Irigasi Putus, 14 Ha Sawah Terdampak
Di akses jalan yang putus itu menyatu dua saluran irigasi ke sawah Tempek Klumpu Kelodan dan Tempek Klumpu Kaja, Subak Penataran, Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Akibat hujan deras melanda Tabanan pada Rabu (14/11) malam membuat irigasi dan jalan Subak Penataran di Banjar Lebah, Desa Marga, Kecamatan Marga, putus. Putusnya akses jalan dan saluran irigasi sepanjang 15 meter dengan tinggi 7 meter, membuat petani yang ada di Tempek Klumpu Kelodan dan Tempek Klumpu Kaja, Subak Penataran, terancam tidak bisa menanam padi.
Seperti pantauan di lapangan pada Kamis (15/11) siang, beberapa petani tidak bisa lewat menggunakan sepeda motor. Di akses jalan yang putus itu, menyatu dua saluran irigasi. Irigasi bagian bawah mengairi sawah Tempek Klumpu Kelodan dan di bagian atas mengairi sawah Tempek Klumpu Kaja. Seluruh material yang putus itu juga menutup saluran pembuangan subak ke arah daerah lainnya.
Sementara untuk luas sawah yang terdampak akibat putusnya saluran irigasi itu total sekitar 14 hektare. Dengan rincian Tempek Subak Klumpu Kelodan 10 hektare dan Tempek Subak Klumpu Kaja 4 hektare dari luas keseluruhan 8 hektare. Oleh karena itu sawah yang terdampak terancam tidak bisa menanam padi. Padahal bulan Desember mendatang sudah akan masuk musim tanam.
Seperti yang diungkapkan oleh petani di Tempek Klumpu Kelodan, I Made Wirna, 50. Putusnya akses jalan subak dan saluran irigasi karena Rabu malam di wilayahnya turun hujan deras. Di samping juga tanah sekitaran akses jalan yang putus sebelumnya sudah retak-retak. “Rabu malam dari sekitar pukul 22.00 Wita hujan deras, disertai petir dan angin sehingga tidak ada orang yang keluar menengok sawah,” tuturnya.
Bahkan enam bulan lalu, saluran irigasi yang ada di Tempek Klumpu Kelodan sudah sempat putus sepanjang 6 meter. Sehingga para petani membuat saluran irigasi darurat menggunakan drum. “Apalagi sekarang, retak akses jalan sudah meluas, dan kami takut putusnya akses jalan dan saluran subak juga meluas,” imbuhnya.
Karena musim tanam akan dimulai, dimana traktor petani rata-rata sudah turun ke sawah, sebab sesuai jadwal pertengahan Desember akan mulai tanam, besar harapannya bisa segera ada perbaikan oleh anggota subak dan pemerintah. “Sebab kalau kami hanya mengandalkan hujan tidak bisa, harus ada aliran air,” tegas Wirna warga dari Banjar Lebah, Desa Marga, ini.
Hal senada pun disampaikan oleh I Nyoman Buda, 60. Dirinya berharap saluran irigasi segera diperbaiki dan mendapat bantuan dari pemerintah. Karena jika lama tidak tertangani maka petani khususnya di Tempek Klumpu Kelodan terancam tidak bisa menanam padi. “Semoga cepat ditangani karena traktor petani sudah turun, siap membajak sawah,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas PUPR Tabanan I Made Yudiana mengatakan terkait putusnya akses jalan dan saluran irigasi tersebut sudah diketahui. Langkah selanjutnya akan dikoordinasikan bersama dengan OPD terkait. “Yang jelas tetap kami atensi, sementara untuk waktu perbaikan besok kami baru rapatkan,” tandas Yudiana. *de
Akibat hujan deras melanda Tabanan pada Rabu (14/11) malam membuat irigasi dan jalan Subak Penataran di Banjar Lebah, Desa Marga, Kecamatan Marga, putus. Putusnya akses jalan dan saluran irigasi sepanjang 15 meter dengan tinggi 7 meter, membuat petani yang ada di Tempek Klumpu Kelodan dan Tempek Klumpu Kaja, Subak Penataran, terancam tidak bisa menanam padi.
Seperti pantauan di lapangan pada Kamis (15/11) siang, beberapa petani tidak bisa lewat menggunakan sepeda motor. Di akses jalan yang putus itu, menyatu dua saluran irigasi. Irigasi bagian bawah mengairi sawah Tempek Klumpu Kelodan dan di bagian atas mengairi sawah Tempek Klumpu Kaja. Seluruh material yang putus itu juga menutup saluran pembuangan subak ke arah daerah lainnya.
Sementara untuk luas sawah yang terdampak akibat putusnya saluran irigasi itu total sekitar 14 hektare. Dengan rincian Tempek Subak Klumpu Kelodan 10 hektare dan Tempek Subak Klumpu Kaja 4 hektare dari luas keseluruhan 8 hektare. Oleh karena itu sawah yang terdampak terancam tidak bisa menanam padi. Padahal bulan Desember mendatang sudah akan masuk musim tanam.
Seperti yang diungkapkan oleh petani di Tempek Klumpu Kelodan, I Made Wirna, 50. Putusnya akses jalan subak dan saluran irigasi karena Rabu malam di wilayahnya turun hujan deras. Di samping juga tanah sekitaran akses jalan yang putus sebelumnya sudah retak-retak. “Rabu malam dari sekitar pukul 22.00 Wita hujan deras, disertai petir dan angin sehingga tidak ada orang yang keluar menengok sawah,” tuturnya.
Bahkan enam bulan lalu, saluran irigasi yang ada di Tempek Klumpu Kelodan sudah sempat putus sepanjang 6 meter. Sehingga para petani membuat saluran irigasi darurat menggunakan drum. “Apalagi sekarang, retak akses jalan sudah meluas, dan kami takut putusnya akses jalan dan saluran subak juga meluas,” imbuhnya.
Karena musim tanam akan dimulai, dimana traktor petani rata-rata sudah turun ke sawah, sebab sesuai jadwal pertengahan Desember akan mulai tanam, besar harapannya bisa segera ada perbaikan oleh anggota subak dan pemerintah. “Sebab kalau kami hanya mengandalkan hujan tidak bisa, harus ada aliran air,” tegas Wirna warga dari Banjar Lebah, Desa Marga, ini.
Hal senada pun disampaikan oleh I Nyoman Buda, 60. Dirinya berharap saluran irigasi segera diperbaiki dan mendapat bantuan dari pemerintah. Karena jika lama tidak tertangani maka petani khususnya di Tempek Klumpu Kelodan terancam tidak bisa menanam padi. “Semoga cepat ditangani karena traktor petani sudah turun, siap membajak sawah,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas PUPR Tabanan I Made Yudiana mengatakan terkait putusnya akses jalan dan saluran irigasi tersebut sudah diketahui. Langkah selanjutnya akan dikoordinasikan bersama dengan OPD terkait. “Yang jelas tetap kami atensi, sementara untuk waktu perbaikan besok kami baru rapatkan,” tandas Yudiana. *de
Komentar