Harga Lobster Mulai Turun
Harga lobster di Kabupaten Tabanan yang sebelumnya sempat menyentuh Rp 300.000/kg, kini turun menjadi Rp 250.000/kg.
TABANAN, NusaBali
Meski demikian, tidak menyurutkan niat nelayan di bumi lumbung beras ini untuk terus melaut. Karena menangkap ikan khususnya lobster, merupakan mata pencaharian mereka. Turunnya harga lobster ini karena adanya persaingan pasar. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tabanan Ketut Arsana alias Sadam, mengatakan turunya harga lobster sejak seminggu lalu khususnya jenis lobster ekspor ukuran 200 gram ke atas. Dimana sebelumnya per kilogram mencapai Rp 300.000, namun kini turun menjadi Rp 250.000/kg. "Lobster, terjun bebas harganya, sudah seminggu lebih," katanya, Jumat (9/11).
Dikatakan, penyebab turunnya harga lobater tersebut belum diketahui. Padahal pada November ini hingga April 2019 mendatang sedang musim lobster. "Sekarang, kalau nelayan sekali melaut dapat sampai 3 kilogram lobster berbagai ukuran," imbuhnya.
Hanya saja, lanjut Arsana, panennya lobster tidak sejalan dengan harga di pasaran. Meski demikian nelayan tetap melaut namun berpengaruh pada pendapatan. "Sangat berpengaruh pada pendapatan dengan harga sebelumnya dan yang sekarang," akunya.
Arsana menjelaskan, harga lobster ukuran 100 gram yang paling banyak didapat dan dijual di pasar lokal dengan harga Rp 100.000/kg. Karena lobster ukuran itu tidak bisa diekspor sesuai dengan ketentuan Permen-KP. "Sedangkan lobster yang tumbuh di daerah kami adalah lobster pasir yang ukuran merata 100 gram," tegas Sadam yang juga seorang nelayan ini.
Salah satu pengepul lobster Dewa Putu Tulus mengakui adanya penurunan harga lobster. Hanya saja tidak sampai terjun bebas karena hanya turun kisaran Rp 50.000/kg. "Harga sebelumnya Rp 300.000 per kilogram, sekarang di angka Rp 250.000," ujarnya.
Kata dia, turunnya harga lobster sempat diprediksi karena stok lobter dari Sri Langka yang masuk Cina melimpah dengan harga murah. Tetapi turunnya harga Rp 50.000 adalah hal wajar. "Nelayan sudah memahami penurunan harga ini dan tidak sampai membuat rugi. Karena harga lobster tidak bisa diprediksi melainkan sifatnya fleksibel. Bisa saja harganya besok tinggi tergantung pasar," terang Dewa Tulus, pengepul lobster asal Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan ini. *de
Meski demikian, tidak menyurutkan niat nelayan di bumi lumbung beras ini untuk terus melaut. Karena menangkap ikan khususnya lobster, merupakan mata pencaharian mereka. Turunnya harga lobster ini karena adanya persaingan pasar. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tabanan Ketut Arsana alias Sadam, mengatakan turunya harga lobster sejak seminggu lalu khususnya jenis lobster ekspor ukuran 200 gram ke atas. Dimana sebelumnya per kilogram mencapai Rp 300.000, namun kini turun menjadi Rp 250.000/kg. "Lobster, terjun bebas harganya, sudah seminggu lebih," katanya, Jumat (9/11).
Dikatakan, penyebab turunnya harga lobater tersebut belum diketahui. Padahal pada November ini hingga April 2019 mendatang sedang musim lobster. "Sekarang, kalau nelayan sekali melaut dapat sampai 3 kilogram lobster berbagai ukuran," imbuhnya.
Hanya saja, lanjut Arsana, panennya lobster tidak sejalan dengan harga di pasaran. Meski demikian nelayan tetap melaut namun berpengaruh pada pendapatan. "Sangat berpengaruh pada pendapatan dengan harga sebelumnya dan yang sekarang," akunya.
Arsana menjelaskan, harga lobster ukuran 100 gram yang paling banyak didapat dan dijual di pasar lokal dengan harga Rp 100.000/kg. Karena lobster ukuran itu tidak bisa diekspor sesuai dengan ketentuan Permen-KP. "Sedangkan lobster yang tumbuh di daerah kami adalah lobster pasir yang ukuran merata 100 gram," tegas Sadam yang juga seorang nelayan ini.
Salah satu pengepul lobster Dewa Putu Tulus mengakui adanya penurunan harga lobster. Hanya saja tidak sampai terjun bebas karena hanya turun kisaran Rp 50.000/kg. "Harga sebelumnya Rp 300.000 per kilogram, sekarang di angka Rp 250.000," ujarnya.
Kata dia, turunnya harga lobster sempat diprediksi karena stok lobter dari Sri Langka yang masuk Cina melimpah dengan harga murah. Tetapi turunnya harga Rp 50.000 adalah hal wajar. "Nelayan sudah memahami penurunan harga ini dan tidak sampai membuat rugi. Karena harga lobster tidak bisa diprediksi melainkan sifatnya fleksibel. Bisa saja harganya besok tinggi tergantung pasar," terang Dewa Tulus, pengepul lobster asal Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan ini. *de
1
Komentar