Prof Rai Masih Dipercaya Jabat Rektor ISBI Tanah Papua
Prof Dr I Wayan Rai S MA kembali dipercaya sebagai Rektor Institut Seni dan Budaya (ISBI) Tanah Papua.
DENPASAR, NusaBali
Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 627/M/ KPT.KP/2018 tentang perpanjangan masa jabatan Rektor ISBI Tanah Papua. “Saya ucapkan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan untuk meneruskan tanggung jawab sebagai Rektor ISBI Tanah Papua,” kata Prof I Wayan Rai saat dihubungi, Selasa (13/11).
Dikatakan Prof Rai, amanah ini juga bagian dari pesan almarhum sang istri I Gusti Ayu Srinatih, bahwa jika memang dibutuhkan dirinya diizinkan untuk menjalankan tugas negara tersebut, walaupun berat harus berpisah dengan keluarga.
Sebagai Rektor ISBI Tanah Papua, Prof Rai menceritakan beberapa kegiatan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Diantaranya, ISBI Tanah Papua telah menyudisium 9 mahasiswa dari 11 mahasiswa yang mengikuti Tugas Akhir. Salah satunya adalah Luh Kompiang Sri Wahyuni, seorang guru SD di Papua yang berasal dari Bangli.
Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat di Jayapura, ISBI Tanah Papua telah melakukan pengabdian dengan ngayah pada saat odalan di Pura Agung Surya Bhuana Jayapura, Pura Nimbokrang, dan pura di Kabupaten Keerom.
ISBI juga aktif dalam penggarapan seni pertunjukan serta pameran seni rupa dan DKV. Dalam bidang penelitian, salah satu dosennya memenangkan Hibah Cipta Perempuan yang diselenggarakan Yayasan Kelola Jakarta. Meski tergolong muda, ISBI Tanah Papua telah menunjukkan beberapa prestasi diantaranya memenangkan Hibah Jarum Foundation, terpilih dalam Tim Eropalia, terlibat dalam Indonesian Dance Festival di TIM Jakarta, berpartisipasi dalam PKB 2018, dengan menampilkan pagelaran bertajuk ‘Terang Telah Datang’, hasil kolaborasi ISBI dengan mahasiswa Desain Fashion ISI Denpasar, IAP, dan seniman Bali lainnya.
Pada 18 Juni 2018, ISBI Tanah Papua bekerjasama dengan Yayasan Sabha Budhaya Bali telah melaksanakan FGD tentang Burung Cendrawasih di Papua dan Bali, khususnya penggunaan burung Cenderawasih dalam upacara Pitra Yadnya sebagai pengubes-ubes.
Selain itu, baru-baru ini ISBI Tanah Papua berkolaborasi dengan Ibu Putri Suastini Koster dalam pagelaran puisi Sumpah Kumbakarna yang dipagelarkan pada purnama kelima di Pura Agung Durya Bhuana Jayapura, pada 24 Oktober 2018, dan di Bukit Jokowi, Skyline Jayapura, pada tanggal 25 Oktober 2018. Acara tersebut didukung Kasdam XVII Cendrawasih, Brigjen TNI I Nyoman Cantiyasa, PHDI Provinsi Papua dan PHDI Jayapura serta masyarakat Bali di Papua. Penonton dalam pementasan tersebut membludak dihadiri para seniman, budayawan, kriktikus serta anak-anak SMA, serta masyarakat umum.
Prof Rai menambahkan bahwa seni budaya telah dijadikan sebagai media perekat bangsa. Sehingga melalui berbagai pementasan mampu menyatunya mahasiswa serta dosen yang berasal dari berbagai suku di Papua dan Nusantara. Diawali dengan pagelaran Tari Kecak Rasa Papua, pembacaan Puisi Aku Papua, dan saat ini ISBI Tanah Papua telah menyiapkan pagelaran khusus di Bukit Jokowi yang bertema Cinta Tanah Air dan Bela Negara. Pagelaran ini rencananya akan disaksikan Presiden RI dalam waktu dekat ini.
Guna menumbuhkan budaya kreatif di kalangan kampus, Prof Rai membuat terobosan yaitu ‘Sabtu Kreatif’. Setiap hari Sabtu kampus akan dihidupkan dengan berbagai kegiatan berkesenian untuk membangun budaya penciptaan kreatif dan pengkajian secara seimbang. Kegiatan ini akan memotivasi civitas akademika khususnya mahasiswa ISBI Tanah Papua dalam berkarya sebelum mereka melaju ke karya Tugas Akhir (TA). *isu
Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 627/M/ KPT.KP/2018 tentang perpanjangan masa jabatan Rektor ISBI Tanah Papua. “Saya ucapkan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan untuk meneruskan tanggung jawab sebagai Rektor ISBI Tanah Papua,” kata Prof I Wayan Rai saat dihubungi, Selasa (13/11).
Dikatakan Prof Rai, amanah ini juga bagian dari pesan almarhum sang istri I Gusti Ayu Srinatih, bahwa jika memang dibutuhkan dirinya diizinkan untuk menjalankan tugas negara tersebut, walaupun berat harus berpisah dengan keluarga.
Sebagai Rektor ISBI Tanah Papua, Prof Rai menceritakan beberapa kegiatan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Diantaranya, ISBI Tanah Papua telah menyudisium 9 mahasiswa dari 11 mahasiswa yang mengikuti Tugas Akhir. Salah satunya adalah Luh Kompiang Sri Wahyuni, seorang guru SD di Papua yang berasal dari Bangli.
Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat di Jayapura, ISBI Tanah Papua telah melakukan pengabdian dengan ngayah pada saat odalan di Pura Agung Surya Bhuana Jayapura, Pura Nimbokrang, dan pura di Kabupaten Keerom.
ISBI juga aktif dalam penggarapan seni pertunjukan serta pameran seni rupa dan DKV. Dalam bidang penelitian, salah satu dosennya memenangkan Hibah Cipta Perempuan yang diselenggarakan Yayasan Kelola Jakarta. Meski tergolong muda, ISBI Tanah Papua telah menunjukkan beberapa prestasi diantaranya memenangkan Hibah Jarum Foundation, terpilih dalam Tim Eropalia, terlibat dalam Indonesian Dance Festival di TIM Jakarta, berpartisipasi dalam PKB 2018, dengan menampilkan pagelaran bertajuk ‘Terang Telah Datang’, hasil kolaborasi ISBI dengan mahasiswa Desain Fashion ISI Denpasar, IAP, dan seniman Bali lainnya.
Pada 18 Juni 2018, ISBI Tanah Papua bekerjasama dengan Yayasan Sabha Budhaya Bali telah melaksanakan FGD tentang Burung Cendrawasih di Papua dan Bali, khususnya penggunaan burung Cenderawasih dalam upacara Pitra Yadnya sebagai pengubes-ubes.
Selain itu, baru-baru ini ISBI Tanah Papua berkolaborasi dengan Ibu Putri Suastini Koster dalam pagelaran puisi Sumpah Kumbakarna yang dipagelarkan pada purnama kelima di Pura Agung Durya Bhuana Jayapura, pada 24 Oktober 2018, dan di Bukit Jokowi, Skyline Jayapura, pada tanggal 25 Oktober 2018. Acara tersebut didukung Kasdam XVII Cendrawasih, Brigjen TNI I Nyoman Cantiyasa, PHDI Provinsi Papua dan PHDI Jayapura serta masyarakat Bali di Papua. Penonton dalam pementasan tersebut membludak dihadiri para seniman, budayawan, kriktikus serta anak-anak SMA, serta masyarakat umum.
Prof Rai menambahkan bahwa seni budaya telah dijadikan sebagai media perekat bangsa. Sehingga melalui berbagai pementasan mampu menyatunya mahasiswa serta dosen yang berasal dari berbagai suku di Papua dan Nusantara. Diawali dengan pagelaran Tari Kecak Rasa Papua, pembacaan Puisi Aku Papua, dan saat ini ISBI Tanah Papua telah menyiapkan pagelaran khusus di Bukit Jokowi yang bertema Cinta Tanah Air dan Bela Negara. Pagelaran ini rencananya akan disaksikan Presiden RI dalam waktu dekat ini.
Guna menumbuhkan budaya kreatif di kalangan kampus, Prof Rai membuat terobosan yaitu ‘Sabtu Kreatif’. Setiap hari Sabtu kampus akan dihidupkan dengan berbagai kegiatan berkesenian untuk membangun budaya penciptaan kreatif dan pengkajian secara seimbang. Kegiatan ini akan memotivasi civitas akademika khususnya mahasiswa ISBI Tanah Papua dalam berkarya sebelum mereka melaju ke karya Tugas Akhir (TA). *isu
1
Komentar