PDAM Dituding Serobot Air Subak
Petani Subak Guama menolak rencana PDAM mengambil air untuk dikomersilkan dari Yeh Sungi.
TABANAN, NusaBali
Petani di Tabanan sampaikan keluhan atas kekeringan di areal persawahan kepada anggota Dewan saat menghadiri sosialisasi Ranperda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani di gedung DPRD Tabanan, Rabu (20/4). Menurut petani, terjadinya kekeringan di hilir akibat ulah PDAM Tabanan yang menyerobot air subak untuk keperluan komersil.
Perwakilan Subak Guama, Desa Selanbawak, Kecamatan Marga, Tabanan, I Made Astawa mencontohkan, mata air di Yeh Sungi dilirik PDAM untuk dikomersilkan. Padahal air Yeh Sungi menjadi andalan petani untuk pengairan di sawah. Dikatakan, rencana PDAM mengambil air dari Yeh Sungi sudah dalam kajian meski rencana itu mendapat penolakan dari petani. “Subak sudah kekeringan, satu DAM (bendungan) digunakan delapan subak. Akibat kekurangan air kami tanam padi bergiliran,” ungkap Astawa.
Astawa menambahkan, belum lama ini turun lagi kajian berupa proposal yang menyatakan petani di Subak Guama dan sekitar Yeh Sungi tidak kekurangan air. Atas turunnya hasil kajian itu, pengurus subak layangkan komplin ke Balai Pengairan Bali-Penida di Denpasar. Petani berharap pihak Bali Pengairan Bali-Penida lebih mengutamakan petani dan mengurangi penggunaan air untuk komersil. Petani pun menganjurkan untuk keperluan komersil menggunakan terobosan baru yakni mengubah air laut menjadi air bersih. “Katanya ada terobosan baru, pakai itu dong. Jangan ambil air pertanian untuk komersil,” tandas Astawa.
Keluhan senada dilontarkan pengurus Sabhantara Pekaseh Kecamatan Kediri, I Wayan Luget. Ia menyebut pengairan ke subak di Kecamatan Kediri tersendat akibat air sungai diserobot PDAM. Kondisi ini membuat petani resah. Ia pun menyayangkan, Tabanan dengan sumber mata air berlimpah namun tak bisa dioptimalkan untuk pertanian. “Kami di Kediri juga mengalami kekeringan,” tandas Luget.
Anggota DPRD Tabanan yang menjadi inisiator Ranperda Inisiatif Dewan, I Gusti Nyoman Omardani berjanji akan melakukan kajian. Menurut politisi muda asal Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan ini masalah perairan harus dibuatkan Perda Khusus atau masuk Ranperda Muatan Lokal. “Pertanian dan perkebunan tak bisa dipisahkan dari air. Kami tampung keluhan petani ini,” tandas Omardani yang mantan Perbekel Desa Belimbing dua kali periode.
Dikatakan, dalam diskusi bersama petani itu, persoalan tak hanya fokus tentang air dan keluhan terhadap PDAM yang menyerobot air sungai. Petani juga minta solusi pemasaran pasca panen. Termasuk upaya menjadikan pertanian itu menarik sehingga generasi muda tertarik menekuni Dharma Pamaculan (pertanian, red). Perda Inisiatif Dewan ini akan dirampungkan pada bulan Mei.
Sayang Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana saat dikonfirmasi Rabu malam belum bisa dikonfirmasi. Telepon selulernya dalam keadaan tidak aktif. Sementara Kasubag Humas PDAM Tabanan, I Gede Wijana Arnawa menampik tudingan petani yang menyebut PDAM mengambil air untuk komersil dari sungai. Ia juga membantah kekeringan di hilir disebabkan oleh PDAM yang ambil air dari subak. “Kami tak ada mengambil air subak,” tandas Wijana. Terkait rencana kelola air dari Yeh Sungi, Wijana mengaku tak tahu. 7 cr61
Komentar