nusabali

Penjualan Ornamen Palinggih Masih Sepi

  • www.nusabali.com-penjualan-ornamen-palinggih-masih-sepi

Penjualan ornament (hiasan) palinggih, baik untuk pamerajan ( tempat persembahyangan keluarga) dan pura masih sepi, jelang Hari Raya Galungan, 26 Desember depan.

DENPASAR, NusaBali
Suasana perekonomian yang dirasakan lesu, diperkirakan menjadi penyebab utama kelesuan bisnis ornamen palinggih. Para pedagang ornament  dan peralatan upacara mengaku, keadaan kali ini berbeda dengan hari raya Galungan sebelumnya.

“Galungan enam bulan lalu, dadian bin dik (mendingan),” ujar Luh Dwi, seorang pedagang ornament dan peralatan upacara di Pasar Kreneng, Denpasar, Rabu (14/11).   “Dulu warga sudah mulai ramai membeli wastra,ider-ider (ornament hiasan) meski Galungan masih sebulan lagi,”  paparnya.

Luh Dwi mengaku tidak tahu, mengapa penjualan masih sepi. “Mungkin karena pariwisata sepi, pasar juga sepi,” duganya. Yang jelas, kata Luh Dwi, sebagai pedagang dia maupun pedagang lain berharap, agar penjualan ramai. “Mudah-mudahan makin dekat Galungan, penjualan jadi ramai,” harap Luh Dwi.

Harapan senada disampaikan Ni Nyoman Lia, pedagang ornamen dan peralatan upacara di kawasan  Batubulan Kangin, Sukawati, Gianyar. “Memang sudah ada mulai pembelian, namun masih biasa-biasa saja,” ujar Lia.

Penjualan, kata Lia biasanya akan meningkat sepekan atau beberapa hari jelang hari raya Galungan. “Selain cari untung, jual alat upacara ini juga untuk ngayah,” ucapnya.

Untuk diketahui, bisnis penjualan ornament  palinggih dan peralatan upacara, akan semakin semarak jelang hari raya keagamaan. Salah satunya adalah hari raya Galungan – Kuningan. Ornamen maupun peralatan upacara tersebut di antaranya ider-ider, lamak, wastra, kober, salang, umbul-umbul, hingga sangku. Tentu saja termasuk dupa.

Ider-ider misalnya, harganya bervariasi mengacu bahan dan detail hiasanya. Dari  Rp 15.000 per meter sampai Rp 50.000 per meter. “Yang sekarang banyak dicari adalah ider-ider dari kain beludru,” kata Luh Dwi. *k17

Komentar