nusabali

Sekolah Langganan Banjir Kembali Terancam

  • www.nusabali.com-sekolah-langganan-banjir-kembali-terancam

Sejumlah sekolah dasar (SD) di wilayah Buleleng, yang sempat dilanda bencana pada musim hujan tahun lalu, kembali terancam.

SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya, upaya penanganan pasca bencana terhadap sekolah-sekolah tersebut belum maksimal. Apalagi dalam draf rancangan APBD Induk 2019, rencana penanganan sekolah-sekolah tersebut belum terakomodir.

Data NusaBali, ada dua SD yang menjadi langganan bencana saat musim hujan, masing-masing SD 4 Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, dan SD 3 Desa Munduk, Kecamatan Banjar. SD 4 Pancasari yang berlokasi di Banjar Dasong, menjadi langganan bencana saat musim hujan.

Sekolah ini kerap terendam luapan air Danau Buyan, hingga siswa terpaksa diungsikan karena beberapa ruang kelas tidak bisa difungsikan. Sedangkan SD 3 Munduk, yang berlokasi di Banjar Tamblingan, menjadi langanan longsor saat musim hujan. Bangunan sekolah ini sempat tertimbun material longsor hingga seluruh siswa diliburkan sepekan lebih.

Kala itu, penanganan kedua sekolah itu diprogramkan membangun ulang. SD 4 Pancasari, dibangun beberapa ruang kelas baru dengan mengurug lahan yang terencam luapan air danau. Sedangkan SD 3 Munduk, dibangun ulang dengan konstruksi yang lebih tinggi dari bangunan yang ada sekarang.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, I Gede Suyasa yang dikonfirmasi Minggu (11/11) mengakui dalam penyusunan kebijakan umum anggaran (KUA) dan plafon prioritas anggaran sementara (PPAS) tahun 2019, rencana pembangunan gedung kedua sekolah tersebut belum bisa terakomodir.

“Memang pada saat penyusunan KUA dan PPAS, karena kemampuan keuangan daerah belum mencukupi, sehingga program itu belum terakomudir, walaupun kami sudah usulkan ke TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah),” katanya.

Meski demikian, Kadisdikpora Suyasa menyebut, Pemkab Buleleng mendapat tambahan dana alokasi khusus (DAK), dan dana insentif daerah (DID) khusus bidang pendidikan. Sehingga ada peluang penanganan terhadap sekolah-sekolah yang langanan bencana akan ditangani melalui kedua sumber dana tersebut. “Kami masih menunggu juknis (petunjuk teknis), pemanfaatan DAK dan DID tersebut. Mudah-mudahan nanti lewat DAK dan DID itu bisa menjawab penanganan sekolah-sekolah yang sempat terkena bencana pada musim hujan yang lalu,” terang birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini.

Menurut Suyasa, jika DAK atau DID tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembangunan kedua sekolah tersebut, dirinya memperkirakan pembangunan itu baru bisa terlaksana sekitar Mei 2019. Itu berarti ada kemungkinan, kedua sekolah itu masih menjadi langanan bencana karena hujan mulai turun tahun ini. “Pembangunan itu perlu proses penyusunan DED sampai proses tender. Ya perkiraan 3-4 bulan baru bisa dilaksanakan setelah APBD Induk 2019 disahkan. Ya kami berharap tidak ada bencana seperti musim hujan sebelumnya,” ujar Suyasa. *k19

Komentar