nusabali

Antisipasi Pungli di Objek Wisata, Camat Gencarkan Pembinaan

  • www.nusabali.com-antisipasi-pungli-di-objek-wisata-camat-gencarkan-pembinaan

Camat Tembuku I Dewa Agung Putu Purnama mengoptimalkan pembinaan antisipasi adanya pungutan liar di objek-objek wisata.

BANGLI, NusaBali
Beberapa objek wisata di Tembuku sudah dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), ada pula yang masih persiapan.  Agung Purnama mengatakan, pengembangan objek wisata di Tembuku, seperti Tukad Krisik, belum ada retribusi melainkan masih bentuk punia. Bila nantinya objek wisata yang baru dikenalkan beberapa bulan terakhir ini dikelola BUMDes, baru berlaku sistem retribusi. Jika belum ada payung hukum yang menaungi, tentu tidak sembarangan melakukan pungutan. “Melakukan pungutan tanpa ada dasar sudah jelas pungli, maka dari itu kami bersam kepala desa membuat jadwal setiap minggu untuk melakukan pembinaan di objek wisata,” ucapnya, Jumat (16/11).

Menurutnya, untuk wilayah Tembuku yang kini sedang banyak dikunjungi adalah objek wisata Tukad Cepung. Objek wisata ini saat ini sudah dikelola BUMDes. “Objek wisata yang dikelola BUMDes dengan harapan ke depan bisa lebih baik, dan objek bisa semakin maju,” imbuhnya.

Ditanya terkait pengelolaan objek wisata yang melakukan pungutan, namun belum jelas dasar hukum, Agung Purnama tidak menampik hal tersebut. Diakui jika pihaknya sudah melakukan pendekatan agar pengelolaan bisa melalui BUMDes. “Kami sudah lakukan penjajakan, memberikan informasi terkait pengelolaan objek wisata ini. Kami sarankan masuk BUMDes bukan karena ingin menguasai hasilnya, namun dampaknya akan dirasakan masyarakat. Hasilnya bisa untuk pembangunan desa, dan tidak ada kecemburuan warga,” bebernya.

Dikatakannya, jika objek ini memang memanfaatkan lahan pribadi, tapi alam yang dijual tentu milik pemerintah sehingga dalam pemanfaatan harus ada izin. “Bila melakukan pungutan tanpa dasar jelas itu pungli. Untuk itu kami berkewajiban melakukan pembinaan, agar penggelolaan suatu objek wisata tidak melenceng,” tandasnya.

Dikatakan pula untuk wilayah Tembuku, dari enam desa, empat di antaranya sudah menjadi desa wisata. Wisata yang ditawarkan mulai dari wisata alam hingg wisata spiritual, dan yang terbaru akan dikembangkan objek Alas Metapa Pancoran Solas, yang berlokasi di Desa Peninjoan. “Sejatinya pontesi yang ada cukup banyak, namun masih perlu pentaan sehingga layak jual,” ucapnya. *es

Komentar