDN Denpasar bersungguh-sungguh menuju status universitas, melalui perbaikan fisik, akademik, dan SDM. “Kami juga baru saja menerima penghargaan dari Kemenristekdikti, karena kami mempunyai satu jurnal yang terakreditasi Dikti. Di perguruan tinggi agama hanya ada tiga jurnal. Ini prestasi yang ke depannya bisa meningkat, yaitu terakreditasi Dikti dan Scopus,” harapnya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kemanterian Agama RI, Prof Dr I Ketut Widnya PhD, berharap peningkatan akses seperti pembangunan sarana dan prasarana agar segera dituntaskan, agar nantinya peningkatan mutu tidak terhambat. “Kita di perguruan tinggi Agama Hindu masih berkutat peningkatan akses. Sedangkan yang lebih penting ke depannya itu meningkatkan mutu. Standar mutu ini sudah menjadi satu budaya kerja di dalam perguruan tinggi. Ini yang kita pacu terus,” ungkapnya.
Lanjutnya, budaya mutu ini nantinya akan meningkatkan daya saing, baik daya saing tamatan maupun kompetensi jurusan. Ke depan, menurutnya, perguruan tinggi akan menghadapi suatu disrupsi peradaban yakni perubahan yang sangat mendasar. “Perubahan ini biasanya terjadi dalam perusahaan-perusahaan industri yang tidak melakukan perubahan manajemen dan sebagainya, maka ia akan punah. Nah, dalam perguruan tinggi kita asosiasikan seperti perusahaan, maka ia harus kreatif, menguasai teknologi, dan inovasi. Sebab sosen-dosen juga nantinya akan mengalami transformasi pengajaran,” tandasnya.
Dalam perayaan Dies Natalis XIV IHDN Denpasar juga diserahkan penghargaan Mahawidya Hindu Nugraha kepada tokoh-tokoh yang berdedikasi kepada agama Hindu, adat, budaya, dan pendidikan Bali. Mereka di antaranya Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen Wisnu Bawa Tenaya, Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden RI Dr AAGN Ari Dwipayana, Tokoh Kalender (alm) Bambang Ketut Gde Rawi, Tokoh Agama dan Pendidikan Drs Cokorda Raka Krisnu, Pencipta Not Lagu Hymne IHDN Denpasar Drs I Wayan Madra Aryasa MA, serta mantan guru PGHAN Denpasar, mantan Direktur APGAHN Denpasar dan mantan Kasubdit Pendidikan (alm) Drs I Nyoman Warjana.
Dies Natalis XIV IHDN Denpasar juga dimeriahkan dengan berbagai lomba menarik yang diselenggarakan di intern kampus, seperti lomba dharma wacana bahasa Indonesia tingkat dosen dan mahasiswa, lomba lomba dharma wacana bahasa Inggris tingkat dosen dan mahasiswa, lomba micro teaching tingkat mahasiswa, lomba apresiasi sloka tingkat dosen dan mahasiswa, lomba palawakya tingkat dosen dan mahasiswa, serta lomba membuat pejati tingkat mahasiswa. *ind
Civitas Akademika Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar tengah berbahagia. Bertempat di Aula Kampus IHDN Denpasar, Kamis (8/11) kemarin, mereka merayakan usia barunya ke-14 tahun. Di usianya yang masih ‘remaja’, IHDN Denpasar ingin melesat menjadi universitas Hindu negeri pertama di Indonesia. Sejumlah langkah pun sudah disiapkan untuk mencapai status tersebut.
Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi, mengatakan, meningkatkan status IHDN Denpasar menjadi Universitas Hindu Negeri menjadi fokus utama ke depan. Sejauh ini sudah sampai tahap visitasi dan presentasi proposal. Pihaknya berharap dan tetap optimis tahun depan status lembaga meningkat menjadi universitas. “Dari syarat-syarat yang kita usulkan, sekarang tinggal rekomendasi Menteri Agama menuju ke tahap selanjutnya. Sehingga saat ini kita bukan ‘dalam bayang-bayang’, namun sudah berjalan melakukan tahapan-tahapannya,” ujar Prof Sudiana.
Prof Sudiana yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali ini melanjutkan, IHDN Denpasar ingin meningkatkan jaringan, tidak hanya di tingkat nasional namun juga di tingkat internasional. Dosen dan mahasiswa pun didorong untuk kuliah ke luar negeri untuk menambah wawasan. “Sehingga kami harapkan, kualitas dosen tidak saja mendapat pengetahuan di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Ini penting untuk menaikkan identitas kampus kita sendiri. Mahasiswa juga kita akan adakan pertukaran pelajar ke luar negeri seperti ke Tiongkok, Belanda dan Amerika,” ujarnya.
Di sisi lain, keberadaan IHDN Press bertajuk ‘IHDN Zaman Now’ akan mencetak banyak buku yang bisa digunakan untuk pedoman bagi masyarakat. IHDN Denpasar bersungguh-sungguh menuju status universitas, melalui perbaikan fisik, akademik, dan SDM. “Kami juga baru saja menerima penghargaan dari Kemenristekdikti, karena kami mempunyai satu jurnal yang terakreditasi Dikti. Di perguruan tinggi agama hanya ada tiga jurnal. Ini prestasi yang ke depannya bisa meningkat, yaitu terakreditasi Dikti dan Scopus,” harapnya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kemanterian Agama RI, Prof Dr I Ketut Widnya PhD, berharap peningkatan akses seperti pembangunan sarana dan prasarana agar segera dituntaskan, agar nantinya peningkatan mutu tidak terhambat. “Kita di perguruan tinggi Agama Hindu masih berkutat peningkatan akses. Sedangkan yang lebih penting ke depannya itu meningkatkan mutu. Standar mutu ini sudah menjadi satu budaya kerja di dalam perguruan tinggi. Ini yang kita pacu terus,” ungkapnya.
Lanjutnya, budaya mutu ini nantinya akan meningkatkan daya saing, baik daya saing tamatan maupun kompetensi jurusan. Ke depan, menurutnya, perguruan tinggi akan menghadapi suatu disrupsi peradaban yakni perubahan yang sangat mendasar. “Perubahan ini biasanya terjadi dalam perusahaan-perusahaan industri yang tidak melakukan perubahan manajemen dan sebagainya, maka ia akan punah. Nah, dalam perguruan tinggi kita asosiasikan seperti perusahaan, maka ia harus kreatif, menguasai teknologi, dan inovasi. Sebab sosen-dosen juga nantinya akan mengalami transformasi pengajaran,” tandasnya.
Dalam perayaan Dies Natalis XIV IHDN Denpasar juga diserahkan penghargaan Mahawidya Hindu Nugraha kepada tokoh-tokoh yang berdedikasi kepada agama Hindu, adat, budaya, dan pendidikan Bali. Mereka di antaranya Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen Wisnu Bawa Tenaya, Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden RI Dr AAGN Ari Dwipayana, Tokoh Kalender (alm) Bambang Ketut Gde Rawi, Tokoh Agama dan Pendidikan Drs Cokorda Raka Krisnu, Pencipta Not Lagu Hymne IHDN Denpasar Drs I Wayan Madra Aryasa MA, serta mantan guru PGHAN Denpasar, mantan Direktur APGAHN Denpasar dan mantan Kasubdit Pendidikan (alm) Drs I Nyoman Warjana.
Dies Natalis XIV IHDN Denpasar juga dimeriahkan dengan berbagai lomba menarik yang diselenggarakan di intern kampus, seperti lomba dharma wacana bahasa Indonesia tingkat dosen dan mahasiswa, lomba lomba dharma wacana bahasa Inggris tingkat dosen dan mahasiswa, lomba micro teaching tingkat mahasiswa, lomba apresiasi sloka tingkat dosen dan mahasiswa, lomba palawakya tingkat dosen dan mahasiswa, serta lomba membuat pejati tingkat mahasiswa. *ind
Komentar