Jatuh, Siswa SMK Tewas Dilindas Mobil
Seorang siswa Kelas X SMK Negeri 3 Sukawati, Gianyar, I Putu Widnyana, 17, tewas terlindas mobil Pick Up DK 9886 DK pasca terpeleset jatuh dari motornya saat melintas Banjar Kikian, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Selasa (19/4) pagi.
AMLAPURA, NusaBali
Tragisnya, siswa Program Keahlian Kerawitan SMKN 3 Sukawati ini justru tewas salahpati dalam perjalanan ke sekolah, setelah malam sebelumnya pulang kampung untuk membina tiga Sekaa Kesenian di tempat berbeda-beda.
Kecelakaan maut yang merenggut nyawa korban Putu Widnyana terjadi Selasa pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Saat musibah terjadi, siswa berusia 17 tahun ini melintas di jalan raya wilayah Banjar Kikian, Desa Sinduwati naik motor Honda Supra hitam nopol DK 3171 S. Korban melaju ke arah selatan dari rumahnya di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem. Kala itu, korban hendak berangkat ke SMKN 3 Sukawati.
Korban Putu Widnyana diketahui berangkat dari rumahnya sejak pagi sekitar pukul 05.30 Wita, dengan melintasi wilayah Banjar Bambang Biaung-Banjar Padangtunggal-anjar Telengis-Banjar Iseh-Banjar Kikian. Begitu memasuki lokasi TKP di tikungan bibir jurang Tukad Unda wilayah Banjar Kikian, Desa Sinduwati, korban terpeleset jatuh. Motornya yang ditungganginya terpental ke kiri, sementara korban Putu Widnyana tergeletak di bibir jurang tepat di tepi tangga menuju Dam Tukad Unda.
Nah, pada saat bersamaan, datang mobil Pick Up hitam nopol DK 9886 DK yang dikemudikan I Wayan Sudana, 32, asal Banjar Cegeng, Desa Kertabuana, Kecamatan Sidemen. Terkejut melihat ada motor Supra tergeletak di tengah jalan, sopir Wayan Sudana berupaya banting setir ke arah kiri. Tanpa diduga, mobil Pick Up yang dikemudinan Sudana justru menggilas korban Putu Widnyana hingga tewas mengenaskan.
Habis menggilas korban Putu Widnyana, mobil Pick Up DK 9886 DK ini langsung terjun nyemplung ke Dam Tukad Unda sedalam 12 meter. Walhasil, bagian depan mobil Pick Up ini ringsek, sementara muatannya berupa beras berserakan. Ajaibnya, sang sopir Wayan Sudana bersama istrinya, Ni Putu Suarningsih, 30, selamat dari maut dengan hanya menderita luka lecet.
Sementara, korban Putu Widnyana langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP tikungan bibir jurang Tukad Unda. Korban yang masih mengenakan seragam sekolah ini tewas kondisi kepala remuk. Petugas Polsek Sidemen dibantu warga sempat membawa jasad siswa SMK ini ke Puskesmas Sidemen untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dari Puskesmas Sidemen, jasad korban selanjutnya dikirim ke kampung halamannya untuk langsung dimakamkan di Setra Desa Adat Pegubungan, Desa Duda, Senin siang. Upacara pemakaman jenazah korban terlindas Pick Up ini dipimpin Ida Bagus Mangku Putu Putra, didampingi Jro Mangku Sadi, dengan disaksikan Kelian Adat Pegubugan, Komang Dana.
Sedangkan pengemudi Piuck Up maut, Wayan Sudana dan istrinya, Ni Putu Suarningsih, Senin kemarin diperiksa petugas Polsek Selat. Kepada petugas, sopir Wayan Sudana mengaku terkejut karena melihat sepeda motor tergeletak di tikungan. “Maunya menghindari motor tersebut, justru mobil saya menabrak korban,” tutur Sudana.
Hingga Selasa kemarin, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kecelakaan maut yang merenggut nyawa siswa SMK di tikungan Banjar Kikian, Desa Sinduwati. Kapolsek Selat, AKP I Nyoman Sudiarsa, menyatakan pihaknya masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi untuk menentukan proses hukum lebih lanjut atas kasus ini.
Korban Putu Widnyana sendiri merupakan anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan I Komang Sumerta dan Ni Ketut Suati. Sehari sebelum musibah maut dilindas Pick Up hingga nyawanya melayang, Senin (18/4), siswa Kelas X SMKN 3 Sukawati ini diketahui pulang kampung ke Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat untuk membina tiga Sekaa Kesenian di tempat berbeda-beda, sekaligus sebagai persiapan menuju Pesta Kesenian Bali (PKB) 2016.
Selama ini, korban Putu Widnya tergabung dalam Sekaa Gong Sanggar Kalanguan Banjar Pegubugan. Sejak Kelas VII SMP, korban rutin ambil bagian di pentas PKB setiap tahun. Terungkap, korban Putu Widnyana awalnya berlatih bersama Sekaa Angklung Mandala Santhi di Desa Abang, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin sore pukul 15.00 Wita.
Usai melatih angklung di Desa Abang petang itu pukul 18.00 Wita, korban lanjut berlatih bersama Sekaa Baleganjur Desa Abang hingga malam pukul 20.00 Wita. Selanjutnya, siswa Program Keahlian Karawitan ini berlatih bersama Sekaa Gong Remaja di Banjar Peladung, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem hingga malam pukul 23.00 Wita.
Saat berlatih angklung di Desa Abang, korban Putu Widnya sempat bertemu kakeknya, Jro Mangku Cenik Wijana, yang juga ikut sebagai pembina. Hanya saja, usai berlatih angklung, korban pisah dengan sang kakek. Begitulah, usai melatih Sekaa Gong Remaja di Banjar Peladung, korban Putu Widnya langsung pulang ke rumah asalnya di Banjar Pegubugan, Desa Duda yang berjarak 25 kilometer. Korban tiba di rumahnya Senin malam pukul 23.35 Wita.
Malam itu, ayah korban yakni Komang Sumerta sempat mengingatkan agar Putu Widnya tidak usah sekolah keesokan harinya, Selasa. Tujuannya, agar kondisi tetap fit, lagipula Selasa kemarin ada jadwal latihan. Lagipula, perjalanan dari Banjar Pegubugan, Desa Duda menuju SMKN 3 Sukawati sejauh 60 kilometer. Namun, Selasa pagi sekitar pukul 05.30 Wita, korban Putu Widnya diam-diam berangkat sekolah dari rumahnya. Di tengah jalan, korban mengalami kecelakaan maut.
“Cucu saya (korban Putu Widnya) kecapean karena berlatih hingga jelang tengah malam, sementara paginya harus berangkat ke sekolah dengan jarak tempuh cukup jauh 60 kilometer,” ungkap kakek korban, Jro Mangku Cenik Wijana, kepada NusaBali, Selasa kemarin. 7 k16
Komentar