FENG-SHUI : Kegunaan Mempelajari Feng Shui
PEMAHAMAN Feng Shui juga membantu mengungkapkan fenomena di balik larangan yang berbau takhayul, misalnya mengenai rumah berbentuk ‘tusuk sate’.
Rumah yang berada tepat di ujung jalan berbentuk huruf T ini dinilai ‘membawa sial’ bukan karena kekuatan supra natural, melainkan karena posisinya yang memang ‘terancam’ dan ‘menentang’ alam. Rumah ini langsung berhadapan dengan Qi yang mengalir mengikuti jalan lurus menuju rumah, sedangkan Qi tersebut mengandung energi maut yang bisa mengarahkan kendaraan atau angin bercampur debu (dan penyakit) menuju ke sana. Penghuni rumah ‘tusuk sate’ dianjurkan tidak perlu merombak rumah, tapi cukup menanam sebatang pohon saja untuk menetralisasi ancaman.
Qi maut juga mengalir di jalan raya tempat kendaraan lalu lalang, sering kali dengan kecepatan tinggi. Adalah tidak bijak untuk langsung menyeberang di jalan, yang berarti ‘memotong’ Qi maut. Kita kerap melihat orang menyeberang jalan dengan cara berbahaya seperti ini, yang dilakukan dengan tergesa-gesa tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri. Seorang yang mengerti Qi, akan menyeberang dengan mengikuti arus Qi. Ia akan menyesuaikan diri dengan laju kendaraan, bahkan akan tampak seperti mengikuti arah kendaraan yang ada di depannya, sebelum melangkah lebih jauh ke seberang.
Sebetulnya fungsi Feng Shui adalah menyelaraskan kehidupan manusia dan alam di sekitarnya, yang berarti menetralisasi seminimal mungkin konflik. Bentuk-bentuk tajam atau ruang-ruang gelap dihindari, karena hal itu bersifat ekstrem dan menimbulkan efek negatif. Itu sebabnya, sudu-sudut bundar atau melengkung dianjurkan. Terlalu gelap atau terang juga tidak baik, perlu dilakukan penyeimbangan. Ada yang bilang bahwa Feng Shui digunakan untuk terapi atau pesona menggunakan barang-barang yang dianggap jimat. Sebetulnya, Feng Shui tradisional tidak merekomendasikan penggunaan benda-benda, seperti: cermin, pelet, susuk, dan lain-lain, melainkan memanfaatkan ‘Lima Unsur’ dari perbendaharaan filsafat China kuno, yaitu: Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air untuk menyeimbangkan suatu tempat atau kondisi secara energetik. Kelima Unsur ini dapat berbentuk apa saja, seperti pot kuningan atau akuarium. Tapi, terapi sesungguhnya tetap ada pada unsur tersebut.
Dulu, cermin biasanya terbuat dari logam kuningan, dan pernah dipakai sebagai pengobatan. Kini, cermin modern tidak banyak mengandung logam tersebut agar bisa digunakan untuk pengobatan. Cermin bukan lagi menjadi alat terapi Feng Shui. Tujuan terapi adalah untuk mengembalikan keseimbangan alami dari Qi ke sebuah bangunan. Pirantinya bisa berupa benda apa saja, sepanjang mengandung unsur alami.
Feng Shui, yang secara harafiah berarti ‘Angin’ dan ‘Air’, didasarkan pada wawasan bahwa manusia berasal dari alam semesta. Karena itu, rumah bahkan makam seseorang harus disusun sedemikian rupa sehingga selaras dengan daya alami, yang berarti selaras dengan ‘Angin’ dan ‘Air’.
Akhirnya, kebanyakan penulis Barat tampak sepakat bahwa tujuan mempelajari Feng Shui adalah untuk menciptakan suatu ruang yang seimbang dan harmoni yang mendukung manusia yang tinggal di sana. Feng Shui adalah studi ilmiah untuk membangun lingkungan. *
Qi maut juga mengalir di jalan raya tempat kendaraan lalu lalang, sering kali dengan kecepatan tinggi. Adalah tidak bijak untuk langsung menyeberang di jalan, yang berarti ‘memotong’ Qi maut. Kita kerap melihat orang menyeberang jalan dengan cara berbahaya seperti ini, yang dilakukan dengan tergesa-gesa tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri. Seorang yang mengerti Qi, akan menyeberang dengan mengikuti arus Qi. Ia akan menyesuaikan diri dengan laju kendaraan, bahkan akan tampak seperti mengikuti arah kendaraan yang ada di depannya, sebelum melangkah lebih jauh ke seberang.
Sebetulnya fungsi Feng Shui adalah menyelaraskan kehidupan manusia dan alam di sekitarnya, yang berarti menetralisasi seminimal mungkin konflik. Bentuk-bentuk tajam atau ruang-ruang gelap dihindari, karena hal itu bersifat ekstrem dan menimbulkan efek negatif. Itu sebabnya, sudu-sudut bundar atau melengkung dianjurkan. Terlalu gelap atau terang juga tidak baik, perlu dilakukan penyeimbangan. Ada yang bilang bahwa Feng Shui digunakan untuk terapi atau pesona menggunakan barang-barang yang dianggap jimat. Sebetulnya, Feng Shui tradisional tidak merekomendasikan penggunaan benda-benda, seperti: cermin, pelet, susuk, dan lain-lain, melainkan memanfaatkan ‘Lima Unsur’ dari perbendaharaan filsafat China kuno, yaitu: Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air untuk menyeimbangkan suatu tempat atau kondisi secara energetik. Kelima Unsur ini dapat berbentuk apa saja, seperti pot kuningan atau akuarium. Tapi, terapi sesungguhnya tetap ada pada unsur tersebut.
Dulu, cermin biasanya terbuat dari logam kuningan, dan pernah dipakai sebagai pengobatan. Kini, cermin modern tidak banyak mengandung logam tersebut agar bisa digunakan untuk pengobatan. Cermin bukan lagi menjadi alat terapi Feng Shui. Tujuan terapi adalah untuk mengembalikan keseimbangan alami dari Qi ke sebuah bangunan. Pirantinya bisa berupa benda apa saja, sepanjang mengandung unsur alami.
Feng Shui, yang secara harafiah berarti ‘Angin’ dan ‘Air’, didasarkan pada wawasan bahwa manusia berasal dari alam semesta. Karena itu, rumah bahkan makam seseorang harus disusun sedemikian rupa sehingga selaras dengan daya alami, yang berarti selaras dengan ‘Angin’ dan ‘Air’.
Akhirnya, kebanyakan penulis Barat tampak sepakat bahwa tujuan mempelajari Feng Shui adalah untuk menciptakan suatu ruang yang seimbang dan harmoni yang mendukung manusia yang tinggal di sana. Feng Shui adalah studi ilmiah untuk membangun lingkungan. *
1
Komentar