nusabali

Dinkes Siapkan Alat Tes Cepat DBD

  • www.nusabali.com-dinkes-siapkan-alat-tes-cepat-dbd

Peralihan dari musim kemarau ke musim hujan belakangan ini, rentan rawan menimbulkan penyakit.

NEGARA, NusaBali
Salah satunya, Demam Berdarah Dengue (DBD) dari gigitan nyamuk aedes aegypti. Guna mempercepat diagnosa terhadap salah satu penyakit mematikan itu, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Jembrana menyediakan rapid test dengue NS1 di masing-masing Puskesmas.

Hal tersebut diungkapkan Kadis Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta, Jumat (9/11). Menurutnya, penyediaan rapid test dengue NS1 yang merupakan alat tes cepat DBD di Puskesmas, itu merupakan salah satu upaya meningkatkan pelayanan dalam mencegah kematian akibat DBD. Namun penggunaan rapid test dengue NS1 yang merupakan alat sekali pakai itu, tidak dilakukan kepada semua orang. Melainkan diprioritaskan kepada kalangan lansia, ibu hamil, dan balita, yang lebih beresiko meregang nyawa ketika terjangkit DBD. “Karena lebih beresiko menyangkut nyawa. Dengan alat itu, kita bisa mengetahui demam berdarah sejak satu hari sesudah tubuh panas,” ujarnya.

Kata Suasta, selain meningkatkan pelayanan, hal paling utama adalah pencegahan DBD. Dalam upaya pencegahan tersebut, jajaranya di Puskesmas selalu berusaha memberikan edukasi kepada jajaran perangkat desa maupun langsung kepada masyarakat. “Kalau dari Pemerintah sudah terus berupaya. Selain fogging, termasuk penanganannya. Tetapi sebelum terjadi, tetap kami upaya pencegahan, dan kunci utama dalam melakukan pencegahan itu, kembali terhadap individu masing-masing,” katanya.

Dalam rangka pencegahan itu, kata Suasta, dicanangkan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk setiap minggu. Namun dalam gerakan tersebut, biasanya hanya menyasar titik-titik tertentu. Karena itu, semua masyarakat harus tetap harus berpartisipasi aktif menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. “Ya, walaupun kondisi wilayahnya bersih dan terpantau,  tapi kalau mobilisasi tinggi, bisa saja terinfeksi di tempat lain. Jadi penting upaya bersama. Sebenarnya kalau terus fogging, tidak akan bisa maksimal, karena hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Tetapi jentik-jentiknya tidak teratasi. Tetapi fogging sebagai upaya Pemerintah, juga sudah rutin dilakukan,” ujarnya.

Berkenaan kasus DBD yang bisa saja terjadi di manapun, jelas dr Suasta, kewaspadaan masyarakat di musim hujan, tetap harus lebih ditingkatkan. Begitu juga dalam upaya menjaga daya tahan tubuh masing-masing. Pasalnya, setiap orang yang digigit nyamuk aedes aegypti, sebenarnya belum tentu terjangkit DBD, dan tergantung kekebalan tubuh. “Untuk menjaga daya tahan tubuh, itu juga kembali terhadap pola hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan. Tetap intinya menjaga kebersihan. Dan kalau dilihat kasus DBD tahun 2017 dibanding tahun 2018, jauh menurun. Artinya, sudah ada peningkatkan, dan masih perlu ditingkatkan secara serentak,” pungkasnya.*ode

Komentar