Komisi IV Dorong Puskesmas Abiansemal I Jadi RS Kelas C
Komisi IV DPRD Badung menggelar rapat kerja bersama sejumlah OPD terkait bidang kesehatan di Ruang Madya Gosana, Rabu (14/11).
MANGUPURA, NusaBali
Rapat dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Badung AA Ngurah Ketut Agus Nadi Putra didampingi anggota, Made Retha dan I Gede Wardhana Erawan. Pimpinan OPD yang hadir, Kepala Dinas Kesehatan dr Gede Putra Suteja, Kepala Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Badung Putu Rianingsih dan Dirut RSUD Mangusada dr Nyoman Gunarta.
Komisi IV menyoroti rencana peningkatan Puskesmas Abiansemal I menjadi rumah sakit kelas C yang belum masuk dalam RAPBD 2019. Dewan mendorong agar peningkatan Puskesmas Abiansemal I tersebut bisa terealisasi di 2019. “Itu harus segera terealisasi, jangan sampai dirasionalisasi untuk mengantisipasi penuhnya RSUD Mangusada. Dengan adanya rumah sakit di Abiansemal otomatis akan ada penopang RSUD Mangusada untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ingin agar berjalan di 2019,” kata Nadi Putra.
Senada dengan Nadi Putra, anggota Komisi IV Made Retha juga menginginkan peningkatan Puskesmas Abiansemal I menjadi RS, karena pelayanan kesehatan merupakan skala prioritas. Ketika ada yang dirasionalisasi, jangan sampai memotong program yang bersifat prioritas. “Program yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Badung jangan sampai tidak terealisasi. Apalagi lahir, hidup, mati di Badung itu gratis,” tegasnya.
Putra Suteja mengemukakan detail engineering design (DED) RS sudah ada sejak 2017. Selanjutnya, pembangunan fisiknya ada di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). “Kami hanya menyiapkan tenaga dan alat kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lainnya, KBS sudah kami tingkatkan nilainya. Mengantisipasi banyaknya masyarakat yang menggunakan KBS jika BPJS tidak mampu menopang,” jelasnya.
Sementara Gunarta mengatakan, program peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD akan ada penambahan gedung blok D, blok F, dan blok G. Pembangunan gedung D rencana akan digunakan untuk poliklinik dengan sistem cluster, dan ruang rawat inap untuk kelas II dan kelas I.
Kemudian untuk gedung F dimanfaatkan untuk pusat onkologi pelayanan khusus kanker, ruangan pelayanan eksklusif seperti pelayanan bayi tabung, dan ruangan khusus rawat anak. Ruang penghubung kedua blok ini akan digunakan untuk ruangan operasi emergency. Sedangkan blok G untuk pusat pelayanan cuci darah, dimana saat ini ada 300 pasien yang rutin melakukan cuci darah. Blok ini juga menjadi pusat manajemen, untuk pendidikan dan pengembangan, dapur serta laundry. “Gedung F ini yang sebenarnya urgent. Kalau gedung D, jika belum bisa terealisasi di tahun 2019 masih bisa menggunakan poliklinik yang lama,” ujarnya. Terkait peningkatan SDM yang mumpuni, pihaknya sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk beasiswa tenaga kesehatan. *asa
Rapat dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Badung AA Ngurah Ketut Agus Nadi Putra didampingi anggota, Made Retha dan I Gede Wardhana Erawan. Pimpinan OPD yang hadir, Kepala Dinas Kesehatan dr Gede Putra Suteja, Kepala Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Badung Putu Rianingsih dan Dirut RSUD Mangusada dr Nyoman Gunarta.
Komisi IV menyoroti rencana peningkatan Puskesmas Abiansemal I menjadi rumah sakit kelas C yang belum masuk dalam RAPBD 2019. Dewan mendorong agar peningkatan Puskesmas Abiansemal I tersebut bisa terealisasi di 2019. “Itu harus segera terealisasi, jangan sampai dirasionalisasi untuk mengantisipasi penuhnya RSUD Mangusada. Dengan adanya rumah sakit di Abiansemal otomatis akan ada penopang RSUD Mangusada untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ingin agar berjalan di 2019,” kata Nadi Putra.
Senada dengan Nadi Putra, anggota Komisi IV Made Retha juga menginginkan peningkatan Puskesmas Abiansemal I menjadi RS, karena pelayanan kesehatan merupakan skala prioritas. Ketika ada yang dirasionalisasi, jangan sampai memotong program yang bersifat prioritas. “Program yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Badung jangan sampai tidak terealisasi. Apalagi lahir, hidup, mati di Badung itu gratis,” tegasnya.
Putra Suteja mengemukakan detail engineering design (DED) RS sudah ada sejak 2017. Selanjutnya, pembangunan fisiknya ada di bawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). “Kami hanya menyiapkan tenaga dan alat kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lainnya, KBS sudah kami tingkatkan nilainya. Mengantisipasi banyaknya masyarakat yang menggunakan KBS jika BPJS tidak mampu menopang,” jelasnya.
Sementara Gunarta mengatakan, program peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD akan ada penambahan gedung blok D, blok F, dan blok G. Pembangunan gedung D rencana akan digunakan untuk poliklinik dengan sistem cluster, dan ruang rawat inap untuk kelas II dan kelas I.
Kemudian untuk gedung F dimanfaatkan untuk pusat onkologi pelayanan khusus kanker, ruangan pelayanan eksklusif seperti pelayanan bayi tabung, dan ruangan khusus rawat anak. Ruang penghubung kedua blok ini akan digunakan untuk ruangan operasi emergency. Sedangkan blok G untuk pusat pelayanan cuci darah, dimana saat ini ada 300 pasien yang rutin melakukan cuci darah. Blok ini juga menjadi pusat manajemen, untuk pendidikan dan pengembangan, dapur serta laundry. “Gedung F ini yang sebenarnya urgent. Kalau gedung D, jika belum bisa terealisasi di tahun 2019 masih bisa menggunakan poliklinik yang lama,” ujarnya. Terkait peningkatan SDM yang mumpuni, pihaknya sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk beasiswa tenaga kesehatan. *asa
Komentar