Nelayan 'Panen Raya' Rumput Laut
Cuaca yang mendukung, serta bebas dari gangguan ikan, nelayan Serangan, Denpasar Selatan (Densel) menikmati ‘panen raya’ rumput laut.
DENPASAR, NusaBali
Jenis rumput laut tersebut, oleh warga setempat dikenal dengan bulung sanggu’, yang biasa dikonsumsi sebagai rujak bulung. Panen rumput laut ini tentu saja mengembirakan para nelayan maupun warga setempat. Bukan saja karena ‘panen’ yang melimpah, namun harga rumput laut jenis bulung sangu’ juga menjanjikan. Rata- rata harga perkilo Rp 150.000. “Namun bulung tersebut sudah kering,” ucap I Made Dania, seorang nelayan setempat, Kamis (14/11).
Dania dan juga warga lainnya, mengaku gembira dengan musim panen rumput laut kali ini. “Masa panen sudah dua bulan lebih,” tambah yang lainnya.
Pencarian rumput laut dilakukan setiap pagi di perairan Serangan dan sekitar. Rata- rata 50 kilogram rumput laut yang masih basah, berhasil dipetik petani. Selanjutnya dijemur, sehingga bulung tersebut menjadi kering.
Diperlukan waktu 4 kali penjemuran, agar rumput laut kering dan memutih.”Dengan catatan cuaca normal,” ujar Dania. Sebaliknya jika hujan, bukan saja proses pengeringan menjadi terganggu, tetapi rumput laut juga terancam membusuk.
“ Hujan juga bermanfaat untuk pertumbuhan rumput laut. Namun jika berlebih menjadikan rumput busuk,” ujarnya. Melimpahnya panen rumput laut, juga karena ‘musim ‘ ini rumput laut bebas dari gangguan ikan. Ikan pengganggu oleh warga Serangan disebut ikan trincik, yakni sejenis ikan kecil (teri) yang doyan menggasak rumput laut. “Biasanya pada bulan tiga (Maret- April) serangan ikan trincik mengganas,” kata Dania. *K17
Jenis rumput laut tersebut, oleh warga setempat dikenal dengan bulung sanggu’, yang biasa dikonsumsi sebagai rujak bulung. Panen rumput laut ini tentu saja mengembirakan para nelayan maupun warga setempat. Bukan saja karena ‘panen’ yang melimpah, namun harga rumput laut jenis bulung sangu’ juga menjanjikan. Rata- rata harga perkilo Rp 150.000. “Namun bulung tersebut sudah kering,” ucap I Made Dania, seorang nelayan setempat, Kamis (14/11).
Dania dan juga warga lainnya, mengaku gembira dengan musim panen rumput laut kali ini. “Masa panen sudah dua bulan lebih,” tambah yang lainnya.
Pencarian rumput laut dilakukan setiap pagi di perairan Serangan dan sekitar. Rata- rata 50 kilogram rumput laut yang masih basah, berhasil dipetik petani. Selanjutnya dijemur, sehingga bulung tersebut menjadi kering.
Diperlukan waktu 4 kali penjemuran, agar rumput laut kering dan memutih.”Dengan catatan cuaca normal,” ujar Dania. Sebaliknya jika hujan, bukan saja proses pengeringan menjadi terganggu, tetapi rumput laut juga terancam membusuk.
“ Hujan juga bermanfaat untuk pertumbuhan rumput laut. Namun jika berlebih menjadikan rumput busuk,” ujarnya. Melimpahnya panen rumput laut, juga karena ‘musim ‘ ini rumput laut bebas dari gangguan ikan. Ikan pengganggu oleh warga Serangan disebut ikan trincik, yakni sejenis ikan kecil (teri) yang doyan menggasak rumput laut. “Biasanya pada bulan tiga (Maret- April) serangan ikan trincik mengganas,” kata Dania. *K17
Komentar