Pemprov Hadirkan Prof Rhenald Kasali
Pemprov Bali undang Prof Rhenald Kasali, pakar perubahan dan bisnis dari Universitas Indonesia, sebagai pembicara dalam seminar yang akan digelar di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Art Center Denpasar, 23 April 2016 lusa.
Bicara Soal Strategi Hadapi Perubahan
DENPASAR,NusaBali
Kehadiran Prof Rhesnaldi sekaligus untuk memberikan ceramah kepada jajaran birokrat di Bali mengenai strategi menghadapi perubahan.
Seminar dengan mendatangkan Prof Rhenaldi ini digelar serangkaian acara HUT ke-58 Provinsi Bali, 14 Agustus 2016 mendatang. “Ini merupakan pembukaan rangkaian acara kita untuk menyambut HUT Provinsi Bali. Setelah ini, selanjutnya akan dipikirkan lagi seminar berikutnya beserta siapa narasumbernya,” ungkap Gubernur Made Mangku Pastika dalam konferensi persnya di Press Room Biro Humas Setda Provinsi Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu (20/4).
Pastika menegaskan, seminar yang menghadirkan Prof Rhenaldi, Sabtu pagi pukul 08.30 Wita nanti, mengambil tema ‘Mau ke Mana Kita? Perubahan dan Tradisi’. Menurut Pastika, penting mengambil tema perubahan, karena perubahan merupakan suatu keniscayaan dan dunia sudah menyiapkan diri menghadapi perubahan. “Bahkan, Barack Obama pun dalam kampanyenya menyinggung masalah perubahan,” katanya.
Terkait perubahan ini, Pastika menyadarinya sebagai suatu hal yang dilematis di Bali. Di satu sisi, Bali sangat kental dengan adat dan tradisi. Namun, di sisi lain, masyarakat Bali harus mulai berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Hanya saja, perubahan itu tidak serta merta harus meninggalkan adat, tradisi, budaya, agama, dan alam Bali.
“Kita harus pikirkan, mana yang duluan berubah? Apanya yang berubah? Tahapan, siapa yang akan mengubah? Semua harus dipikirkan,” beber Pastika yang kemarin didampingi Kepala Inspektorat Provinsi Bali Ketut Teneng dan Karo Humas Setda Provinsi Bali, Desa Gede Mahendra Putra.
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang, menurut Pastika, jadi dasar kenapa mengundang Prof Rhenaldi, sang motivator serta pakar perubahan dan bisnis, sebagai pembicara. Dengan demikian, ujungnya nanti akan ditemukan perubahan yang paling pas untuk Bali.
“Setelah seminar, nanti kita harus mencapai konsensus, perubahan itu tidak serta merta mengubah Bali secara keseluruhan. Bali masih milik masyarakat Bali keseluruhan dan tetap menjadi milik Indonesia, bahkan dunia,” tegas Gubernur Bali pertama asal kawasan utrara ini.
Pastika menyatakan, dalam seminar nanti, Prof Rhenaldi akan bicara di depan para pejabat Pemprov Bali dan tokoh-tokoh masyarakat. Para guru besar dari perguruan tinggi di Bali juga ikut diundang hadiri seminar nanti. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Pemprov Bali dan dalam rangka reformasi birokrasi.
Ke depan, Pastika berharap melalui pencerahan dan masukan dari Prof Rhenaldi, semua aparatur khususnya di Pemprov Bali bisa lebih paham akan tupoksinya masing-masing dan siap menghadapi perubahan. Pasalnya, untuk tetap survive dan exist di tengah perubahan, Bali harus mempunyai para pengatur yang visioner, yang mampu memikirkanperubahan 5-10 tahun mendatang. Selain itu, Pastika juga ingin menggugah masyarakat akan perubahan yang benar-benar nyata terjadi, karena Bali sudah pasti akan berubah.
Pastika berharap masyarakat tidak terus berada di zona nyaman. Dia tidak ingin Bali telat menghadapi perubahan, karena sudah banyak contoh negara dan pemerintahan yang hancur karena kurang menyadari perubahan. Contohnya, Uni Soviet. Rezim Orde Lama dan Orde Baru juga produk yang gagal menghadapi perubahan zaman. “Ini merupakan bagian dari manajemen strategis, bagaimana kita mengatur perubahan itu. Jangan direduksi pikiran kita hanya untuk praktis hari ini saja. Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban saya untuk mengingatkan.” 7 nat
Komentar