Warga Geruduk DPRD Rembang
Keluhkan Bau Busuk Pabrik Kulit
REMBANG, NusaBali
Sejumlah warga Desa Sale Kecamatan Sale, Rembang, mendatangi kantor DPRD Kabupaten Rembang. Mereka mengeluhkan bau busuk yang ditimbulkan oleh perusahaan penyamakan kulit yang ada di desa mereka.
Koordinator aksi, Bambang Sembodo mengaku dia sudah selama bertahun-tahun warga harus bertahan dengan kondisi bau busuk yang ditimbulkan oleh limbah dari perusahaan tersebut. Sehinga, aktivitas masyarakat pun sangat terganggu.
"Perkiraan tahun 2004 kita mulai mencium aroma bau busuk dari pembuangan limbah perusahaan ini. Permintaan kami sederhana, untuk menghilangkan bau busuk dari perusahaan Alkuba ini. Setiap hari ini tercium baunya," kata Bambang kepada wartawan, Senin (12/11).
Menurutnya, sudah berulang kali warga mengeluhkan bau busuk yang ditimbulkan perusahaan tersebut. Ia mengaku pernah mengeluhkan kepada kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), tapi saat itu hanya dijanjikan akan dilakukan uji laboratorium.
"Sedangkan menunggu uji lab ya nggak ada ujungnya nanti. Kalau cuma diuji saja. Kita berharap DPRD ini bisa memfasilitasi kami untuk bisa menggelar kesepakatan dengan perusahaan terkait," terangnya.
"Kemarin sempat Pak Bupati mendatangi perusahaan itu, pas didatangi bau busuknya hilang nggak ada. Nah itu nyatanya bisa hilang. Tapi setelah Pak Bupati pulang, muncul lagi baunya. Ini tadi kami sebelum berangkat ke DPRD, baunya menyengat itu. Bisa sampai 1 hingga 2 kilometer (jaraknya)," lanjut Bambang.
Bambang mengungkapkan, warga tak jarang mendapati perusahaan itu membuang limbah secara sembarangan di sungai desa.
Massa berorasi dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Bertahun-tahun kami tersiksa limbah Alkuba" di depan kantor DPRD Rembang.
Mereka mengenakan masker, sebagai tanda bahwa warga yang harus mengenakan masker setiap hari agar tidak mencium bau busuk dari perusahaan tersebut.
Menanggapi keluhan massa, jajaran DPRD pun menggelar mediasi dan dipimpin secara langsung oleh ketua DPRD Rembang. Nampak hadir pula kepala DPMPTSPNaker, Kepala Dinas Kesehatan, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup.
"Berdasarkan mediasi, kemungkinan terbesar kesepakatan adalah kami akan menutup sementara perusahaan terkait. Selanjutnya agar kemudian ada tanggung jawab agar ditindak lanjuti," jelas Ketua DPRD Rembang, Majid Kamil dalam forum mediasi tersebut. *
Sejumlah warga Desa Sale Kecamatan Sale, Rembang, mendatangi kantor DPRD Kabupaten Rembang. Mereka mengeluhkan bau busuk yang ditimbulkan oleh perusahaan penyamakan kulit yang ada di desa mereka.
Koordinator aksi, Bambang Sembodo mengaku dia sudah selama bertahun-tahun warga harus bertahan dengan kondisi bau busuk yang ditimbulkan oleh limbah dari perusahaan tersebut. Sehinga, aktivitas masyarakat pun sangat terganggu.
"Perkiraan tahun 2004 kita mulai mencium aroma bau busuk dari pembuangan limbah perusahaan ini. Permintaan kami sederhana, untuk menghilangkan bau busuk dari perusahaan Alkuba ini. Setiap hari ini tercium baunya," kata Bambang kepada wartawan, Senin (12/11).
Menurutnya, sudah berulang kali warga mengeluhkan bau busuk yang ditimbulkan perusahaan tersebut. Ia mengaku pernah mengeluhkan kepada kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), tapi saat itu hanya dijanjikan akan dilakukan uji laboratorium.
"Sedangkan menunggu uji lab ya nggak ada ujungnya nanti. Kalau cuma diuji saja. Kita berharap DPRD ini bisa memfasilitasi kami untuk bisa menggelar kesepakatan dengan perusahaan terkait," terangnya.
"Kemarin sempat Pak Bupati mendatangi perusahaan itu, pas didatangi bau busuknya hilang nggak ada. Nah itu nyatanya bisa hilang. Tapi setelah Pak Bupati pulang, muncul lagi baunya. Ini tadi kami sebelum berangkat ke DPRD, baunya menyengat itu. Bisa sampai 1 hingga 2 kilometer (jaraknya)," lanjut Bambang.
Bambang mengungkapkan, warga tak jarang mendapati perusahaan itu membuang limbah secara sembarangan di sungai desa.
Massa berorasi dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Bertahun-tahun kami tersiksa limbah Alkuba" di depan kantor DPRD Rembang.
Mereka mengenakan masker, sebagai tanda bahwa warga yang harus mengenakan masker setiap hari agar tidak mencium bau busuk dari perusahaan tersebut.
Menanggapi keluhan massa, jajaran DPRD pun menggelar mediasi dan dipimpin secara langsung oleh ketua DPRD Rembang. Nampak hadir pula kepala DPMPTSPNaker, Kepala Dinas Kesehatan, dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup.
"Berdasarkan mediasi, kemungkinan terbesar kesepakatan adalah kami akan menutup sementara perusahaan terkait. Selanjutnya agar kemudian ada tanggung jawab agar ditindak lanjuti," jelas Ketua DPRD Rembang, Majid Kamil dalam forum mediasi tersebut. *
1
Komentar